Sabtu, 16 Agustus 2014

IMPLEMENTASI METODE IQRA DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN (Studi Kasus di TPQ An-Nur Kecamatan Samalanga)


ABSTRAK

Al-Qur’an merupakan pedoman umat Islam di dunia ini yang mewajibkan kepada kita semua untuk belajar dalam membaca dan menulis Al-Qur’an sejak kecil, karena pada awal masa anak usia dini sangat penting dalam penanaman pendidikan agama sejak dini melalui pembelajaran membaca dan menulis Al-Qur’an. Namun yang terjadi pada saat ini, banyak sekali generasi muda kita yang kurang bisa membaca Al-Qur’an. Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu 1). Bagaimana penerapan Metode Iqra’yang digunakan oleh Guru dalam meningkatkan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an?, 2). Apa kelebihan dan kekurangan Metode Iqra’ dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di TPQ An-nur Kec. Samalanga?, 3). Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat santri dalam penerapan metode Iqra’?. yang bertujuan untuk Implementasi Metode Iqra’, mengetahui kelebihan dan kekurangan Metode Iqra’ serta faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan metode Iqra’ dalam meningkatkan Pembelajaran baca tulis Al- Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) An-nur Kec. Samalanga. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reserach) dengan jenis kolaboratif partisipatoris, mengikuti model Kurt Lewin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi (aktivitas kelas, interview dan test sebagai data tambahan), wawancara dan dokumentasi. Data bersifat kualitatif dan peneliti sebagai instrumen kunci. Adapun rencana tindakannya meliputi kegiatan merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, merefleksi. Dari hasil penelitian ini, peneliti memperoleh hasil bahwa: pertama penerapan metode Iqra’ harus dilakukan oleh ustadz/ustadzah yang  terlebih dahulu telah mempelajari cara mengajarkan metode iqra’,sedangkan dalam penerapan Metode Iqra’ ini dalam setiap Jilidnya terdapat materi pelajaran dan cara mengajarkannya, selain itu juga terdapat pokok-pokok pelajaran di setiap jilidnya dan dengan menggunakan strategi klasikal dan privat individual sebagai evaluasinya. Kedua, upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan Pembelajaran baca tulis al-Qur’an adalah dengan adanya pembinaan dan penataran secara berkelanjutan. Dalam bacaan Iqra’ akan dinilai setiap hari dan dicatat hasilnya pada evaluasi hariannya oleh gurunya masing-masing agar diperhatikan oleh orang tuanya di rumah. Ketiga, faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran baca tulisnya dalam metode Iqra’ ini adalah : faktor Pendukungnya yaitu adanya Kurikulum, silabus, modul materi penunjang yang sudah tersusun lengkap dari pembelajaran metode Iqra’ tersebut, dan juga dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung didalam proses pembelajaran Al-Qur'an yang ada di TPQ An-nur Kec. Samalanga ini, menjadikan proses pembelajarannya menjadi efektif dan efisien. Sedangkan faktor penghambatnya adalah pada problematika santri, yang disebabkan kurangnya dukungan/motivasi dari orang tua terhadap pentingnya pendidikan wawasan Al-Qur'an, sering terlambat dalam proses pembelajaran Al-Qur'an berlangsung, perilaku santri yang tidak bisa diam(aktif) dan sering mengganggu temannya’ Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dapat disimpulkan bahwa Metode Iqra’ dapat meningkatkan pembelajaran baca Tulis Al-Qur’an dengan didukung oleh pengelolaan kelas yang bervariatif, penggunaan startegi BCM (bermain, cerita dan menyanyi) serta harus didukung pula dengan media pembelajaran yang bervariatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengetahuan dan masukan bagi pengelolah lembaga pendidikan yang beorientasi terhadap pembelajaran Al-Qur’an.

BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan pada serangkain penelitian di lapangan, maka peniliti dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.      Penerapan Metode Iqra’  di TPQ An-Nur ini cukup disiplin karena para guru dituntut harus menguasai metode iqra’ terlebih dahulu sebelum mengajar serta cara penyampaian materinya pun juga harus berdasarkan pada buku yang dikeluarkan
a.       Dalam pelaksanaannya, metode Iqra’ ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh santri, yaitu :
1.      Program Buku Paket Dasar yang terdiri dari 6 buku Iqra’ paket dasar yaitu dimulai dari jilid 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
2.      Program Penunjang, yaitu program tambahan yang didalamnya diberikan materi-materi penunjang seperti do’a-do’a harian, surat-surat pendek, panduan menulis huruf hijaiyah dan sebagainya
b.      Sedangkan dalam cara penyampaian atau pengajaran materinya yaitu :
1.      Bacaannya Langsung (tanpa dieja), yaitu santri tidak diperkenalkan mengeja terlebih dahulu tentang cara membacanya.
2.      Metode Iqra’ menggunakan sistem Cara Belajar Santri Aktif (CBSA), yaitu santri dituntut untuk selalu aktif dalam belajar membaca          Al-Qur'an, sedangkan ustadz atau guru hanya membimbing dan mengevaluasi serta memberikan motivasi.
3.      Dalam sistem evaluasinya, metode ini menggunakan sistem Privat, yaitu santri langsung berhadapan dengan ustadz atau gurunya dan disimak satu-persatu sebagai kegiatan evaluasi harian.
4.      Praktis, yaitu proses pembelajarannya menekankan pada praktek, tanpa mengenalkan istilah-istilah ilmu tajwidnya.
2.      Mengenai kelebihan dan kekurangan dalam penerapan metode Iqra’ di TPQ    An-Nur yaitu:
a.       Kelebihan Metode Iqra’
1.      Pada jilid awalnya sudah mulai dikenalkan nama-nama hurufnya dan juga langsung diajarkan cara membunyikan huruf-huruf hijaiyah berdasarkan kelompok tempat keluarnya huruf (Makharijul khurufnya) secara langsung (tanpa dieja).
2.      Metode Iqra’ juga menekankan pada kemampuan santri secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Maka dengan prinsip CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) ini, dimaksudkan agar anak betul-betul mengerti dan bisa mengucapkan secara benar huruf-huruf yang dipelajarinya, serta terhindar dari verbalis (hafal tapi tidak mengerti).
3.      Metode Iqra’ ini, selalu berorientasi kepada tujuan, bukan kepada alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, inti di dalam buku Iqra’ ini yang dipentingkan adalah anak bisa membaca Al-Qur'an. Sehingga dengan kehadirannya buku Iqra’ ini menyebabkan anak cepat bisa membaca Al-Qur'an.
b.      Adapun kekurangan dari metode Iqra’ yaitu:
1.      Bagi santri yang mempunyai daya fikir lemah, maka akan membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajarannya
2.      Seorang guru dituntut ekstra keras untuk berusaha membenarkan bacaan santrinya, sampai benar-benar bisa cara membacanya dan mengetahui cara mengucapkan setiap huruf sesuai dengan tempat keluarnya huruf (makharijul huruf).
3.      Sedangkan faktor  pendukung dan penghambat penerapan Metode Iqra’ dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nur yaitu:
a.       Faktor Pendukung penerapan Metode Iqra’ di TPQ An-Nur :
1)      Para guru di TPQ An-Nur adalah guru-guru di lembaga Pendidikan Mudi Mesra yang sudah menguasai metode Iqra’
2)      Buku-bukunya yang banyak beredar di toko-toko buku kecamatan  Samalanga.
3)      Adanya Kurikulum, silabus, modul materi penunjang yang sudah tersusun lengkap dari pembelajaran metode Iqra’ tersebut,
4)      Adanya sarana dan prasarana yang mendukung dan lengkap didalam proses pembelajaran Al-Qur'an yang ada di TPQ An-Nur ini.
b.      Sedangkan faktor penghambatnya adalah pada problematika santri, yaitu antara lain:
1)      Kurangnya dukungan atau motivasi dari orang tua akan pentingnya pendidikan wawasan Al-Qur'an,
2)      Kedisplinan santri dan guru-gurunya (sering terlambat dan tidak masuk) dalam proses pembelajaran Al-Qur'an berlangsung,
3)      Keaktifan tingkah laku santri yang sulit dikendalikan seperti: sering mengganggu temannya, ramai sendiri, dan tidak memperhatikan  ketika guru mengajar,
4)      Efisiensi waktu, yaitu tidak adanya kesesuaian waktu yang telah ditentukan (sebenarnya waktu maksimal 5 menit yang harus diberikan kepada setiap santri dalam mengaji), terkadang seorang guru hanya memberikan waktu 2 sampai 3 menit setiap santri dalam proses evaluasinya.


B.  Saran-Saran
1.      Sikap terbuka para dewan guru TPQ An-Nur terhadap kekurangan, sikap istiqamah, sabar, dan ikhlas dalam menghadapi segala tantangan dan rasa tanggung jawab terhadap tugas, serta melalui ide kreatif untuk perkembangan di masa mendatang haruslah tetap dilaksanakan dan menentukan langkah-langkah serta perbaikan dalam jangka panjang dan pendek yang sesuai dengan visi dan misi lembaga terkait.
2.      Dalam suatu kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mengimplementasikan atau menerapkan metode Iqra’ seharusnya diperhatikan faktor yang dominan dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya faktor pendidik (guru) dan peserta didik (santri).
3.      Masalah pembelajaran, terutama kualitas, keaktifan dan kedisiplinan  para guru harus seimbang. Dalam realitas lapangan peneliti menemukan adanya guru yang sering tidak masuk atau tidak mengajar. Maka dengan hal ini, kepala TPQ An-Nur, dengan dibantu para pengurus perlu untuk mengadakan perekrutan guru baru dengan tujuan untuk melengkapi kebutuhan dan menutup kekurangan tenaga pengajar yang ada.
4.      Diharapkan kepada seluruh santri TPQ An-Nur agar lebih aktif hadir dan lebih rajin dalam mengikuti kegiatan belajar Al-Qur'an, dan selalu mengikuti musabaqah TPQ antar Desa, kecamatan, Kabupaten, maupun antar propinsi.
5.      Untuk para pengelola TPQ An-Nur, hendaknya meningkatkan kemampuan manajemennya secara terus-menerus agar kualitas TPQ     An-Nur lebih meningkat lagi.

0 komentar:

Posting Komentar