DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................. i
ABSTRAK
............................................................................. ii
DAFTAR
ISI.......................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................... 1
1.1
Latar
belakang dan masalah........................................................................................... 1
1.1.1 Latar belakang.......................................................................................................... 1
1.1.2 Masalah........................................................................................................................ 2
1.2 Tujuan peneletian............................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan umum........................................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan kusus............................................................................................................. 2
1.3 Anggapan dasar dan hipotesis........................................................................................ 2
1.3.1 Anggapan dasar........................................................................................................ 2
1.3.2 Hipotesis..................................................................................................................... 3
1.4 Populasi dan sampel.......................................................................................................... 3
1.4.1 Populasi....................................................................................................................... 3
1.4.2 Sampel......................................................................................................................... 3
1.5 Metode dan teknik penelitian........................................................................................ 4
1.5.1 Metode penelitian................................................................................................... 4
1.5.2 Teknik penelitian.................................................................................................... 4
1.6
teknik
pengolahan data.................................................................................................... 4
BAB
II AKRONIM DAN SINGKATAN................................... 6
2.1 Pengertian akronim dan singkatan............................................................................. 6
2.1.1
Pengertian akronim............................................................................................... 6
2.1.2
Pengerrtian singkatan........................................................................................... 7
2.2 Perbedaan bentuk akronim dan singkatan.............................................................. 9
2.2.1
Bentuk akronim....................................................................................................... 9
2.2.2
Bentuk singkatan..................................................................................................... 11
2.2.3
Perbedaan bentuk akronim dan singkatan.................................................. 11
2.3 Penulisan akronim dan singkatan menurut EYD.................................................. 12
2.3.1
Penulisan akronim................................................................................................. 12
2.3.2
Penulisan singkatan............................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang dan Masalah
1.1.1
Latar
Belakang
Bahasa
Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan nusantara. Pentingnya peranan
itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1982, yang berbunyi :
“Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoeng-djoeng bahasa Indonesia”. Di
samping dalam undang-undang dasar kita tercantum pasal khusus yang menyatakan
bahwa, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”.
Penting
tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari pada paokan berikut : (1) jumlah
penuturnya, (2) luas penyebarannya, (3) dan perananya sebagai sarana ilmu,
susatra dan ungkapan budaya lain yan dianggap bernilai (Depdikbud, !988:1)
Dalam
kurikulum pendidikan dasar 1994 sampai kejenjang pendidikan Sekolah menengah
Umum, peranan bahasa Indonesia tetap mendapat tempat yang tersendiri. Buktinya ada
mata pelajaran lain yang mendapat nilai di bawah angka enam, namum siswa tersebut
dapat melanjutkan pendidikan ke peringkat yang lebih tinggi. Akan tetapi, bila
seorang mahasiswa mendapat nilai bahasa Indonesia di bawah dari angka enam, walaupun nilai mata
pelajaran yang lain mendapat nilai yang memuaskan, siswa tersebut tidak dapat
belajar di kelas yang lebih tinggi atau melanjutkan pendidikan ke strata yang
lebih tinggi.
1.1.2
Masalah
Berdasarkan
masalah yang telah dipaparkan yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah
: “Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Kuta Garot menulis Akronim
bahasa Indonesia”.
1.2 Tujuan penelitian
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini untuk
memperoleh data dan onformasi tentang gambaran hasil kemampuan keterampilan
menulis pelajaran bahasa Indonesia, khususnya tentang penulisan Akronim. Tujuan
penelitian ini sangat besar mamfaatnya dalam rangka untuk tercapainya tujuan pengajaran
bahasa Indonesia di peringkat sekolah lanjutan pertama. Tujuan umum yang lain
yang tidak kalah pentingnya dari penelitian ini, dapat memberikan informasi
data dalam usaha untuk tewujudnya bahasa Indonesia yang standar dan buku,
khususnya bahasa tulis.
1.2.2
Tujuan
Khusus
Tujuan
khusus penelitian ini dadalah untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis,
khususnya menuliska akronim bahasa indonesia siswa SD Negeri Kuta Garot Pidie
Jaya.
1.3 Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.3.1
Anggapan
Dasar
Yang djadikan anggapan dasar dalam
penelitian ini adalah :
a). Dalam
pengajaran bahasa Indonesia , khusunya dalam menulis akronim merupakan sesuatu
yang tidak dapat dielakkan dan harus diajarkan .
b. Perkembangan bahasa Indonesia yang begitu
cepat dan pesat, lebih-lebih mengenai akronim pemunculannya bagaikan cendewan di
musim penghujan hamir-hampir tak terkendalikan.
1.3.2 Hipotesis
Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Kemampuan penulis
akronim bahasa Indonesia siswa SD Negeri Kuta Garot belum mencapai target yang
diaharapkan”.
1.4 Populasi dan Sampel
1.4.1
Populasi
Populasi
adalah keseluruhan objek yang diteliti. Yang dijadikan populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas VI SD Negeri Kuta Garot tahun pelajaran
2005/2006.
Adapun
komposisi dari populasi, misalnya :
Kelas
VI Jumlah siswa sebanyak 12 siswa
Jumlah
populasi keseluruhannya berjumlah 12
siswa.
1.4.2
Sampel
Berdasarkan
angka statistik pada populasi jumlahnya terbatas, yaitu 12 dalam penelitian ini
diambil lima puluh persen dari jumlah populasi, dan ditambah sedikit untuk
lebih terjamin, yaitu diambil 12 siswa. Hal ini berpedoman kepada pendapat
(Surakhmad, 1982 :100). Teknik pengambilan sampel dengan cara mengundi nomor
iduk siswa.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
1.5.2 Metode Pnelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, karena metode ini dianggap paling tepat untuk memberikan gambaran
atau jawaban tentang hasil penelitian, yaitu tentang prestasi hasil belajar.
1.5.2 Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik tes,
Teas disusun dalam bentuk penugasan. Jumlahnya sepuluh aitem. Tes ese dalam
betuk latihan, system penugasan. Tugas responden menuliskan singkatan/akronim
menjadi kata, dan sebaliknya merobah atau menuliskan kata menjadi akronim.
Setiap bukti soal yang dijawab benar
diberi scor 10 dan yang dijawab salah diberi scor 0, dengan demikian, scor
tertinggi yang mungkin diperoleh siwa adalah 100.
1.6 Teknik Pengolahan Data
Penelitian
ini menggunakan tes, karena penggunaan tes berarti penelitian ini indentik atau
sama dengan tes ujian sumatif. Data dan imnformasi yang telah dikumpulkan
diolah, dianalisis, dan diinterprestasi sebagaimana lazimnya pengolohan data
suatu tes.
Pengolohan
hasil tes dilakukan melalui prosedur dan tingkat tertentu. Prosedur dan tingkat
pengolohan hasil tes yang berupa kemampuan menulis akronim tergambar sebagai
berikut : (1) peyusunan table distribusi frekuensi, (2) perhitungan mean atau
rata-rata, (3) perhitungan standar deviasi (Depdikbud, 1975 Buku III B)
Perhitungan
mesn atau rata-rata hitung dilakukan dengan cara menjumlahkan skor mentah dan
membaginya dengan jumlah frekundsi skor.
Dalam
perhitungan rata-rata menggunakan rumus :
M
(X) =
Dengan
keteangan sebagai beikut : M (X)= yang dicari, X= jumlah skor mentah, dan N=
jumlah frekuensi skor menta.
Deviasi
standar (DS) data tunggal dicari melalui didtribusi frekuensi dengan rumus :
DS
=
dengan
keteranagan sebagai berikaut : DS = deviasi standar yang dicari, ∑f2 =
jumlah hasil perkalian frekuensi dan dan deviasi kuadart, dan N = jumlah
frekuensi skor mentah.
Setelah hasil tes
diolah dan diinterpretasi terdapatlah angka-angka. Angka-angka atau nilai-nilai
tersebut diklasikan sebagai berikut :
90 - 100 = Baik = Baik sekali
80 - 89 =
baik
70 - 79 =
Cukup
< 70 = Kurang
BAB
II
AKRONIM
DAN SINGKATAN
2.1
Pengertian Akronim dan Singkatan
2.1.1
Pengertian akronim
Definisi atau batasan akronim telah
banyak dikemukakan olah ahli bahasa. Akronim ini masih banyak disamakan dengan
singkatan. Apabila ditinjau dari segi bentuknya, singkatan dan akronim memang hampir
sama.akan tetapi, jika ditijau secara lebih mendalam, kedua hal tersebut
memiliki perbedaan. Dari segi penulisa dan cara melafalkan akronim berbeda
dengan singkatan. Akronim dilafalkan atau dibaca seperti kata biasa, sedangkan
singkatan dibaca atau dieja satu persatu.
Akronim berasal dari bahasa inggis,
yaitu acronym yang berarati singkatan yang dibentuk dari huruf-huruf
kata uraian, seperti radar (Wojowasito dan tito Wasito, 1980 :2 )pembentukan
kata melalui penggabungan huruf-huruf awal kata, atau bagian tersebut dari
kata-kata yan
Nikelas
(1988: 120), membatasi akronim sebagai berikut.
pembentukan kata melalui penggabungan
huruf-huruf awal kata, atau bagian tersebut dari kata-kata yang berurutan
misalnya radar / reidar / akronim dari radio
detecting
and ranging,…. Dalam bahasa Indonesia polwan dari polisi wanita, dan lain-lain.
Selanjutnya sarana (1985 :15)
mengatakan bahwa akronim (Bahasa inggris acronym) singkatan yang berupa
gabungan huruf atau suku kata yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata :
akronim disebut juga kata singkatan”. Husain (1990:20) juga mengemukakan bahwa
“Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
dipahami bahwa akronim merupakan singkatan kata yang dibentuk berdasarkan
penggabunganf-huruf awal, suku kata, dan juga gabungan huruf dan suku kata. Melalui penggabungan tersebut
terciptalah singkatan yang dapat dibaca seperti kata biasa.
Depdikbud (1988:392) memberikan
batasan akronim yaitu : “Akronim ialah singkatan yang berupa penggabunagan
huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata yang diperlakukan sebagai kata”. Berdasarkan pengertian tersebut, akronim
dalam bahasa indonesia dibentuk dari gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
dan juga gabungan huruf dan suku kata yang dapat diperlakukan sebagai kata
biasa.
Akronim-akronim dalam bahasa
indonesia hanya dibedakan berdasarkan pembentukan dari huruf awal, gabungan
suku kata, dan juga gabungan huruf dan suku suku kata yang dapat diperlakukan
sebagai kata biasa.
2.1.2 Pengertian Singkatan
Seperti yang telah diuraiakan di
atas, akronim dan singkatan merupakan bagian dari bentuk pendek. Akan tetapi,
antara akronim dengan singkatan tersebut memilki perbedaan. Dengan demikian,
apabila perbedaan-perbedaan tersebut tidak diketahui akan menimbulkan salah
penafsiran antara keduanya. Untuk menghindari salah penafsiran tersebut, perlu
dijelaskan pengertian singkatan.
Menurut Depdikbud (1988:390)
“Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih”. Kemudian, pengertian singkatan juga dijelaskan Surana (1985:182) yaitu
“Kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf baik yang dilafalkan huruf
demi huruf demi huruf seperti MPR, SMP,
maupun yang tidak, seperti dsb. , u. b. , yth.”
Berdasakan uraian tersebut,
singkatan merupakan kependekan kata yang dapat terdiri atas satu huruf atau
lebih. Dengan demikian, singkatan merupakan proses pemendekan yang berupa
huruf atau gabungan huruf, baik yang
dieja maupun yang tidak. Singkatan dapat pula terdiri atas satu huruf (contoh: 1 untuk liter, m untuk meter, dan
lainnya) ataupun lebih dari satu huruf (contoh: MPR, DPR, dan lain sebgainya)
yang dieja menurut huruf-hurufnya. Singkatan tersebut dapat juga dapat dilakukan
dengan menyingkat huruf awal kata dari beberapa kata, misalnya MPR singkatan
dari Majelis Permusyaratan Rakyat dan juga dengan
menyingkat dari satu kata, misalnya tsb. Untuk singkatan tersebut.
Selain terdapat singkata, di dalam
bahasa Indonesia terdapat juga “kata singkat” atau betuk singkat. Kata singkat
tersebut misalnya: prof. untuk profesor, lab. Untuk kata laboratorium, pop
untuk kata populer.
2.2 Perbedaan Bentuk Akronim dan singkatan
2.2.1 Bentuk Akronim
Akronim dan singkatan memiliki
perbedaan-perbedaan. Walaupun akronim merupakan bagian dari bentuk pendek, akan
tetapi antara keduanya tidak dapat disamakan. Akronim merupakan singkatan dari penggabungan dihasilkan dari penggabungan
huruf-huruf awal dan suku kata dari deretan kata bagian lain yang dapat
dilafalkan seperti kata biasa. Singkatan merupakan proses pemendekan yang
terdiri atas satu huruf atau lebih yang biasanya dilafalkan seperti dieja.
Akronim bila ditinjau dari bentuknya, akan terlihat sebagai atas
tiga bentuk. Hal ini sesuai dengan pengertian akronim itu sendiri seperti yang
dikemukakan Depdikbud (1988: 392), yaitu “Akronim ialah singkatan yang berupa
gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf awal, gabungan suku kata dari deret
kata yang diperlukan sebagai kata” Dengan demikian, akronim tersebut dapat
dibagi atas tiga bentuk, yaitu :uku
1) Gabungan
huruf awal :
2) Gabungan
suku kata ; dan
3) Gabungan
huruf dan suku kata.
1. Akronim
Gabungan Huruf Awal
Akkronim
gabungan huruf awal ini maksudnya adalah Akronim yang dihasilkan dari
huruf-huruf awal atau pertama dari kata ya g disingkat. Misalnya, kata Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia akan menghasilkan singkatan yang menjadi
akronim ABRI, demikian pula seperti kata pus akronim dari pasangan usia
subur
2. Akronim
Gabungan Suku Kata
Akronim
gabungan suku baik kata merupakan akronim yang dihasilkan dari penggabungan
suku kata dengan suku kata. Suku kata tersebut baik suku kata awal dengan suku
kata awal, suku kata akhir dengan suku kata akhir, dan juga penggabungan suku
kata awal dengan suku kata akhir.
Akronim yang dibentuk berdasarkan
suku kata awal dengan suku kata awal, misalya catam (calon tamtama), Himabi
(Himpunan Mahasiswi Bahas Indonesia), Wapres (Wakil presiden), dan lain
sebagainya. Akronim yang dibentuk berdasarkan suku kata akhir, misalnya Diksar
(Pendidikan dasar), juknis (petukjuk teknis), dan lain sebagainya.
Akronim yang dibentuk dari penggabungan suku kata awal dengan suku kata akhir,
misalnya kejar (kelompok belajar), wajar (wajib belajar), recap
(rancangan ketetapan), dan lain sebagainya.
3. Akronim
Gabungan Huruf dan Suku Kata
Akronim gabungan huruf dan suku kata tersebut,
maksudnya adalah akronim yang dihasilkan dari huruf dan suku kata. Akronim ini
dibentuk dari huruf dengan suku kata awal atau huruf dengan suku kata akhir.
Misalnya Iwapi (ikatan wanita pengusaha Indonesia), Abin (akademi
bank Indonesia) dan lain sebagainya.
2.2.2
bentuk singkatan
Bentuk singkatan dapat dibagi atas singkatan
yang terdiri atas satu huruf atau lebih dan juga singkatan satu kata dengan
lebih:satu huruf, singkatan yang terdiri atas satu huruf atau lebih biasanya
dieja satu persatu.
Singktan yang terdiri atas satu
huruf merupakan singkatan nama orang, gelar, dan lain senagainya. Misalnya: M
(Muhammad), A. (ahmad), H. (haji), g (gram), dan lain sebagainya. Singkatan
yang terdiri atas lebih dari satu huruf, misalnya S.E. (sarjana ekonomi), PT
(perseroan terbatas), DPR (dewan perwakilan rakyat), FKIP (fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan), dan lain sebagainya
Singkatan
yang terdiri atuua lebih dari satu huruf yang merupakan singkatan dari suku
kata atau lebih biasanya tidak dieja, misalnya dll (dan lain-lain), dsb. (dan
sebagainya, dst (dan seterusnya) dan lain sebagainya. Maksud singkatan tersebut
tidak dieja sewaktu melafalkanya, dikarenakan singkatan tersebut telah
diketahui secara umum kepanjngan katanya. Dengan demikian, sewaktu
melafalkannya orang tidak melafalkan dengan dsb. (secra satu per satu), melainkan
langsung dengan lafal dan sebagainya.
2.2.3
Perbedaan Bentuk Akronim dan Singkatan
Berdasarkan bentuknya, antara
akronim dan singkatan terdapat beberapa perbedaan. Dari segi lafalnya, akronim tidak
pernah dilafalkan dengan dieja, sedangkan singkatan ada yang dieja, misalnya
Em, Pe, Er, tidak dilfalkan dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat: dan ada yang
tidak dieja, misalnya : kepada ye, te, ha, tetapi, dilafalkan dengan yang
terhormat. Akronim dibentuk berdasarkan penggabungan huruf-huruf awal,
penggabungan suku kata, dan penggabungan huruf dan suku kata. singkatan dibentuk berdasarkan huruf-huruf awal saja
dan sebuah kata yang disingkat. Misalnya : MPR, DPR, SMA, dan lain sebagainya, (untuk huruf awal),
hlm., tsb., dan lain sebagainya (untuk sebuah kata yang disingkat).
2.3 penulisan akronim dan sngkatan
menurut EYD
2,3.1
penulisan akronim
Penulisan
akronim pada dasarnya merujuk pada Pedoman Umum ejaan yang disempurnakan (EYD).
Penulisan akronim menurut Depdikbud (1991:34-35) adalah sebagai berikut .
a. Akronim
nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
denan huruf kapital.
ABRI Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan atletik Seluruh
Indonesia
IKIP Institut Keguruan dan Ilmu
Pencidikan
SIM Surat izin mengemudi
b. Akronim
nama diri yang berupa gabungan suku
kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal dengan huruf kapital.
Misalnya :
Akabri akademi
angkatan bersenjata republic Indonesia
Bappenas badan
perencanaan pembangunan nasional
Iwapi Ikatan
wanita Pengusaha Indonesia
Sespa sekolah
staf dan pimpinan administrasit
c. Akronim
yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Pemilu pemilihan umum
Radar radio detecting and ranging
Rapim rapat pimpinan
Rudal peluru kendali
Tilang bukti pelanggaran
Berdasarkan uraian tersebut,
penulisan akronim dapat dilakukan dengan menggunakan huruf capital seluruhnya,
menggunakan huruf kapital pada huruf awal, dan dengan huruf kecil
keseluruhannya. Akronim yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital keseluruhan
apabila akronim tersebut merupakan diri,
akronim yang ditulis dengan huruf kapital pada huruf awal merupakan akronim
nama diri yang terdiri atas gabungan huruf awal dengan suku kata dan suku kata
dengan suku kata. Akronim yang ditulis dengan huruf kecil keseluruhannya
apabila akronim tersebut bukan nama diri.
Penulisan akronim jga dijelaskan
Husain (1994:21-25), yaitu sebagai berikut :
1) Akronim
nama diri yang berupa gabungan huruf wawal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf capital.
Contoh
:
ABRI Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia
RIS Republik
Indonesia Serikat
LAN Lembaga
Administrasi Negara
PAM Perusahaan
Air Minum
IKIP
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SMEA Sekolah
Menengah Ekonomi Atas
STIA Sekolaah
Tinggi Ilmu Administrasi
2) Akronim
nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal
kapital
Contoh:
AKABRI Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
GAPI Gabungan
politik Indonesia
Putera Pusat Tenaga Rakyat
Bappenas Badan perencanaan pembangunan Nasional
Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Kowani Kongres Wanita Indonesia
3) Akronim
yang bukan nama diri yang berupa gabungan suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu pemilihan
umum
radar radio
ditecting and ranging
rapim rapat
pimpinan
rudal peluru
kendali
berdasarkan
uraian tersebut, penulisan akronim digolongkan pada tiga bentuk penulisan.
Bentuk pertama penulisannya dengan menggunakan huruf kapital keluruhannya
apabila akronim tersebut dihasilkan dari penggabungan huruf-huruf awal untuk
nama diri. Bentuk kedua adaah akronim ditulis dengan menggunakan huruf capital
pada huruf pertama pertama darai akronim yang dihasilkan dari penggabungan huruf dan suku dan suku kata dan suku kata dengan suku kata.Bentukketiga adalah
dengan penulisan akronim menggunakan huruf kecil secara keseluruhan. Penulisan
akronim dengan huruf kecil ini dikarenakan akronim tersebut bukan merupakan
nama diri.
2.3.2
Penulisan singkatan
Berberbagai
cara .cara tersebut berlaku bagi singkatan yang terdiri atas satu huruf,dua
huruf atau lebih,dan dari singkatan yang dihasilkan dari satu kata.mengenai
cara penulisan singkatan ini telah diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD) .Adapun cara penulisan tersebut sebagaimana yang dijelaskan
Depdikbud (1991: 33-34), yaitu sebagai berikut.
a. Sigkatan
nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda
titik.
Misannya ;
A. S.
Kramawijaya
Muh.
Yamin
Suman
Hs.
Sukanto
S.A
M.
B. A master off business
administration
m.
Sc master of science
S.
E. sarjana ekonomi
S.
Kar. Sarjana kerawitan
S.
K. M. sarjana kesehatan
masyrakat
Sdr. Saudara
Kol. Kolonel
b. Singkatan
nama resmi embaga pemerintahan dan ketata egaraan,badan atau organisasi,serta
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya:
DPR Dewan perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Republi Indonesia
GBHN Garis-garis besar haluan naegara
SMTP Sekolah Menengah Tingkat Pertama
PT Perseroan Terbatas
KTP Kartu Tanda Penduduk
c. Singkatan
umum yang terdiri atas tiga huruf tau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll. dan lain-lain
dsb. dan
sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
sda. sama dengan atas
Yth. (Sdr. Moh. Hasan) Yang terhormat
( Sdr. Moh.
Hasan )
Tetapi
:
a.n atas nama
d.a dengan alamat
u.
b. untuk beliau
u.p untuk perhatian
d. lambing kimia,
singkatan satuan ukuran ,takaran,timbangan,dan mata
uang tidak diikuti tanda titik .
Misalnya :
Cu kuprum
TNT trinitrotologi
Sm sentimeter
kvA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp
( 5000,00 ) (lima ribu) rupiah
Berdasarkan
uraian tersebut , penulisan singkatan memiliki aturan atau kaidah – kaidah
tersendiri. Aturan tersebut antara lain
singkatan yang terdiri atas satu huruf atau lebih yang merupakan
singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik. Singkatan nama resmi badan lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas hurus awal kata ditulis dengan hurus capital dan tidak. Singkatan umum
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikut dengan satu tanda titik.
Singkatan untuk lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikut dengan tanda titik.
Mengenai penulisan singkatan ini
dijelaskan juga oleh Husain ( 1994 : 10 ) ,yaitu sebagai berikut.
(
1 ) singkatan yang disingkat cara penulisannya, tetaselalu dilafalkan dengan lengkap
:
Contoh :
y.l. =
yang lalu
s.d. =
sampai dengan
saw. =
dallallahu alaihi wasallam
a.n. =
atas nama
m =
meter
kg =
kilogram
…..
(
2 ) Singkatan yang terdiri atas huruf awal dan dilafalkan sesuai dengan nama huruf
itu :
MPR /en-pe-er/ = Majelis
Permusyawaratan Rakyat
DPR /de-pe-er/ = Dewan perwakilan
Rakyat
SMA /es-em-a/ = Sekolah Menengah
Atas
SMP /es-em-pe/= Sekolah Menengah
Pertama
(
3 ) Singkatan yang dibentuk dengan memilih huruh awal terbentuk sehingga dapat
dibaca sebagai kita biasa :
Contoh :
ABRI =
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
KAMI =
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
SIM =
Surat Izin Mengemudi
NIP =
Nomor Induk Pegawai
SIT =
Surat Izin Terbit
…...
(
4 ) Singkatan yang dibentuk dengan memadukan suku kata dengan suku kata, atau
suku kata dengan huruf sehingga mirip dengan pola ummum kata Indonesia
:
Contoh :
GAPI =
Gabungan Politik Indonesia
MABAD = Markas Besar Angkatan Darat
PANGDAM = Panglima Daerah Militer
PANGAB = Panglima Angkatan Bersenjata
EBTANAS = Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional
RANTAP = Rancangan Ketetapan
HANSIP = Pertahanan Sipil
……
Berdasarkan uraian tersebut,
penulisan singkatan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang dikemukakan
oleh ahli bahasa sebagaimana yang telah dipaparrkarkan diatas, sama dengan yang
telah ditetpkan oleh ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).
Husain lebih lanjutd mengatakan
bahwa penulisan singkatan dapat diperinci ada lima cara. Adapun kelima cara.
Adapun kelima cara itu adalah sebagai berikut.
(
1 ) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.
Contoh
:
Singkatan
nama orang :
Moh. Hatta ( Mohammad Hatta )
Muh. Yamin ( Muhammad Yamin )
B.J. Habibie ( Baharuddin Yusuf
Habibie )
Abd. Razak Husain ( Abdullah Razak
Husain )
…….
Singkatan
nama gelar
Dr. ( doctor ) Drs. ( doktorandes )
Dr. ( doctor ) Dra. ( doktoranda )
Drh. ( dokter hewan ) Prof. (
professor )
Singkatan sapaan untuk orang :
Bpk. ( bapak )
Sdr. ( saudara )
Sdri. ( saudari )
R.A. (
Raden Ajeng ) (Raden Ayu )
R.M. ( Raden Mas )
…….
Singkatan
nama pangkat atau jabatan :
Jend. ( jenderal )
Kol. (
colonel )
Gub. (
gubernur )
Ka. (
kepala )
(
2 ) Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan
huruf capital seluruhnya dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh :
MPR (
Majelis Permusyawaratan Rakyat )
DPR (
Dewan Perwakilan Rakyat )
DPA (
Dewan pertimbangan Agung )
BPK (
Badan Pemeriksaan keuangan )
MA (
Mahkamah Agung )
PBB (
Perserikatan Bangsa-bangsa )
…….
(
3 ) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih umumnya ditulis dengan
huruf kecil seluruhnya serta diakhiri satu tanda titik.
Contoh :
Dll. (
dan lain-lain )
Dsb. (
dan sebagainya )
Sbb. (
sebagai berrikut )
Ybs. (
yang bersangkutan )
Hlm.,hal.( halaman )
……..
Selanin singkatan yang telah
dipaparkan diatas, ada juga singkatan jenis ini yang biasanya ditulis dengan
huuf awalnya dengan huruf capital.
Contoh :
Yth. (
yang terhormat )
Jan. (
januari )
Feb./febr.( febuari )
Mar. (
maret )
…….
(
4 ) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang merupakan gabungan huruf kecil dan
diapit oleh dua titik,
Contoh :
d.a. =
dengan alamat
a.n. =
atas nama
u.p. =
untuk perhatian
u.b =
untuk beliau
y.l. =
yang lalu
Akan
tetapi :
No. =
nomor
Ed. =
editor
Ka. =
kepala
St. =
sultan
AS =
Amerika Serikat
…….
(
5 ) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Contoh :
Lambang kimia :
Ac =
actinium = actinium
Bi =
bismuth = bismuth
C =
carbon = karbon
Ca =
calcium = kalsium
Cl =
clorine = klorin
……..
Satuan
ukuran, takaran dan timbangan :
M =
meter
Cm =
centimeter
Km =
kilometer
L =
liter
G =
gram
Kg =
kilogram
KVA =
kilovolt-ampere
Mata
uang ;
Rp =
rupiah
$ =
dolar Amerika
£ =
paunsterling
S$ =
dolar Singapura
A$ =
dolar Australia
Dalam penulisan diatas, terlilihat
penulisan singkatan ini yang ada yang menggunakan tanda titik dan ada yang
tidak menggunakan tanda titik. Selain itu, singkatan itu ada yang ditulis dengan
huruf capital seluruhnya, ada huruf awal capital, dan ada yang tidak menggunakan huruf capital.
2.4 Pengajaran akronim dan
Singkatan di SD
Pengajaran akronim dan singkatan di
SD pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan siswa yang mampu menggunakan
bahasa Indonesia sesuai dengan kaedah-kaedah bahasa Indonesia yang tercantum
dalam EYD. Pengajaran akronim dan singkatan merupakan bagian dari pengajaran
ejaan, bertujuan untuk mencapai pengajaran bahasa Indonesia.
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia
yang akan dicapai dari proses belajar mengajar seperti yang diuraikan taringan
( 1989 : 2 ), yaitu : “ tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa
terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, terampil berbicara, terampil
membaca, dan terampil menulis”.
Pengajar bahasa Indonesia di sekolah
bertujuan untuk menciptakan anak didik terampil mengunakan bahasa Indonesia
sebagai sarana komunikasi yang sesuai dengan situasi penggunaan bahasa
tersebut. Selain itu, siswa mampu menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa
yang dapat dipergunakannya sebagai sarana menyerap ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pengajaran akronim dan singkatan di
sekolah pada dasarnya bagian integral dari pengajaran bahasa Indonesia. Tujuan pengajarannya untuk
menciptakan siswa yang menguasai atau terampil menulis akronim dan singkatan
dalam bahasa Indonesia. Akronim dan singkatan ini, di dalam kurikulum bagian
dari kaedah penulisan atau ejaan bahasa Indonesia. Dengan demikian, tujuan
pengajaran akronim dan singkatan agar siswa dapat menggunakanya dengan
ketelitian yang tinggi.
Depdikbud (19993:5), menjelaskan
penulisan atau penggunaan ejaan sebagai berikut.
Ejaan dan tanda baca diajarkanuntuk
membiasakan siswa membaca dan menulis dengan tingkat ketelitian dan pemahaman
yang tinggi. Ketelitian didalam ejaan dan tanda baca diperlukan didunia modern,
misalnya untuk memahami atau menyusun dokumen pengting dan penggunaan computer.
Berdasarkan penjelasan tersebut,
pengajaran akronim dan singkatan penting untuk dilaksanakan di sekolah-sekolah.
Hal tersebut dikarenakan pengajaran akronim dan singkatan ini merupakan bagian
dari pengajaran ejaan dan tanda baca.Dengan mempelajari akronim dan singkatan,
siswa memiliki keterampilan, ketelitian, dan kejelian dalam membaca dan
menulis. Selain itu, pengajaran akronim dan singkatan berperan menciptakan
siswa yang terampil serta memiliki tingkatan ketelitian yang tinggi dalam menggunakan
bahasa untuk keperluan di dunia modern. Ejaan dan tanda baca merupakan aspek
yang sering digeluti dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Oleh karena itu,
pengajaran ejaan khususnya tentang akronim dan singkatan perlu ditingkatkan
secara intensif.
3.1 pengolahan
dan analisis data
TABEL
Sebaran Frekuensi
X
|
F
|
Fx
|
Fx2
|
10
|
-
|
-
|
-
|
9
|
-
|
-
|
-
|
8
|
1
|
8
|
64
|
70
|
3
|
21
|
147
|
60
|
4
|
24
|
144
|
50
|
2
|
10
|
100
|
40
|
2
|
8
|
320
|
30
|
-
|
-
|
-
|
20
|
-
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
-
|
Total
|
12
|
71
|
775
|
3.2 menghitung
rata-rata dan deviasi standar
3.2.1
menghitung
rata-rata
M
(x) =
=
= 5,9
BAB III
HASIL PENELITIAN KEMAMPUAN PENULISAN AKRONIM DAN
SINGKATAN SISWA KELAS VI SD NEGERI KUTA GAROT PIDIE JAYA
3.1 Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil
tes yang dilakukan terhadap 12 siswa. Pelaksanaan tes terhadap sampel dilakukan
pada tanggal 5 Mei 2006 di SD negeri Kuta Garot. Adapun hasil tes kemampuan
penulisan akronim dan singkatan adalah sebagai berikut.
40
|
50
|
40
|
80
|
50
|
60
|
70
|
60
|
70
|
60
|
70
|
60
|
-
|
-
|
-
|
3.2 Menghitung Deviasi Standar
DS
=
DS =
= 5,9
Jadi
nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VI SD negeri Kuta Garot adalah 5,9,
dan nilai devesiasi standar adalah 2,11.
Dilihat
dari penyebaran nilai tersebut dapat diketahui persentasenya adalah sebagai
berrikut.
Tabel
II PersentaseNilai Kemampuan penulisan akronim dan singkatan siswa Kelas VI SD
Negeri Kuta Garot Kab. Pidie Jaya
No
|
Kuaantitatif
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
90 -
100
|
-
|
-
|
2
|
80 -
98
|
-
|
-
|
3
|
70 -
79
|
8
|
11,32
|
4
|
<
70
|
4
|
88,68
|
Jumlah
|
12
|
100,00
|
Berdasarkan table tersebut, dapatlah
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai istimewa (rentang 90-100) tidak
ada, nilai baik sekalu (rentang 80 – 98) tidak ada, nilai baik (rentang 70 –
79) 6 orang, nilai kurang lebih kecil dari 70 (<70), 47 orang. Jadi, secara
umum kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Kuta Garot daam menulis akronim dan
singkatan dalam bahasa Indonesia berada pada kategori kurang.
3.3 Pembuktian Hipotesis
hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah “kemampuan menulis akronim bahasa Indonesia, siswa SD
Negeri Kuta Garot mencapai target yang diharapkan”. Melihat nilai rata-rata dan
deviasi standar yang diperoleh siswa kelas VI tersebut persentase nilai kurang
88,68 persen, nilai cukup diperoleh hanya 6 orang siswa dengan demikian,
hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini dapat diterima.
BAB IV
4.1
kesimpulan
Kemampuan siswa kelas VI SD Kuta
Garot Kabupaten Pidie Jaya didalam menulis akronim dan singkatan masih kurang.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap
sampel 12 orang siswa pada tanggal 25 mei 2006 di SD Negeri Kuta Garot. Dengan
nilai rata-rata 4,2 dan dengan deviasi stndar 4,48. Secara persentase 6 orang
siswa yang mendapat nilai cukup, dan 47 orang siswa yang mendapat nilai dibawah
dari cukup. Dengan persentasenya berbanding 11,32 (nilai cukup) 88,68 (nilai)
di bawah dari cukup atau kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengajaran bahasa dan satra Indonesia pada umumnya dan pengajaran akronim dan singkatan
pada khususnyabelum berhasil dilaksanakan di SD Negeru Kuta Garot Kabupaten
Pidie Jaya.
4.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat
disampaikan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia, khususnya tentang pengajaran akronim dan singkatan
hendaknya lebih ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat rendahnya kemampuan yang
dimiliki oleh siswa dalam penulisan akronim dan singkatan.
2) Penelitian
yang berkaitan dengan kemampuan penulisan akronim dan singkatan ini perlu
dilanjutkan dengan ojek yang lebih besar lagi.
3) Perlu
diadakan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor penghambat kemampuan
penulisan akronim dan singkatan.
4) Akronim
dan singkatan merupakan salah satu bagian dari EYD bahasa Indonesia yang
pemakaiannya kian marak, apabila penggunaannya tidak sesuai dengan EYD, maka
akan menimbulkan kerancuan dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Oleh karena itu, masalah akronim dan singkatan ini perlu perhatian yang
serius dari semua pihak, terutama dari instansi yang terkait.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ambary,
Abdullah. 1979. Intisari Tatabahasa
Indonesia.Bandung : Djatnika.
Badudu,
J.S. 1980. Membina
Bahasa Indonesia Baku.Bandung: Pustaka Prima.
Depdikbud,
1986. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Bahasa dan Sastra
Indonesia Kurikulum 1994 SLTP. Jakarta: depdikbud.
1988.
Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.
1991
. pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Dsempurnakan. Jakarta:
Balai Pustaka
Husain,
Abdul Razak. 1994. Kamus Resmi Singkatan dan Akronim
Baku Bahasa
Indonesia.
Solo: Depdikbud.
Surakmad,
Winarjo. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah.
Dasar Metode teknik. Bandung
: tarsito.
Taringan,
Henry Guntur. 1989. Pengajaran Kosakata. Bandung
:Angkasa.
Melampirkan :
Hasil tes
kemampuan penulisan Akronim dan Singkatan
.
No
|
Nomor Induk siswa
|
Nilai
|
1.
|
40
|
40
|
2.
|
402
|
50
|
3.
|
403
|
40
|
4.
|
404
|
50
|
5.
|
405
|
55
|
6.
|
406
|
60
|
7.
|
407
|
70
|
8.
|
409
|
60
|
9.
|
410
|
70
|
10.
|
413
|
60
|
11.
|
414
|
70
|
12
|
116
|
60
|
1.7
Instrumen
Penulisan
A. Petunjuk dan
Pengenalan Soal
Dalam bahasa
Indonesia kita mengenal ada istilah singkatan dan apapula istilah kronim.
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari atas satu huruf atau
lebih. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Setelah anda memahami penjelasan di
atas, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini sesuai dengan permintaan.Waktu yang disediakan 60 menit.
B. Soal-soal
1. Akronimkanlah
peryataan-pernyataan di bawah ini.
a. Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia
b. Surat
Izin mengemudi
c. Perusahaan
Air Minum
2. Di
bawah ini adalah kesemuanya akronim, jadikan akronimitu menjadi kata atau frasa
yang aslinya.
a. Akabri b.
Bappenas c. kowani
3. Akronimkanlah
kata atau frasa di bawh ini
a. Pemilihan
umum
b. Peluru
kendali
c. Rapat
pimpinan
4. Buatlah
kata-kata/frasa di bawah ini menjadi singkatan.
a. Sarjana
kesehatan masyarakat
b. kolonel
c. saudara
5. buatlah
kata-kata di bawah ini menjadi singkatan
a. samadengan
atas
b. dan
seterusnya
c. c.
halaman
6. dibawah
ini adalah singkatan huruf, jadikanlah menjadi kata.
a. u.p. b. a.n c. d.a
7. dibawah
ini kesemuanya akronim, jadikanlah agar menjadi
kata atau frasa.
a. sembako b. cerpen c. cergam
8. buatlah
akronim dibawah ini sehingga menjadi kata.
a. Wanra b. Hamkannas
9. Di
bawah ini adalah kata-kata, jadikanlah menjadi akronim.
a. Catur
wulan
b. Evaluasi
belajar kenaikan kelas
10. Tuliskan
agar menjadi kata akronim-akronim di bawah ini
a. OSIS
b. Mentrans c. menhub
C. Kunci jawaban
1. a.
PASI b. SIM c. PAM
2. a.
Akademi angkatan Bersenjata Republik Indonesia
b.
badan perencanaan pembangunan Nasonal
c.
kongres wanita Indonesia
3. a.
pemilu b. rudal c. rapim
4. a.
S.K.M b. Kol c. Sdr.
5. a.
sda. b. dst. c. hlm/hl
6. a.
untuk perhatian b.atas nama
c.
dengan alamat
7. a.
Sembilan bahan pokok b.cerita
pendek
c.
cerita bergambar
8. a.
perlawanan rakyat b. pertahanan keamanan nasional
9. a.
cawu b.
ebka
10. a.
organisasi siswa intra sekolah
b.
menteri transmigrasi
c. mmenteri
perhubungan
0 komentar:
Posting Komentar