Rabu, 10 September 2014

AKHLAK DALAM BINGKAI ISLAM


AKHLAK DALAM BINGKAI ISLAM



Kehidupan ini selalu di selimuti bermacam-macam masalah  hal tersebut tidak akan pernah luput dalam kehidupan manusia, baik itu makhluk insani maupun makhluk hayawani. Sewajarnya masalah demi masalah  yang timbul, makhluk insaniyahlah yang serius menyikapinya karena dia  lebih arif dari pada makhluk hayawani, fenomena yang terjadi pada makhluk insani sangatlah banyak dan dia harus menyikapainya dengan tuntunan Al-Qur`an Karim. Karena  dengan Al – Qur`anlah manusia ini akan mendapat petunjuk dan taufik dari pada Allah Swt. Sekarang mari kita memandang Fenomena yang sadang menyelimuti genarasi kita sekarang ini, yang mana diantara mereka begitu banyak tidak lagi memperhatikan tentang etika/Akhlak dalam kesehariannya. Pada hal kalau mereka saling menasehati sungguh mereka akan menjdi manusia yang berbudi dan berakhlak mulia. Hati penulis bertanya-tanya kenapa generasi kita sekarang ini pada umumnya berprilaku buruk yang melanggar norma-norma agama padahal mereka hidup dilingkungan Islam yang penuh dengan adab dan budi yang luhur. Dan Islam agama yang mulia penuh tuntunan dan suritauladan  yang baik. Tapi kenapa mereka yang hidup dibawah payung Islam terbuai dan terpedaya oleh Budaya/Idiologi yang non Islam  ? ataupun mereka yang luput dari pengambilan dan pengamalan ayat Al-Qur`an dan tingkah laku yang baik dari Rasulullah Saw.Maka fenomena yang terjadi tidak luput dari perhatian kita sebagai pemerhati lingkungan khususnya lingkungan yang Islami, karena generasi muda adalah penurus bangsa dan agama, menuju kepada perilaku yang beradap dan upaya mengubahnya adalah tanggung jawab kita bersama, etika/akhlak adalah satu sifat yang mencerminkan satu golongan yang baik dan dapat menimbulkan rasa ukhwah yang besar dan akan menunai keberhasilan di segala bidang dan dapat membuahi kesejahteraan umat dan kedamain antara sesama.Dengan adanya bayangan di atas  jelas sudah masalah tersebut berawal pada beberapa faktor :1.    Karena Generasi kita sekarang ini tidak lagi mencerminkan nilai-nilai yang mulia yang dianjurkan islam, akan tetapi  mereka cenderung berbuat yang dapat meruntuhkan citra dan meruntuhkan citra/kehormatan instasi pada umunya, sedangkan sudah jauh-jauh hari Rasullah Saw bersabda :
انما المؤمن مراة أخوالمؤمن“Sesungguhnya seorang mukim menjadi cerminan bagi saudaranya yang mukmin”2.    Karena mereka tidak lagi menjadikan Muhammad itu sebagai suri tauladan dalam kehidupannya padahal sejarah Islam mencatat kelebihan budipekerti rasullah dalam kehidupan sehari-hari baik dalam  berubudiah kepada Allah Swt dan dalam menghapi makhluk yang fana ini.
3.  Kerena mereka lupa terhadap tuntunan/pedomannya yang mulia . yang mana pengikutnya akan terpetunjuk dan terarah kalu berpengang denganya (Al-Qur`an) Maha suci Allah telah berfirman :
ذلك الكتاب لاريب فيه هذاالمتقينArtinya :“ Dialah kita (Al-Qur`an) yang tiada keranguan di dalamnya dan menjadi petunjuk bagi      hamba-hambanya yang bertaqwa” (Qs. Al Bakarah, 2).Islam yang menjadikan Allah Swt sebagai tujuan dan Al-Qur`an sebagai pedoman yang membentuk manusia yang penuh dengan akhlak yang baik menjadi insan yang komit dan menjadikan Muhammad itu sebagai suritauladan dalam hidup sehari-hari,dalam al-qur’an digambarkan sebagai berikut:واعتصموا بحبل الله جميعا ولاتفرقوا ....Artinya:“ Berpengang teguhlah kamu pada tali Allah dan janganlah saling bercerai berai” (Qs. Ali Imran, 103)Jelas sudah dari ayat diatas yang bahwa memerintahkan kepada kita untuk berpegang teguh pada agama Allah dan janganlah bercerai-berai. Karena Al Qur`an adalah kitab suci yang diturunkan Allah untuk jadikan sebagai pedoman hidup di dunia dan akhirat.Islam juga menganjurkan untuk selalu berbuat baik dan selalu bertutur yang lemah lembut, sebagaimna firman Allah Swt.ياايها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلحArtinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan ucaplah perkataan yang benar yang dapat memperbaiki bagi amalan-amalan mu dan dapat mengampuni dosa-dosamu”.Ayat diatas mengandung makna anjuran agar bertaqwa kepada Allah Swt, dan selalu berkata yang benar karena perkataan yang benar dapat menjadikan kita sebagai cermin bagi yang lainya, karena dengan kebenaran hidup akan dapat dipercaya dan akan menjaga/melestarikan amalan kebaikan serta cenderung melakukan yang baik dan terjauhkan dari perbuatan yang murka, dan dengan berkata  benar dosapun akan terhapuskan, harus disadari bahwa kejujuran dan kebenaran adalah modal utama dalam meraih keridhaan Allah Swt dan dalam menngdapatkan kepercayaan manusia.Islam juga mengajurkan untuk mengambil kekasih Allah yaitu Rasullah Muhammad Saw sebagai tauladan, yang mana beliaulah sosok manusia yang berbudi dan berakhlak mulia dan menjadi pemimpin ummat sedunia, terukir dalam sejarah dengan segala kemulianNya bahkan Allah Swt telah berfirman :وإنك العلى خلق عظيم“Sesungguhnya kamu (muhammad) memiliki akhlak yang mulia.(Qs.Al Qalam, 4.)”Maka dengan adanya pernyataan diatas jelas akhlak Nabi yang begitu mulia di akui Allah Swt. Dalam hidup Rasullah selalu berbuat dan bertingkah lemah lembu serta bertutur kata yang sopan serta terpercaya. Sehingga beliau dijulukan kaumnya dengan Al-Amin, beliau menyayangi  yang kecil dan menghormati yang tua, sehingga semua menghormatinya dan menyayangiNya, dalam bertindak beliau  tidaklah gegabah tapi selalu dengan bijaksana itulah ciri-ciri pemimpin yang baik, beliau selalu dihormati dan disayangi kawan dan disegani lawan.Pada prinsipnya perilaku yang agung lagi sempurna bagi manusia ada dua macam yaitu :1.      Bersifat pembawaan sejak lahir karena merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia.
2.      Bersifat Kasbi lagi keagamaan, yaitu perilaku yang pelakunya terpuji dan hal ini dapat dijadikan sebagai amal taqarub kepada Allah Swt.
Adapun perilaku yang bersifat pembawaan, maksudnya adalah hal yang tidak ada pilihan dan serta tidak ada upaya bagi yang bersangkutan sehubungan dengan keberadaannya, seperti pembawaan yang terdapat dalam diri Rasullah berupa bentuk yang sempurna, indah penampilan, kekuatan daya pikir, pemahaman yang benar, lisan yang fasih, pancaindra dan anggota tubuh yang kuat, gerak yang seimbang, keturunan yang terhormat, kaum dan tempat tinggal yang mulai.Adapun mengenai hal yang bersifat kasbi lagi ikhrawi semuanya berupa akhlak dan etika luhur seperti kuat beragama, memiliki ilmu , penyatun, sebar dan bersyukur, adil, zuhud, dan rendah diri, pemaaf, memelihara kehormatan, dermawan, pemberani, pemalu, berharga diri, pendiam dan tenang dalam segala hal, anggun belas kasihan baik dalam bergaul dan hal lain yang tercakup dalam akhlak yang mulia, inilah semua yang terkandung dalam diri Rasulullah Saw. Sikap Kasbi dan Ukhrawi ini bisa didapatkan sebagai manusia biasa. Karena sifat Kasbi dan Ukhrawi ini sangat didorong oleh Ilmu pengetahuan terutama Ilmu akhlak yang mana dengan akhlak yang mulia sebagai mana yang telah dicerminkan Rasullah kita akan mendapat kejayaan, Seorang penyair mesir berkata dalam syairnya :وانما الامم الاخلاق مابقيت * فان هموذهبت اخلاقهم ذهبوا“Suatu ummat akan abadi dan jaya selama budi, akhlak masih ada pedanya, ummat itu akan hancur dan binasa bila akhlak dan budi telah tiada “Kalau diselidiki dengan cermat bila satu golongan tidak ada atau luput dari mendelani seseorang (Muhammad) jelas dan pasti kahancuran dan perpecahan akan menyelimutinya, maka jadikanlah Rasullah sebagai cermin dalam segala hal pasti suatu saat kamu akan menjadi cermin bagi yang lainnya.Muhammad adalah orang yang paling baik diantara kaumnya, paling jujur perkataannya, paling dipercaya dan paling sopan  perkataannya, paling dipercaya, dan paling jauh dari perbuatan keji, meskipun prilaku rendah telah membudaya pada waktu itu dan yang paling utama diatara kaumnya dalam menjaga harga diri serta begitu juga dalam urusan yang lainnya. Dialah jiwa yang paling utama dari kaumnya, sebagaimana yang tertera dalam tulisan diatas menganai sifat Kasbi dan Ukhrawi, maka Islam menjadikan (Muhammad) sebagai tempat rujukan dalam memperbaiki diri, supaya hidup mendapat pujian dan dihormati serta disayangi. Akhlak Muhammad saw adalah akhlak yang berpedoman pada Al Qur`an al-karim itulah kitab yang telah menerangi Dunia.Islam menjadikan Al-Qur`an sebagai pedoman untuk hidup di Dunia dan Akhirat kelak. Kitab yang diturunkan Allah Swt kepada umat sedunia untuk di jadikan pengangan dan pelajaran (Mauidha) dalam hidup yang fana ini, Allah Swt telah berfirman :ذلك الكتاب لاريب فيه هذاالمتقينArtinya:“ Itulah kitab (Al-Qur`an) yang tiada keraguan didalamnya dan dia merupakan petunujuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Qs. Al. Bakarah, 2)”Islam menjadikan Al-Qur`an sebagai Idiologi, dalam segala aspek kehidupan. Al Qura`an mengajarkan adap-adap (akhlak),baik itu dalam menghadapi makhluk, sebagai mana termaktub dalam Al-Qur`an.ولتكن منكم امة يدعون الى الخير ويامرون بالمعروف وينهون عن المنكر واولئك هم المفلحونArtinya : “Hendaklah ada diantara kamu satu golongan yang menyeru kepada kebaikan  dan menyeruh kepada tang makruf dan melarang dari yang mungkarm marekalah orang-orang yang beruntung. (Qs. Ali Imran, 104)”Pada prinsipnya Al-Qur`an mengajari adap-adap dan akhlak yang mulia baik itu dalam menjaga hak Allah maupun dalam menjaga hak-hak anak adam. Maka jelas bimbingan Al-Qur`an adalah penganjuran untuk berakhlak dengan sebaik-baiknya karena dengan akhlak terciptanya ketentraman , kesejahteraan dan kerukunan antara sesama. Kita yang berpedoman pada Al-Qur`an al-karim harus merasa bangga karena Al-Qur`an telah menciptakan generasi-generasi yang berbasis akhlak yang luhur. Sebagai bukti sejarah Islam dapat mengubah manusia dari tidak berakhlak kepada manusia yang penuh dengan akhlak sehingga mendapat sambutan yang baik dari ummat sedunia, mari kita garis bawahi yang mana Al-Qur`an lah pedoman untuk berakhlak yang mulia (Akhlakulkarimah).Maka dengan adanya perhatian kita jelas sudah kelonggaran dan keruskan etika/moral ummad sekarang ini, baik itu dipesisir, pedalaman dan perkotaan kesemuannya disebabkan krisinya ilmu pengetahuan agama dan krisisnya pengemalan ilmu yang didapatkannya kita semua cendrung khawatir atas fenomena yang menimpa generasi kita, karena merekalah penurus perjuangan kita / indatu kita yang telah mambawa kita menjadi manusia yang beradap dan bermatabat, maka dalam kekhawatiran ini mari kita kembali kepada konsep dasar yaitu mencontohi Rasullullah sebagai pedoman Al-Qur`an, maka jelaslah kalau kita meneladani Rasullah maka kita pula telah menjadikan Al-Qur`an sebagai motor gerak dalam mengawasi tindak tanduk kita. Kita adakan majlis ta`lim  pengajian-pengajian supaya mereka terbiasa mendengar mauizdha-mauidhah dan padangan orang yang berakhlak yang terpuji. Supaya kemudian insyah Allah tergugah hatinya untuk selalau beralkhlak yang mulia dengan akhlakulkarimah terciptanya ketentraman, kenyamana dan keharmonisan baik dalam berumah tangga maupun dalam bermasyarakat. Kita harus menyadari bahwa Negara kita adalah negra yang beradap bahkan manyoritas beragama yang menganjurkan untuk selalu beradap, maka jelas datangnya adap, datangnya akhlak dengan ilmu pengetahuan (agama) . maka gagasan kita yang terakhir dalam upaya menyelamatkan ummat dari permasalahan moral adalah luangkanglah waktu untuk menasehati/memberi muaizhah-muaizhah hasanah kepada mereka. WASSALAM WR WB

0 komentar:

Posting Komentar