Agama, Ilmu dan
Taqwa
السلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
الحمد لله الذي
هدانا لدين الاسلام وعلّمنا فروع شريعته لعلّنا من المتقين
والصلاة والسلام
على سيدنا محمد خاتم الانبياء والمرسلين وعلى اله وصحبه من اتّبعه الى يوم الدين
Saudara yang
berbahagia....
S
|
ering orang bertanya apa yang
harus kita lakukan dalam mengisi hidup ini?, mungkin jawaban dari pertanyaan
ini bermacam ragam, tergantung jiwa dan profesi seseorang, Seorang petani
mungkin akan mengatakan bahwa bertani yang sangat penting dalam hidup ini, begitu
juga seorang dokter mungkin akan mengatakan bahwa kesehatan yang sangat penting
kita jaga, semua jawaban ini benar, dan setiap manusia bebas memilih
profesinya, namun ada tiga hal yang mesti ada pada setiap individu manusia,
apapun profesinya dan sekaligus tiga hal
tersebut menjadi topik pembicaraan kita pada kesempatan kali ini, yaitu:
Agama, Ilmu dan Taqwa
Saudaraku.....!!!!
Untuk lebih mudah, kita akan membahas masalah ini
dengan menggunakan tiga pertanyaan:
- Per tama: Kenapa kita harus
beragama?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita buat sebuah perbandingan sebagai berikut:
Seorang
ayah
mendidik seorang anak untuk takut kepada Harimau, atau takut kepada polisi,
apakah pendidikann itu akan menjamin anak
tersebut untuk menjauhi kejahatan? Tentu saja
tidak, dia akan tetap melakukan kejahatan asalkan disampingnya tidak ada
polisi, kata orang "Taat itu
kalau ada yang jaga", kalau tidak ada yang jaga, jangankan lampu merah,
pagar beton aja ditembus. Berbeda halnya dengan seorang ayah yang berhasil mendidik anaknyan beragama dan takut
kepada Allah, tentu rasa takut kepada tuhan itu akan muncul di hatinya disetiap ia ingin melakukan kejahatan, kapanpun
dan dimanapun. Hatinya akan selalu merasa
bahwa disampingnya ada Allah, sehingga rasa malu kepada Allah muncul dan mampu
menghalangnya dari kejahatan, Inilah pentingnya
Agama, agama akan menjadi prinsip dan jalan hidup bagi pemeluknya, sehingga
tidak ada kekuatan apapun yang dapat merobah prinsip dan jalan hidup tersebut. Agama dapat kita umpamakan sebagai jalan, tanpa
agama hidup kita laksana orang yang ingin sampai ke tujuan tanpa mengetahui jalannya, kapan dan mungkinkah dia
akan sampai ke tujuannya..??
- Kedua: Kenapa kita harus
berilmu
Ikhwan Muslim.....
Bagaimana kita bisa menempuh jalan menuju ke sebuah
tujuan jika jalan tersebut gelap gulita, sedikit saja tergelincir akan membawa
kepada kebinasaan, karna itulah kita harus memiliki Ilmu pengetahuan. Ilmu umpama
lampu penerang dalam kehidupan Manusia, dengan adanya Ilmu manusia akan
mengenal mana yang baik dan mana yang tidak baik. Ilmu akan membuat hidup jadi
Mudah laksana orang yang berjalan dengan membawa lentera penerang, ia tidak
akan tersesat apalagi jatuh ke rimba yang sangat dalam.
Kebanyakan orang merasa malas menuntut ilmu karena
dianggap tidak menguntungkan. Majlis taklim dan balai pengajian hanya dihadiri
oleh sebagian kecil dari masyarakat, ya.., paling-paling Cuma satu persen dari
jumlah penduduk, terutama pengajian untuk pemuda jarang sekali berjalan seperti
diharapkan, meuteu'oh pemuda sibuk, padahal sibuk nongkrong di warung kopi
sambil meluruskan kaki dan minum kopi. Saya yakin seandainya hadiah untuk
penuntut ilmu diberikan langsung di dunia, pasti balai pengajian dan majlis
taklim tidak muat, misalnya saja setiap orang yang ikut pengajian diberikan satu Avanza
perbulan, dijamin tidak ada yang mau tinggal dirumah atau nongkrong di warung
kopi, semua berkumpul di tempat pengajian. Padahal sebenarnya Allah yang maha
pemurah telah menjanjilan balasan yang luar biasa di yaumil akhirah kepada
penuntut Ilmu, makanya kita jangan buru-buru, nikmat dari kesabaran pasti
sangat manis.
Saudaraku......!!!
Ingatlah bahwa ilmu sangat penting, tanpa ilmu hidup
kita tidak bermanfaat, Ulama mengatakan manusia yang hidup tanpa ilmu berarti
ia telah mati sebelum mati, bahkan Imam al-Syafi'i berujar:
لَيْسَ الْحَيَاةُ
بِاَنْفُسِ تُرَدِّدُهَا * إِنَّ
الْحَيَاةَ الْحَيَاةُ الْعِلْمِ وَاْلاَدَابِ
Artinya: Seseorang
dikatakan hidup bukan dengan nafas yang keluar masuk, tetapi dikatakan hidup
apabila ada ilmu dan adab
Bayangkan saudaraku, orang yang
tidak berilmu kata Imam syfi'i dianggap tidak hidup walaupun bernafas, ini
bukan kata saya lho...., ini kata pemimpin mazhab kita, seorang ulama luar
bisa, pengikutnya hampir diseluruh dunia. Kini tergantung pada kita, kalau kita
ingin hidup berguna, marilah kita selalu belajar, hadiri majlis taklim dan
balai pengajian, moga Allah yang maha tahu selalu meridhai, Amin.......!!!
- Ketiga: Kenapa kita harus
bertaqwa?
Kaum
Muslimin.......
Setelah kita memiliki Ilmu, kita juga harus bertaqwa
yaitu beribadat kepada Allah dan menjauhi larangannya menurut Ilmu yang telah
kita miliki. Ketaqwaan tidak hanya memberi kebahagiaan di Akhirat kelak tetapi
juga memberi kebahagiaan di Dunia. Saudara mau bukti...??
saMari kita lihat pada contoh yang kecil saja, Jika
saat ini saudara sedang mangalami Stress atau saudara telah dililit hutang yang
sangat banyak, cobalah menjalankan terapi penyembuhan melalui jalan Agama,
yaitu dengan bertahajjud dan berdo’a sambil mengalirkan Air mata kepada Allah
Rabbul Jalil, Insya Allah jiwa anda akan tenang walaupun masalah belum kelar, walaupun
hutang belum lunas dibayar, ini
membuktikan bahwa taqwa dapat memberi kebahagiaan yang tidak pernah dapat
diprediksi oleh manusia, karna itulah manusia harus mengambil jalan taqwa
sebagai satu-satunya jalan untuk mendapatkan ketenangan jiwa.
Ikhwanul Muslim.......
Coba perhatikan orang yang menjauhi tuhan dalam
hidupnya, bukankah meraka selalu merasa tidak cukup dan tidak tenang dengan
yang mereka miliki? Berapa banyak orang tidak bisa tidur karena dihantui oleh
perusahaannya yang hampir bangkrut? Berapa banyak orang yang gelisah setelah
memiliki banyak harta hanya karena takut hilang? Kenapa ini bisa terjadi?
Jawabannya simpel saja, karena kita tidak mendekatkan diri kepada Allah melalui
taqwa, apabila kita telah dekat kepada Allah, kita akan merasa tuhan ada
bersama kita, dan kita akan tenang damai bersama-Nya.
Hanya ini yang dapat kami sampaikan
Wallahu Muwaffiq ila Aqwamit Thariq
السلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
By: al-Madadi Meutuwah
0 komentar:
Posting Komentar