SELURUH SANTRI MUDI PASTI BISA BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS /
ARAB
Written
by: Tgk. Ahmad Al-azhary
Selama ini, bahasa inggris / arab dianggap salah satu momok oleh
kita khususnya para siswa sekolah sebanding dengan pelajaran Matematika dan
Fisika. Sehingga dapat dipastikan bahasa inggris, matematika dan fisika
merupakan pelajaran yang banyak “digemari” para siswa dalam bentuk kursus
maupun les (Karena sukarnya J).
Namun kenyataannya, hasil les maupun kursus bahasa inggris metode
grammar tidak bisa menjadikan sebagian besar mereka mampu berbicara dalam bahasa
inggris dengan lancar. Pelajaran grammar sebanding dengan rumus-rumus
matematika yang rumit karena dianggap sebagai Pengetahuan atau Knowledge.
Aj. Hoge, seorang native speaker yang aktif memberikan tips
“berbicara dalam bahasa inggris dengan cepat” melalui “youtube” mengatakan
bahwa: “untuk berbicara kita tidak butuh grammar, karena grammar hanya akan
menyusahkan kita ketika berbicara, karena kita dituntut untuk menyesuaikan
bahasa kita dengan grammar”. Pernyataan Aj. Hoge benar sekali, untuk bisa
berbicara dalam bahasa inggris / arab, kita tidak butuh grammar. Sebagai perbandingan,
kita sangat lancar berbicara dalam bahasa aceh bukan?, tapi pernahkah
kita belajar grammar (tata bahasa) dalam bahasa aceh? Pernahkah kita mempelajari bagaimana tata
cara penulisan bahasa aceh yang baik dan benar?
Kita tidak menafikan pentingnya mempelajari
grammar (tata bahasa). Namun, mempelajari grammar itu penting bagi siapa saja
yang ingin menguasai sastra bahasa inggris / arab, atau bagi siapa saja ingin
mengikuti ujian TOEFL (Test Of English as a Foreign Language) atau TOAFL (Test
Of Arabic as a Foreign Language), sebagaimana bagi orang orang yang ingin
menguasai sastra bahasa indonesia / bahasa aceh. Tapi kalau hanya sekedar untuk
bisa berbicara, kita sama sekali tidak butuh kepada grammar, sekali lagi saya
tanyakan ( untuk membuktikan bahwa pernyataan saya benar) : “pernahkah kita
belajar grammar (tata bahasa) dalam bahasa aceh, agar kita bisa berbicara dalam
bahasa aceh?”, “Pernahkah kita mempelajari bagaimana tata cara penulisan bahasa
aceh yang baik dan benar sebelum kita bisa berbicara dalam bahasa aceh?”. Tentu
saja jawabannya “TIDAK”. Kita bisa berbicara dalam bahasa aceh bukan karena kita
belajar grammar (tata bahasa) aceh, tapi karena kita selalu bebicara dengan
menggunakan bahasa aceh. Sebagai perbandingan, saya ingin bertanya, “mengapa
teman-teman kita yang datang dari luar aceh, yang sebelumnya mereka sama sekali
tidak bisa berbicara bahasa aceh, namun setelah beberapa waktu tinggal di MUDI,
mereka sudah bisa dan bahkan ada yang sangat fasih berbicara bahasa
aceh?....mengapa??? jawabannya adalah karena mereka beradaptasi dengan lingkungan
aceh, beradaptasi dengan bahasa aceh, dan keadaan selalu menuntut mereka untuk
berbicara dalam bahasa aceh.” Dan kalau
kita ingin bisa berbicara dalam bahasa inggris / arab, maka hal inilah yang harus kita “CIPTAKAN” di MUDI.
Kita harus “menciptakan” lingkungan berbahasa inggris dan arab, kita harus
“menciptakan” suasana inggris dan arab, dan kita harus “menciptakan” keadaan
yang selalu menuntut kita untuk selalu berbicara dalam bahasa inggris / arab.
Saya sangat yakin, jika seluruh santri MUDI ( n.b: yang ingin bisa
berkomuniasi dengan bahasa inggris / arab) punya kesadaran untuk melakukan
hal-hal di atas, maka insya Allah, bukan hanya santri gang serawak dan gang
zawiyah saja yang bisa berbicara bahasa inggris / arab, tetapi seluruh santri
MUDI akan bisa menjadi orang inggris dan orang arab J
To
be able to speak english / arabic fluently, All we have to do is practicing, listening, and learning how to pronounce it well......... ya, untuk bisa berbicara dalam bahasa inggris
/ arab dengan lancar, yang harus kita lakukan adalah 3P (praktek, praktek, praktek J), langsung berbicara (tentunya kita harus punya persiapan vocabolary /
mufradat yang cukup J),
kemudian memperbanyak listening, dan belajar bagaimana cara pengucapan yang
benar, that’s all (itu saja)….. namun, karena
keterbatasan fasilitas yang kita miliki, jadi ya kita harus fokuskan diri pada
apa yang bisa kita lakukan untuk saat ini (we have to focus on what we can
do for this time). Misalnya untuk kosa kata dan cara pengucapan yang benar,
kita bisa bisa menggunakan kamus seperti Hassan shadily (kamus kan tidak
dilarang J).
Karena fasilitas untuk listening kita belum punya, ya….jangan listening
dulu J.
Berbahasa
inggris dan naik sepeda.
Teman-teman bisa naik sepeda ?. bagaimana Teman-teman bisa mahir
naik sepeda ?. apakah Teman-teman mempelajari buku panduan “cara belajar naik
sepeda dengan baik dan benar” selama semalam lalu paginya Teman-teman langsung
menaiki sepeda dan bisa menguasainya? Kalau cerita Harry Potter dan sapu
terbangnya sih saya percaya. Itupun, Harry harus praktek, jatuh dan praktek
lagi sehingga Harry mampu mengendalikan sapu terbangnya dengan mahir tanpa
perlu berpikir. Di dunia magic aja perlu praktek.
Ya, naik sepeda adalah salah satu bentuk Skill / Ketrampilan
yang harus Teman-teman tebus dengan gerak, gerak dan gerak sampai benar-benar
OTOMATIS TANPA BERPIKIR. Ciri-ciri skill adalah ketika teman-teman
mampu melakukannya tanpa berpikir.
Teman-teman yang saya hormati, inilah yang harus dicamkan. bahwa
dalam belajar berbicara dalam bahasa inggris
( ingat : “Belajar Berbicara Dalam Bahasa Inggris”,
bukan yang lainnya), teman-teman harus memperlakukan
bahasa inggris seperti layaknya belajar naik sepeda. Ingat, 3P (praktek, praktek, praktek J). karena bahasa
inggris adalah skill bukan knowledge.
Bahasa
adalah Skill bukan knowledge
Bahasa adalah alat komunikasi, teman-teman sudah tau itu. Dan orang
berkomunikasi melalui bicara (speaking), tentu saja ada yang mendengar
(listening), setelah ditemukannya tulisan maka orang berkomunikasi menggunakan
bahasa melalui tulisan (writing), dan tentu saja ada yang membaca (reading).
Inilah 4 skill bebahasa yang harus dimiliki oleh setiap orang yang mempelajari
bahasa yaitu: Listening, Speaking, Reading, Writing. Inilah yang disebut dengan
4 skills of language atau 4 ketrampilan bahasa. Maaf, apakah teman-teman melihat ada tulisan GRAMMAR disitu?
Tidak ada !! grammar bukanlah tujuan untuk bisa berbicara.
So finally, semuanya
kembali kepada teman-teman semua. Hal yang paling penting adalah kemauan yang
kuat untuk bisa. Tanpa kemauan, semuanya akan sia-sia. Perbandingannya seperti
seseorang yang menyuapkan makanan ke mulut orang lain dengan maksud agar
makanan tersebut sampai ke dalam perut si orang lain. Akan tetapi, tanpa
kemauan yang kuat dari diri si orang lain untuk menelan makanan tersebut,
selembut apapun cara suapan, sebaik apapun cara suapan, yakinlah makanan
tersebut tidak akan pernah sampai kedalam perut. So, the decision is your.
Remember one code: if you want, you
can…..
0 komentar:
Posting Komentar