Selasa, 16 September 2014

Hari Raya yang disalah artikan

Ceramah Ilmiah
Hari Raya yang disalah-artikan



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي خلق الفرح والسرور في قلب المؤمنين والصلاة والسلام على سيدنا محمد خاتم الانبياء والمرسلين وعلى اله وصحبه من اتّبعه الى يوم الدين اللهم اغفر لنا  واجعلنا من الفائزين....!!!

Ikhwanul Muslimin.............

Hari Raya dijadikan oleh Allah sebagai hari kemenangan bagi orang-orang yang mentaati perintah-Nya. Mereka berbahagia karena mampu beramal dan berbuat kebajikan sepanjang tahun. Maka hari raya sebenarnya milik orang-orang yang mentaati Allah dan bukan untuk orang-orang yang bermaksiat kepada Allah. Syeikh Hasanul Bashri berkata:
كل يوم لا يعصى الله فيه فهو عيد، وكل يوم يقطعه المؤمن في طاعة مولاه وذكره وشكره فهو له عيد
Setiap hari yang kita jalani tanpa maksiat kepada Allah adalah hari raya, dan setiap hari yang dijalani oleh seorang mukmin dengan taat, berzikir dan bersyukur kepada Allah, maka baginya hari itu adalah hari raya.
Saudaraku...................
Hari raya bukan untuk orang yang berpakaian baru, tatapi hari raya untuk orang yang ta'at selalu
Hari raya bukan untuk orang yang bermegah diri dengan harta, tetapi hari raya untuk orang yang terampuni dosanya. 

Pada kesempatan kali ini, kami mencoba untuk mengetengahkan beberapa budaya maksiat yang sering terjadi di hari raya dan tentunya dapat mengotori kesucian hari raya. Semoga ceramah singkat ini dapat menjadi bahan renungan untuk melangkah ke masa yang akan datang yang Insya Allah akan lebih baik dari masa-masa yang telah kita lewati. Budaya tersebut antara lain:
1.       Bercampurnya  lelaki dan perempuan.( اختلاط الرجال بالنساء)   

Keramain hari raya terlihat dimana-mana, terlebih di tempat tempat rekreasi yang dianggap masyarakat menarik untuk dikunjungi, hal itu tidak salah selama tidak bercampur baur antara lelaki dan perempuan. Al-Imam Abi Zakariya mahyiddin al-Nawawi dalam kitabya al-Majmu' menyebutkan bahwa bercampurnya lelaki dan perempuan tanpa menutup wajah adalah bid'ah yang keji. Akibat bercampur baurnya lelaki dan perempuan di berbagai tempat, lahirlah tradisi bersalam -salaman antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya.  bersalam-salaman memang dianjurkan oleh islam, tetapi jangan dijadikan alasan untuk memuluskan rencana menyentuh dan mendekati  lawan jenis. Bagaimana mungkin dosa diampuni dengan bersalam-salaman jika hal itu kita jadikan kesempatan untuk bermaksiat.

2.       Bergadang yang menyebabkan tinggalnya shalat subuh dan shalat hari raya.
.( السهر ليلة العيد، مما يؤدي إلى تضييع صلاة الفجر والعيد معا )ً

Begadang memang hobinya remaja dan pemuda, katanya "malam itu indah, jadi jangan dilewatkan dengan tidur", rugi.....
Padahal orang yang tidak bergadang aja shalat shubuhnya sering tinggal, apalagi kalau bergadang, biasanya jam sepuluh baru bangkit dari tempat tidur. Shalat subuhnya lewat, shalat hari raya juga lewat.  Lalu apa artinya hari raya jika kita meninggalkan shalat yang merupakan tiang agama?, subhanallah.........!

3.       Mubazir makanan dan minuman (الإسراف والتبذير )
Kata orang atjeh "Meunyoe ka kaya, tuwoe keu gasien". Inilah kenyataannya di hari raya, banyak orang yang membuang makanan dan minuman tanpa merasa kehilangan atau kekurangan, karena persediaan makanan masih banyak. Kita acapkali lupa saudara-saudara kita yang kelaparan dan tidak memiliki apa-apa di hari raya, mereka hanya bisa menyaksikan orang lain yang gembira dan ceria, sedangkan mereka terpaksa merayakan hari raya dengan perut kosong dan memaksakan diri untuk tersenyum. Alangkah indah jika hari raya kita rayakan dengan saling berbagi, kata orang bijak "Membahagiakan orang lain adalah hal yang paling membahagiakan". Jangan tunggu tetangga datang untuk meminta, jangan tunggu orang miskin datang untuk mengemis, tapi datanglah ketempat mereka untuk memberikan sesuatu yang dapat mengisi kekosongan perut mereka atau yang dapat menghilangkan dahaga mereka.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Sesunggunya Orang-orang yang mubazir itu teman syaithan, dan syaithan itu kufur terhadap tuhannya(al-Isra' 27)

4.       Keluarnya perempuan dari rumah untuk memamerkan kecantikan, pakaian dan perhiasannya
(خروج النساء لإظهار الزينة ولفت الأنظار إليها)

Sebagian wanita merasa rugi apabila keindahannya di hari raya tidak ada yang memperhatikan, hal inilah yang membuat mereka suka jalan-jalan diluar rumah dengan harapan ada pangeran yang terpesona dengan keindahan pakaian, perhiasan dan kecantikannya. Islam tidak pernah menganjurkan hal ini. Islam memerintahkan wanita untuk menutup dirinya dari lelaki dan tidak boleh memamerkan kecantikan, pakaian atau perhiasannya kecuali kepada suaminya. Nah, wahai kaum muslimat jangan tergoda dengan tipuan syaithan yang selalu membisikkan kekejian. Berjuta masalah timbul jika saudari mengikuti gaya hidup orang yang krisis agama yang suka memamerkan diri hanya untuk mendapat pujian.
  1. Menyalakan api di malam hari raya (إشعال النار ليلة العيد)
Sampai hari ini kita masih sering melihat orang-orang yang menyalakan api di malam hari raya dan membiarkannya menyala sepanjang malam tanpa ada keperluan, perbuatan seperti itu tidak dibolehkan dalam Islam, karena hal itu mendekati perbuatan kaum majusi yang membiarkan api selalu menyala dan menuhankannya, tetapi menyalakan api karena hajat atau keperluan di bolehkan, seperti orang yang menyalakan api untuk memasak, membakar ikan dan sebagainya, karena perbuatan kita tidak terkesan mengagungkan api untuk mensyi'arkan perbuatan kaum majusi  (إظهار شعار المجوس في الاعتناء بالنار), kita hanya menjadikannya sebagai alat untuk memasak dan sebagainya.
Alangkah disayangkan pemuda Islam saat ini, mereka tidak hanya menyalakan api untuk memeriahkan hari raya, tetapi juga menambah panasnya api dengan panasnya munuman keras atau semacamnya. Hal ini seolah sudah lumrah di Atjeh, tidak ada satu pihak pun yang mau peduli. Jika keadaan ini tidak kita robah, suatu saat  Aceh akan menjadi Negeri pemabuk yang tidak punya kekuatan dan sangat mudah ditaklukkan oleh misionaris-misionaris Kristen dan oleh zionis Yahudi. Na'uzu billahi min zalik..........
Hanya ini yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, terimaksih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan. Apabila dalam pembahasan kami tadi, tgk rasa ada kesalahan atau kekeliruan, mohon disampaikan untuk sama-sama kita perbaiki.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


Referensi

  1. Mausu'atul khutbi wad durus oleh: Ali Naif al-Syuhud
  2. Al-Majmu' Syarah Muhazzab Oleh:  Al-Imam Abi Zakariya mahyiddin al-Nawawi

0 komentar:

Posting Komentar