Ceramah
Ilmiah
Hari Raya
yang disalah-artikan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي خلق الفرح والسرور في قلب
المؤمنين والصلاة والسلام على سيدنا محمد خاتم الانبياء والمرسلين وعلى اله وصحبه
من اتّبعه الى يوم الدين اللهم اغفر لنا
واجعلنا من الفائزين....!!!
Ikhwanul Muslimin.............
Hari Raya dijadikan oleh Allah
sebagai hari kemenangan bagi orang-orang yang mentaati perintah-Nya. Mereka
berbahagia karena mampu beramal dan berbuat kebajikan sepanjang tahun. Maka
hari raya sebenarnya milik orang-orang yang mentaati Allah dan bukan untuk
orang-orang yang bermaksiat kepada Allah. Syeikh Hasanul Bashri berkata:
كل يوم لا
يعصى الله فيه فهو عيد، وكل يوم يقطعه المؤمن في طاعة مولاه وذكره وشكره فهو له عيد
Setiap hari yang kita jalani
tanpa maksiat kepada Allah adalah hari raya, dan setiap hari yang dijalani oleh
seorang mukmin dengan taat, berzikir dan bersyukur kepada Allah, maka baginya
hari itu adalah hari raya.
Saudaraku...................
Hari raya bukan untuk orang yang berpakaian baru,
tatapi hari raya untuk orang yang ta'at selalu
Hari raya bukan untuk orang yang bermegah diri
dengan harta, tetapi hari raya untuk orang yang terampuni dosanya.
Pada kesempatan kali ini, kami
mencoba untuk mengetengahkan beberapa budaya maksiat yang sering terjadi di
hari raya dan tentunya dapat mengotori kesucian hari raya. Semoga ceramah
singkat ini dapat menjadi bahan renungan untuk melangkah ke masa yang akan
datang yang Insya Allah akan lebih baik dari masa-masa yang telah kita lewati.
Budaya tersebut antara lain:
1. Bercampurnya lelaki dan
perempuan.(
اختلاط الرجال بالنساء)
Keramain hari
raya terlihat dimana-mana, terlebih di tempat tempat rekreasi yang dianggap
masyarakat menarik untuk dikunjungi, hal itu tidak salah selama tidak bercampur
baur antara lelaki dan perempuan. Al-Imam Abi Zakariya mahyiddin al-Nawawi
dalam kitabya al-Majmu' menyebutkan bahwa bercampurnya lelaki dan perempuan
tanpa menutup wajah adalah bid'ah yang keji. Akibat bercampur baurnya lelaki
dan perempuan di berbagai tempat, lahirlah tradisi bersalam -salaman antara
lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya. bersalam-salaman memang dianjurkan oleh islam,
tetapi jangan dijadikan alasan untuk memuluskan rencana menyentuh dan
mendekati lawan jenis. Bagaimana mungkin
dosa diampuni dengan bersalam-salaman jika hal itu kita jadikan kesempatan untuk
bermaksiat.
2.
Bergadang yang menyebabkan
tinggalnya shalat subuh dan shalat hari raya.
.( السهر ليلة العيد، مما
يؤدي إلى تضييع صلاة الفجر والعيد معا )ً
Begadang memang
hobinya remaja dan pemuda, katanya "malam itu indah, jadi jangan dilewatkan
dengan tidur", rugi.....
Padahal orang
yang tidak bergadang aja shalat shubuhnya sering tinggal, apalagi kalau
bergadang, biasanya jam sepuluh baru bangkit dari tempat tidur. Shalat subuhnya
lewat, shalat hari raya juga lewat. Lalu
apa artinya hari raya jika kita meninggalkan shalat yang merupakan tiang
agama?, subhanallah.........!
3.
Mubazir makanan dan minuman
(الإسراف
والتبذير )
Kata orang atjeh
"Meunyoe ka kaya, tuwoe keu gasien". Inilah kenyataannya di hari
raya, banyak orang yang membuang makanan dan minuman tanpa merasa kehilangan
atau kekurangan, karena persediaan makanan masih banyak. Kita acapkali lupa saudara-saudara
kita yang kelaparan dan tidak memiliki apa-apa di hari raya, mereka hanya bisa
menyaksikan orang lain yang gembira dan ceria, sedangkan mereka terpaksa
merayakan hari raya dengan perut kosong dan memaksakan diri untuk tersenyum.
Alangkah indah jika hari raya kita rayakan dengan saling berbagi, kata orang
bijak "Membahagiakan orang lain adalah hal yang paling
membahagiakan". Jangan tunggu tetangga datang untuk meminta, jangan tunggu
orang miskin datang untuk mengemis, tapi datanglah ketempat mereka untuk
memberikan sesuatu yang dapat mengisi kekosongan perut mereka atau yang dapat
menghilangkan dahaga mereka.
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Sesunggunya Orang-orang yang mubazir
itu teman syaithan, dan syaithan itu kufur terhadap tuhannya(al-Isra' 27)
4.
Keluarnya perempuan dari
rumah untuk memamerkan kecantikan, pakaian dan perhiasannya
(خروج النساء لإظهار الزينة
ولفت الأنظار إليها)
Sebagian wanita
merasa rugi apabila keindahannya di hari raya tidak ada yang memperhatikan, hal
inilah yang membuat mereka suka jalan-jalan diluar rumah dengan harapan ada
pangeran yang terpesona dengan keindahan pakaian, perhiasan dan kecantikannya.
Islam tidak pernah menganjurkan hal ini. Islam memerintahkan wanita untuk
menutup dirinya dari lelaki dan tidak boleh memamerkan kecantikan, pakaian atau
perhiasannya kecuali kepada suaminya. Nah, wahai kaum muslimat jangan tergoda
dengan tipuan syaithan yang selalu membisikkan kekejian. Berjuta masalah timbul
jika saudari mengikuti gaya hidup orang yang krisis agama yang suka memamerkan
diri hanya untuk mendapat pujian.
- Menyalakan
api di malam hari raya (إشعال النار ليلة العيد)
Sampai hari ini
kita masih sering melihat orang-orang yang menyalakan api di malam hari raya
dan membiarkannya menyala sepanjang malam tanpa ada keperluan, perbuatan
seperti itu tidak dibolehkan dalam Islam, karena hal itu mendekati perbuatan
kaum majusi yang membiarkan api selalu menyala dan menuhankannya, tetapi menyalakan
api karena hajat atau keperluan di bolehkan, seperti orang yang menyalakan api
untuk memasak, membakar ikan dan sebagainya, karena perbuatan kita tidak
terkesan mengagungkan api untuk mensyi'arkan perbuatan kaum majusi (إظهار
شعار المجوس في الاعتناء بالنار),
kita hanya menjadikannya sebagai alat untuk memasak dan sebagainya.
Alangkah
disayangkan pemuda Islam saat ini, mereka tidak hanya menyalakan api untuk
memeriahkan hari raya, tetapi juga menambah panasnya api dengan panasnya
munuman keras atau semacamnya. Hal ini seolah sudah lumrah di Atjeh, tidak ada
satu pihak pun yang mau peduli. Jika keadaan ini tidak kita robah, suatu
saat Aceh akan menjadi Negeri pemabuk
yang tidak punya kekuatan dan sangat mudah ditaklukkan oleh
misionaris-misionaris Kristen dan oleh zionis Yahudi. Na'uzu billahi min
zalik..........
Hanya ini yang
dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, terimaksih atas segala perhatian
dan mohon maaf atas segala kekurangan. Apabila dalam pembahasan kami tadi, tgk
rasa ada kesalahan atau kekeliruan, mohon disampaikan untuk sama-sama kita
perbaiki.
Wassalamu'alaikum
Wr.Wb.
Referensi
- Mausu'atul khutbi wad
durus oleh: Ali Naif al-Syuhud
- Al-Majmu' Syarah
Muhazzab Oleh: Al-Imam Abi Zakariya
mahyiddin al-Nawawi
0 komentar:
Posting Komentar