Sabtu, 13 September 2014

SENGSARA DI BALIK TIRAI KEBODOHAN



SENGSARA DI BALIK TIRAI KEBODOHAN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه
أجمعين,       أما بعد.....
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Dalam pelataran sejarah, kebodohan tidak pernah menjadi senarai gilang yang gemilang, maka tidak perlu kita abadikan bahkan salah satu pemyakit yang amat berbahaya bagi ummat manusia adalah kejahilan alias kebodohan. Bilas kita telah terhinggap virus kebodohan maka kita akan menjadi budak-budak manusia dan patung tidak berkutik,kita akan dijadikan kambing hitam dalam berbagi peristiwa, terdhalimi selalu kerab terhadap kita dan kita akan bagaikan bola dalamsebuah permainan. Namun sebaliknya kita akan menjadi tali kendali dalam berbagai urusan, kita akan menjadi penata kehidupan ummat manusia dan kita akan menjadia pencetus kemakmuran dan kesejahteraan bila ilmu pengetahuan yang telah bersemi di dada. Ilmu pengetahuanlah yang telah mengangkat harkat martabat manusia kepada derajat yang terpuji dan kejahilanlah yang telah mencampakkan manusia ke dalam jurang yang hina dina.  Namun apa yang sedang terjadi di kalangan masyarakat Aceh dewasa ini ? Kesadaran ummat terhadap urgensi ilmu pengetahuan masih berjalan ditempat, animo maasyarakat terhadap science and  tehnologi belum nampak tanda-tanda development, malah telah mengalami kedodoran, turun begitu drastisnya, maju bukan kedepan naik bukan ke atas. Dulu! Belum ada ada sarana pendidikan yang memadai, fasilitas masih sangat tebatas tapi generasi zaman dahulu tak kalah hebatnya dibandingkan generasi sekarang ini bahkan mampu membawa Aceh ke puncak kejayaan dan kemakmuran.
 
Para pemuda dan pemudi harapan bangsa dan agama.
Keberadaan kita selama ini sering terhimpit dengan berbagai macam kesenjangan, sering kalah dalam persaingan, beertatih –tatih tinggal di belakang dalam mengejar kemajuan, sehingga dengan mudah dan leluasa memainkan perannya di rumah tangga kita, menjadi hamba di rumah sendiri, padahal kita menyadari bahwa hidup yang paling pahit adalah hidup dalam lingkungan penindasan. Namun kenapa kita tidak mau merubah sikap apatis terhadap berbagai macam masalah ? Kita harus cepat interospeksi dan kita harus sadar bahwa selama ini kita telah berada pada posisi yang tidak benar, kita lebih mementingkan kehidupan duniawi yang bersifat sementara ketimbang urgensi ukhrawi yang kekal abadi. Semangat kebersamaan telah hilang, kesetiaan terhadap bangsa dan agama melayang, benteng pertahanan yang seharusnya tela berdiri kokoh dan kuat tapi justru roboh dan runtuh dengan perlahan. Kepincangan dan ketimpangan seperti ini timbul dan muncul dalam tubuh ummat islam disebabkan ilmu pengetahuan telah kosong melompong dari   dada ummat. Sekarang kita masih punya dua alternatif :
1.      Apakah kita lebih senang hidup tapa kehormatan , terinjak-injak hak asasi, sehingga tidak perlu kepada pengorbanan dan perjuangan?
2.      Atau lebih senang hidup penuh harga diri dan kemuliaan sehingga siap untuk menantang hambatan dan rintangan untuk maksud dan cita-cita yang suci.
 
Maa’syiralmuslimin rahimakumullah.
Sekarang timbul satu pertanyaan siapa sebenarnya yang mampu melakukan revolusi besar-besaran dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu, di kala ummat tidak bisa lagi mengenal siapa yang benar dan siapa yang salah. Sudah saatnya kita membutuhkan seorang ratu adil yang bijaksana, yang besinar nur keislaman dan keimanan, ulet dalam memimpin, punya ilmu yang banyak, mampu mengarahkan pandangan ummat kepada kebenaran, mampu mengajak ummat untuk menjunjung tinggi ilmu pengetahuan yang merupakan modal yang bersifat keabadian Sebagaimana pepatah orang bijak : Harta akan hancur, Kecantikan akan luntur, Kemasyhuran akan pergi, hanyalah ilmu yang kekal abadi.
 
Kaum muslimin sidang mustami’yang budiman.
Ilmu pengetahuan harus berjalan sejajar sejalan dan seimbang dengan keimanan, ilmu yang banyak tanpa dikendali oleh agama akan membuat  orang buta. Seperti kata pepatah: SCIENCE WITHOUT  RELIGION IS BLIND RELIGION WITHOUT SCIENCE IS LAMP. Artinya : Ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah rapuh.
Manusia yang berilmu tanpa disertakan dengan iman akan membuat mereka semakin angkuh   dan semakin durja, merasa diri lebih hebat, sebagai king  and  bos bertindak semena-mena tanpa menggubris kodrat manusiawi., sehingga ilmu yang telah mereka miliki tidak pernah mendatangkan man fa’at  malah justeru menjadi bumerang untuk membodohi masyarakat kecil. Tak pernah mendapatkan nikmat ilmu pengetahuan itu sendiri.Ilmu pengetahuan  tehnologi bisa mengantarkan  ummat kepada derajat yang tinggi dan mulia bila dikombinasi dengan iman di dalam dada. Sebagaimana firman Allah Swt. Dalam Al-quran, surat Al-mujadalah ayat 11.
يَرْفَـعِ الله ُالَّذِيْنَ آمَـنُوْا مِنـْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتـُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya : Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat.
Maka naiklah manusia kepada derajat yang tinggi bila ilmu dan iman telah terkombinasi dalam dirinya, siap bersaing dengan kemajuan zaman, bebas dari lingkungan, tercipta ketentraman dalam hidup, harmonis dan dinamis sepanjang hari, sehingga lahir lah bangsa yang dihormati, disegani dan dihargai

.    آمين يارب العالمين
Sampai disini sajalah syarahan saya kali ini. Mohon maaf atas segala kekurangan, terimakasih atas segala perhatian. Akhirul kalam
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

0 komentar:

Posting Komentar