Minggu, 20 Juli 2014

AKRONIM DAN SINGKATAN



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................            i
ABSTRAK .............................................................................            ii
DAFTAR ISI..........................................................................            iii
BAB I  PENDAHULUAN.......................................................            1
1.1   Latar belakang dan masalah...........................................................................................                   1
1.1.1  Latar belakang..........................................................................................................                   1
1.1.2  Masalah........................................................................................................................                   2
1.2   Tujuan peneletian...............................................................................................................                   2
1.2.1  Tujuan umum...........................................................................................................                   2
1.2.2  Tujuan kusus.............................................................................................................                   2
1.3   Anggapan dasar dan hipotesis........................................................................................                   2
1.3.1  Anggapan dasar........................................................................................................                   2
1.3.2  Hipotesis.....................................................................................................................                   3
1.4   Populasi dan sampel..........................................................................................................                   3
1.4.1  Populasi.......................................................................................................................                   3
1.4.2  Sampel.........................................................................................................................                   3
1.5   Metode dan teknik penelitian........................................................................................                   4
1.5.1  Metode penelitian...................................................................................................                   4
1.5.2  Teknik penelitian....................................................................................................                   4
1.6   teknik pengolahan data....................................................................................................                   4
BAB II AKRONIM DAN SINGKATAN...................................            6
2.1  Pengertian akronim dan singkatan.............................................................................                   6
        2.1.1  Pengertian akronim...............................................................................................                   6
        2.1.2  Pengerrtian singkatan...........................................................................................                   7
2.2  Perbedaan bentuk akronim dan singkatan..............................................................                   9
        2.2.1  Bentuk akronim.......................................................................................................                   9
        2.2.2  Bentuk singkatan.....................................................................................................                   11
        2.2.3  Perbedaan bentuk akronim dan singkatan..................................................                   11
2.3  Penulisan akronim dan singkatan menurut EYD..................................................                   12
        2.3.1  Penulisan akronim.................................................................................................                   12

        2.3.2  Penulisan singkatan...............................................................................................                   15



 BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang dan Masalah

1.1.1        Latar Belakang
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan nusantara. Pentingnya peranan itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1982, yang berbunyi : “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoeng-djoeng bahasa Indonesia”. Di samping dalam undang-undang dasar kita tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”.
Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari pada paokan berikut : (1) jumlah penuturnya, (2) luas penyebarannya, (3) dan perananya sebagai sarana ilmu, susatra dan ungkapan budaya lain yan dianggap bernilai (Depdikbud, !988:1)
Dalam kurikulum pendidikan dasar 1994 sampai kejenjang pendidikan Sekolah menengah Umum, peranan bahasa Indonesia tetap mendapat tempat yang tersendiri. Buktinya ada mata pelajaran lain yang mendapat nilai di bawah angka enam, namum siswa tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke peringkat yang lebih tinggi. Akan tetapi, bila seorang mahasiswa mendapat nilai bahasa Indonesia di bawah  dari angka enam, walaupun nilai mata pelajaran yang lain mendapat nilai yang memuaskan, siswa tersebut tidak dapat belajar di kelas yang lebih tinggi atau melanjutkan pendidikan ke strata yang lebih tinggi.


1.1.2        Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Kuta Garot menulis Akronim bahasa Indonesia”.

1.2      Tujuan penelitian
1.2.1    Tujuan Umum
 Tujuan umum dari penelitian ini untuk memperoleh data dan onformasi tentang gambaran hasil kemampuan keterampilan menulis pelajaran bahasa Indonesia, khususnya tentang penulisan Akronim. Tujuan penelitian ini sangat besar mamfaatnya dalam rangka untuk tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia di peringkat sekolah lanjutan pertama. Tujuan umum yang lain yang tidak kalah pentingnya dari penelitian ini, dapat memberikan informasi data dalam usaha untuk tewujudnya bahasa Indonesia yang standar dan buku, khususnya bahasa tulis.
1.2.2        Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini dadalah untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis, khususnya menuliska akronim bahasa indonesia siswa SD Negeri Kuta Garot Pidie Jaya.

1.3       Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.3.1        Anggapan Dasar
Yang djadikan anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
a). Dalam pengajaran bahasa Indonesia , khusunya dalam menulis akronim merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan dan harus diajarkan .
b.  Perkembangan bahasa Indonesia yang begitu cepat dan pesat, lebih-lebih mengenai akronim pemunculannya bagaikan cendewan di musim penghujan hamir-hampir tak terkendalikan.
1.3.2       Hipotesis
   Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Kemampuan penulis akronim bahasa Indonesia siswa SD Negeri Kuta Garot belum mencapai target yang diaharapkan”.
1.4      Populasi dan Sampel
1.4.1           Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VI SD Negeri Kuta Garot tahun pelajaran 2005/2006.
Adapun komposisi dari populasi, misalnya :
Kelas VI Jumlah siswa sebanyak 12 siswa
Jumlah populasi keseluruhannya  berjumlah 12 siswa.
1.4.2        Sampel
Berdasarkan angka statistik pada populasi jumlahnya terbatas, yaitu 12 dalam penelitian ini diambil lima puluh persen dari jumlah populasi, dan ditambah sedikit untuk lebih terjamin, yaitu diambil 12 siswa. Hal ini berpedoman kepada pendapat (Surakhmad, 1982 :100). Teknik pengambilan sampel dengan cara mengundi nomor iduk siswa.

1.5       Metode dan Teknik Penelitian
1.5.2    Metode Pnelitian
             Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena metode ini dianggap paling tepat untuk memberikan gambaran atau jawaban tentang hasil penelitian, yaitu tentang prestasi hasil belajar.
1.5.2     Teknik Penelitian 
Penelitian ini menggunakan teknik tes, Teas disusun dalam bentuk penugasan. Jumlahnya sepuluh aitem. Tes ese dalam betuk latihan, system penugasan. Tugas responden menuliskan singkatan/akronim menjadi kata, dan sebaliknya merobah atau menuliskan kata menjadi akronim.
Setiap bukti soal yang dijawab benar diberi scor 10 dan yang dijawab salah diberi scor 0, dengan demikian, scor tertinggi yang mungkin diperoleh siwa adalah 100.
1.6       Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan tes, karena penggunaan tes berarti penelitian ini indentik atau sama dengan tes ujian sumatif. Data dan imnformasi yang telah dikumpulkan diolah, dianalisis, dan diinterprestasi sebagaimana lazimnya pengolohan data suatu tes.
Pengolohan hasil tes dilakukan melalui prosedur dan tingkat tertentu. Prosedur dan tingkat pengolohan hasil tes yang berupa kemampuan menulis akronim tergambar sebagai berikut : (1) peyusunan table distribusi frekuensi, (2) perhitungan mean atau rata-rata, (3) perhitungan standar deviasi (Depdikbud, 1975 Buku III B)
Perhitungan mesn atau rata-rata hitung dilakukan dengan cara menjumlahkan skor mentah dan membaginya dengan jumlah frekundsi skor.
Dalam perhitungan rata-rata menggunakan rumus :
M (X) =
Dengan keteangan sebagai beikut : M (X)= yang dicari, X= jumlah skor mentah, dan N= jumlah frekuensi skor menta.
Deviasi standar (DS) data tunggal dicari melalui didtribusi frekuensi dengan rumus :
DS =
dengan keteranagan sebagai berikaut : DS = deviasi standar yang dicari, ∑f2 = jumlah hasil perkalian frekuensi dan dan deviasi kuadart, dan N = jumlah frekuensi skor mentah.
Setelah hasil tes diolah dan diinterpretasi terdapatlah angka-angka. Angka-angka atau nilai-nilai tersebut diklasikan sebagai berikut :
90 - 100 = Baik = Baik sekali
80 - 89  = baik
70 - 79  = Cukup
    < 70  = Kurang




BAB II
AKRONIM DAN SINGKATAN

2.1       Pengertian Akronim dan Singkatan
2.1.1    Pengertian akronim
            Definisi atau batasan akronim telah banyak dikemukakan olah ahli bahasa. Akronim ini masih banyak disamakan dengan singkatan. Apabila ditinjau dari segi bentuknya, singkatan dan akronim memang hampir sama.akan tetapi, jika ditijau secara lebih mendalam, kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Dari segi penulisa dan cara melafalkan akronim berbeda dengan singkatan. Akronim dilafalkan atau dibaca seperti kata biasa, sedangkan singkatan dibaca atau dieja satu persatu.
            Akronim berasal dari bahasa inggis, yaitu acronym yang berarati singkatan yang dibentuk dari huruf-huruf kata uraian, seperti radar (Wojowasito dan tito Wasito, 1980 :2 )pembentukan kata melalui penggabungan huruf-huruf awal kata, atau bagian tersebut dari kata-kata yan
Nikelas (1988: 120), membatasi akronim sebagai berikut.
 pembentukan kata melalui penggabungan huruf-huruf awal kata, atau bagian tersebut dari kata-kata yang berurutan misalnya radar / reidar / akronim dari radio
detecting and ranging,…. Dalam bahasa Indonesia polwan dari polisi wanita, dan lain-lain.
            Selanjutnya sarana (1985 :15) mengatakan bahwa akronim (Bahasa inggris acronym) singkatan yang berupa gabungan huruf atau suku kata yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata : akronim disebut juga kata singkatan”. Husain (1990:20) juga mengemukakan bahwa “Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf  dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
            Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa akronim merupakan singkatan kata yang dibentuk berdasarkan penggabunganf-huruf awal, suku kata, dan juga gabungan huruf  dan suku kata. Melalui penggabungan tersebut terciptalah singkatan yang dapat dibaca seperti kata biasa.
            Depdikbud (1988:392) memberikan batasan akronim yaitu : “Akronim ialah singkatan yang berupa penggabunagan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata”. Berdasarkan pengertian tersebut, akronim dalam bahasa indonesia dibentuk dari gabungan huruf awal, gabungan suku kata, dan juga gabungan huruf dan suku kata yang dapat diperlakukan sebagai kata biasa.
            Akronim-akronim dalam bahasa indonesia hanya dibedakan berdasarkan pembentukan dari huruf awal, gabungan suku kata, dan juga gabungan huruf dan suku suku kata yang dapat diperlakukan sebagai kata biasa.
2.1.2     Pengertian Singkatan 
            Seperti yang telah diuraiakan di atas, akronim dan singkatan merupakan bagian dari bentuk pendek. Akan tetapi, antara akronim dengan singkatan tersebut memilki perbedaan. Dengan demikian, apabila perbedaan-perbedaan tersebut tidak diketahui akan menimbulkan salah penafsiran antara keduanya. Untuk menghindari salah penafsiran tersebut, perlu dijelaskan pengertian singkatan.
            Menurut Depdikbud (1988:390) “Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih”. Kemudian, pengertian singkatan juga dijelaskan Surana (1985:182) yaitu “Kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf baik yang dilafalkan huruf demi huruf  demi huruf seperti MPR, SMP, maupun yang tidak, seperti dsb. , u. b. , yth.”
            Berdasakan uraian tersebut, singkatan merupakan kependekan kata yang dapat terdiri atas satu huruf atau lebih. Dengan demikian, singkatan merupakan proses pemendekan yang berupa huruf  atau gabungan huruf, baik yang dieja maupun yang tidak. Singkatan dapat pula terdiri  atas satu huruf  (contoh: 1 untuk liter, m untuk meter, dan lainnya) ataupun lebih dari satu huruf (contoh: MPR, DPR, dan lain sebgainya) yang dieja menurut huruf-hurufnya. Singkatan tersebut dapat juga dapat dilakukan dengan menyingkat huruf awal kata dari beberapa kata, misalnya MPR singkatan dari Majelis Permusyaratan Rakyat dan juga dengan menyingkat dari satu kata, misalnya tsb. Untuk singkatan tersebut.
            Selain terdapat singkata, di dalam bahasa Indonesia terdapat juga “kata singkat” atau betuk singkat. Kata singkat tersebut misalnya: prof. untuk profesor, lab. Untuk kata laboratorium, pop untuk kata populer.





2.2       Perbedaan Bentuk Akronim dan singkatan
2.2.1      Bentuk Akronim
            Akronim dan singkatan memiliki perbedaan-perbedaan. Walaupun akronim merupakan bagian dari bentuk pendek, akan tetapi antara keduanya tidak dapat disamakan. Akronim merupakan singkatan  dari penggabungan dihasilkan dari penggabungan huruf-huruf awal dan suku kata dari deretan kata bagian lain yang dapat dilafalkan seperti kata biasa. Singkatan merupakan proses pemendekan yang terdiri atas satu huruf atau lebih yang biasanya dilafalkan seperti dieja.
            Akronim bila ditinjau   dari bentuknya, akan terlihat sebagai atas tiga bentuk. Hal ini sesuai dengan pengertian akronim itu sendiri seperti yang dikemukakan Depdikbud (1988: 392), yaitu “Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf awal, gabungan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata” Dengan demikian, akronim tersebut dapat dibagi atas tiga bentuk, yaitu :uku
1)      Gabungan huruf awal :
2)      Gabungan suku kata ; dan
3)      Gabungan huruf dan suku kata.

1.      Akronim Gabungan Huruf Awal
Akkronim gabungan huruf awal ini maksudnya adalah Akronim yang dihasilkan dari huruf-huruf awal atau pertama dari kata ya g disingkat. Misalnya, kata Angkatan Bersenjata Republik Indonesia akan menghasilkan singkatan yang menjadi akronim ABRI, demikian pula seperti kata pus akronim dari pasangan usia subur
2.      Akronim Gabungan Suku Kata
Akronim gabungan suku baik kata merupakan akronim yang dihasilkan dari penggabungan suku kata dengan suku kata. Suku kata tersebut baik suku kata awal dengan suku kata awal, suku kata akhir dengan suku kata akhir, dan juga penggabungan suku kata awal dengan suku kata akhir.
            Akronim yang dibentuk berdasarkan suku kata awal dengan suku kata awal, misalya catam (calon tamtama), Himabi (Himpunan Mahasiswi Bahas Indonesia), Wapres (Wakil presiden), dan lain sebagainya. Akronim yang dibentuk berdasarkan suku kata akhir, misalnya Diksar (Pendidikan dasar), juknis (petukjuk teknis), dan lain sebagainya. Akronim yang dibentuk dari penggabungan suku kata awal dengan suku kata akhir, misalnya kejar (kelompok belajar), wajar (wajib belajar), recap (rancangan ketetapan), dan lain sebagainya.

3.      Akronim Gabungan Huruf dan Suku Kata
Akronim gabungan huruf dan suku kata tersebut, maksudnya adalah akronim yang dihasilkan dari huruf dan suku kata. Akronim ini dibentuk dari huruf dengan suku kata awal atau huruf dengan suku kata akhir. Misalnya Iwapi (ikatan wanita pengusaha Indonesia), Abin (akademi bank Indonesia) dan lain sebagainya.

2.2.2 bentuk singkatan
            Bentuk singkatan dapat dibagi atas singkatan yang terdiri atas satu huruf atau lebih dan juga singkatan satu kata dengan lebih:satu huruf, singkatan yang terdiri atas satu huruf atau lebih biasanya dieja satu persatu.
            Singktan yang terdiri atas satu huruf merupakan singkatan nama orang, gelar, dan lain senagainya. Misalnya: M (Muhammad), A. (ahmad), H. (haji), g (gram), dan lain sebagainya. Singkatan yang terdiri atas lebih dari satu huruf, misalnya S.E. (sarjana ekonomi), PT (perseroan terbatas), DPR (dewan perwakilan rakyat), FKIP (fakultas keguruan dan ilmu pendidikan), dan lain sebagainya
Singkatan yang terdiri atuua lebih dari satu huruf yang merupakan singkatan dari suku kata atau lebih biasanya tidak dieja, misalnya dll (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya, dst (dan seterusnya) dan lain sebagainya. Maksud singkatan tersebut tidak dieja sewaktu melafalkanya, dikarenakan singkatan tersebut telah diketahui secara umum kepanjngan katanya. Dengan demikian, sewaktu melafalkannya orang tidak melafalkan dengan dsb. (secra satu per satu), melainkan langsung dengan lafal dan sebagainya.
2.2.3 Perbedaan Bentuk Akronim dan Singkatan
            Berdasarkan bentuknya, antara akronim dan singkatan terdapat beberapa perbedaan. Dari segi lafalnya, akronim tidak pernah dilafalkan dengan dieja, sedangkan singkatan ada yang dieja, misalnya Em, Pe, Er, tidak dilfalkan dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat: dan ada yang tidak dieja, misalnya : kepada ye, te, ha, tetapi, dilafalkan dengan yang terhormat. Akronim dibentuk berdasarkan penggabungan huruf-huruf awal, penggabungan suku kata, dan penggabungan huruf dan suku kata. singkatan  dibentuk berdasarkan huruf-huruf awal saja dan sebuah kata yang disingkat. Misalnya : MPR, DPR, SMA,  dan lain sebagainya, (untuk huruf awal), hlm., tsb., dan lain sebagainya (untuk sebuah kata yang disingkat).
2.3 penulisan akronim dan sngkatan menurut EYD
2,3.1 penulisan akronim
Penulisan akronim pada dasarnya merujuk pada Pedoman Umum ejaan yang disempurnakan (EYD). Penulisan akronim menurut Depdikbud (1991:34-35) adalah sebagai berikut .
a.       Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya denan huruf kapital.
ABRI              Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN                Lembaga Administrasi Negara
PASI               Persatuan atletik Seluruh Indonesia
IKIP                Institut Keguruan dan Ilmu Pencidikan
SIM                 Surat izin mengemudi
b.      Akronim nama diri   yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal dengan huruf kapital.
Misalnya :
      Akabri             akademi angkatan bersenjata republic Indonesia
      Bappenas         badan perencanaan pembangunan nasional
      Iwapi               Ikatan wanita Pengusaha Indonesia
      Sespa               sekolah staf dan pimpinan administrasit
c.       Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Pemilu             pemilihan umum
Radar              radio detecting and ranging
Rapim              rapat pimpinan
Rudal              peluru kendali
Tilang              bukti pelanggaran
            Berdasarkan uraian tersebut, penulisan akronim dapat dilakukan dengan menggunakan huruf capital seluruhnya, menggunakan huruf kapital pada huruf awal, dan dengan huruf kecil keseluruhannya. Akronim yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital keseluruhan apabila akronim tersebut merupakan  diri, akronim yang ditulis dengan huruf kapital pada huruf awal merupakan akronim nama diri yang terdiri atas gabungan huruf awal dengan suku kata dan suku kata dengan suku kata. Akronim yang ditulis dengan huruf kecil keseluruhannya apabila akronim tersebut bukan nama diri.
            Penulisan akronim jga dijelaskan Husain (1994:21-25), yaitu sebagai berikut :
1)      Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf wawal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf capital.

Contoh :
            ABRI              Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
            RIS                  Republik Indonesia Serikat
            LAN                Lembaga Administrasi Negara
            PAM               Perusahaan Air Minum
            IKIP                Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
            SMEA             Sekolah Menengah Ekonomi Atas
            STIA               Sekolaah Tinggi Ilmu Administrasi
2)      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf  awal kapital
Contoh:
            AKABRI        Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
            GAPI              Gabungan politik Indonesia
            Putera              Pusat Tenaga Rakyat
            Bappenas         Badan perencanaan pembangunan Nasional
            Iwapi               Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia  
            Kowani           Kongres Wanita Indonesia
3)      Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf  dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu             pemilihan umum
radar                radio ditecting and ranging
rapim               rapat pimpinan
rudal                peluru kendali
berdasarkan uraian tersebut, penulisan akronim digolongkan pada tiga bentuk penulisan. Bentuk pertama penulisannya dengan menggunakan huruf kapital keluruhannya apabila akronim tersebut dihasilkan dari penggabungan huruf-huruf awal untuk nama diri. Bentuk kedua adaah akronim ditulis dengan menggunakan huruf capital pada huruf pertama pertama darai akronim yang dihasilkan dari penggabungan huruf dan suku dan suku kata dan suku kata dengan  suku kata.Bentukketiga   adalah dengan penulisan akronim menggunakan huruf kecil secara keseluruhan. Penulisan akronim dengan huruf kecil ini dikarenakan akronim tersebut bukan merupakan nama diri.
2.3.2    Penulisan singkatan
Berberbagai cara .cara tersebut berlaku bagi singkatan yang terdiri atas satu huruf,dua huruf atau lebih,dan dari singkatan yang dihasilkan dari satu kata.mengenai cara penulisan singkatan ini telah diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) .Adapun cara penulisan tersebut sebagaimana yang dijelaskan Depdikbud (1991: 33-34), yaitu sebagai berikut.
a.       Sigkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misannya ;
A.    S. Kramawijaya
Muh. Yamin
Suman Hs.
Sukanto S.A
M. B. A                 master off business administration
m. Sc                     master of science
S. E.                      sarjana ekonomi
S. Kar.                   Sarjana kerawitan
S. K. M.                sarjana kesehatan masyrakat
Sdr.                       Saudara
Kol.                       Kolonel
b.      Singkatan nama resmi embaga pemerintahan dan ketata egaraan,badan atau organisasi,serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis  dengan huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR           Dewan perwakilan Rakyat
PGRI         Persatuan Guru Republi  Indonesia
GBHN      Garis-garis besar haluan naegara
SMTP        Sekolah Menengah Tingkat Pertama
PT              Perseroan Terbatas
KTP           Kartu Tanda Penduduk
c.       Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf tau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll.             dan lain-lain
dsb.           dan sebagainya
dst.                        dan seterusnya
hlm.           halaman
sda.            sama dengan atas
Yth.           (Sdr. Moh. Hasan) Yang terhormat
                                    ( Sdr. Moh. Hasan )
Tetapi :
a.n             atas nama
d.a             dengan alamat
u. b.           untuk beliau
u.p             untuk perhatian
                        d. lambing kimia, singkatan satuan ukuran ,takaran,timbangan,dan                              mata uang tidak diikuti tanda titik .
                             Misalnya :
                            Cu               kuprum
                            TNT trinitrotologi
                            Sm               sentimeter
                            kvA             kilovolt-ampere
                            l                   liter
                            kg                kilogram
                            Rp ( 5000,00 ) (lima ribu) rupiah
            Berdasarkan uraian tersebut , penulisan singkatan memiliki aturan atau kaidah – kaidah tersendiri. Aturan tersebut antara lain  singkatan yang terdiri atas satu huruf atau lebih yang merupakan singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Singkatan nama resmi badan lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas hurus awal kata ditulis dengan hurus capital dan tidak. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikut dengan satu tanda titik. Singkatan untuk lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikut  dengan tanda titik.
            Mengenai penulisan singkatan ini dijelaskan juga oleh Husain ( 1994 : 10 ) ,yaitu sebagai berikut.
( 1 ) singkatan yang disingkat cara penulisannya, tetaselalu dilafalkan dengan            lengkap :
            Contoh :
            y.l.       = yang lalu
            s.d.      = sampai dengan
            saw.     = dallallahu alaihi wasallam
            a.n.      = atas nama
            m         = meter
            kg        = kilogram
          …..
( 2 ) Singkatan yang terdiri atas huruf awal dan dilafalkan sesuai dengan nama          huruf itu :
            MPR /en-pe-er/ = Majelis Permusyawaratan Rakyat  
            DPR /de-pe-er/ = Dewan perwakilan Rakyat
            SMA /es-em-a/ = Sekolah Menengah Atas
            SMP /es-em-pe/= Sekolah Menengah Pertama
( 3 ) Singkatan yang dibentuk dengan memilih huruh awal terbentuk sehingga           dapat dibaca sebagai kita biasa :
            Contoh :
            ABRI              = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
            KAMI             = Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
            SIM                 = Surat Izin Mengemudi
            NIP                 = Nomor Induk Pegawai
            SIT                  = Surat Izin Terbit
            …...
( 4 ) Singkatan yang dibentuk dengan memadukan suku kata dengan suku kata,          atau suku kata dengan huruf sehingga mirip dengan pola ummum kata          Indonesia :
            Contoh :
            GAPI              = Gabungan Politik Indonesia
            MABAD         = Markas Besar Angkatan Darat
            PANGDAM   = Panglima Daerah Militer
            PANGAB       = Panglima Angkatan Bersenjata
            EBTANAS     = Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional
            RANTAP        = Rancangan Ketetapan
            HANSIP         = Pertahanan Sipil
            ……
            Berdasarkan uraian tersebut, penulisan singkatan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang dikemukakan oleh ahli bahasa sebagaimana yang telah dipaparrkarkan diatas, sama dengan yang telah ditetpkan oleh ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).
            Husain lebih lanjutd mengatakan bahwa penulisan singkatan dapat diperinci ada lima cara. Adapun kelima cara. Adapun kelima cara itu adalah sebagai berikut.
( 1 ) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti           dengan tanda titik.
          Contoh :
Singkatan nama orang :
            Moh. Hatta (  Mohammad Hatta )
            Muh. Yamin ( Muhammad Yamin )
            B.J. Habibie ( Baharuddin Yusuf Habibie )
            Abd. Razak Husain ( Abdullah Razak Husain )
            …….
Singkatan nama gelar
            Dr. ( doctor ) Drs. ( doktorandes )
            Dr. ( doctor ) Dra. ( doktoranda )
            Drh. ( dokter hewan ) Prof. ( professor )
            Singkatan sapaan untuk orang :
            Bpk.    ( bapak )
            Sdr.     ( saudara )
            Sdri.    ( saudari )
            R.A.    ( Raden Ajeng ) (Raden Ayu )
            R.M.    ( Raden Mas )
            …….
Singkatan nama pangkat atau jabatan :
            Jend.    ( jenderal )
            Kol.     ( colonel )
            Gub.    ( gubernur )
            Ka.      ( kepala )
( 2 ) Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau        organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis        dengan huruf capital seluruhnya dan tidak diikuti dengan tanda titik.
            Contoh :
            MPR    ( Majelis Permusyawaratan Rakyat )
            DPR    ( Dewan Perwakilan Rakyat )
            DPA    ( Dewan pertimbangan Agung )
            BPK    ( Badan Pemeriksaan keuangan )
            MA      ( Mahkamah Agung )
            PBB    ( Perserikatan Bangsa-bangsa )
            …….
( 3 ) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih umumnya ditulis           dengan huruf kecil seluruhnya serta diakhiri satu tanda titik.
            Contoh :
            Dll.      ( dan lain-lain )
            Dsb.     ( dan sebagainya )
            Sbb.     ( sebagai berrikut )
            Ybs.     ( yang bersangkutan )
            Hlm.,hal.( halaman )
            ……..
            Selanin singkatan yang telah dipaparkan diatas, ada juga singkatan jenis ini yang biasanya ditulis dengan huuf awalnya dengan huruf capital.
            Contoh :
            Yth.     ( yang terhormat )
            Jan.      ( januari )
            Feb./febr.( febuari )
            Mar.     ( maret )
            …….
( 4 ) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang merupakan gabungan huruf kecil         dan diapit oleh dua titik,
            Contoh :
            d.a.      = dengan alamat
            a.n.      = atas nama
            u.p.      = untuk perhatian
            u.b       = untuk beliau
            y.l.       = yang lalu
Akan tetapi :
            No.      = nomor
            Ed.      = editor
            Ka.      = kepala
            St.        = sultan
            AS       = Amerika Serikat
            …….
( 5 ) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata           uang tidak diikuti tanda titik.
            Contoh :
            Lambang kimia :
            Ac       = actinium       = actinium
            Bi        = bismuth        = bismuth
            C         = carbon          = karbon
            Ca        = calcium         = kalsium
            Cl        = clorine          = klorin
            ……..
Satuan ukuran, takaran dan timbangan :
            M         = meter
            Cm      = centimeter
            Km      = kilometer
            L          = liter
            G         = gram
            Kg       = kilogram
            KVA   = kilovolt-ampere
Mata uang ;
            Rp       = rupiah
            $          = dolar Amerika
            £          = paunsterling
            S$        = dolar Singapura
            A$       = dolar Australia
            Dalam penulisan diatas, terlilihat penulisan singkatan ini yang ada yang menggunakan tanda titik dan ada yang tidak menggunakan tanda titik. Selain itu, singkatan itu ada yang ditulis dengan huruf capital seluruhnya, ada huruf awal capital, dan ada yang tidak  menggunakan huruf capital.
2.4 Pengajaran akronim dan Singkatan di SD
            Pengajaran akronim dan singkatan di SD pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan siswa yang mampu menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaedah-kaedah bahasa Indonesia yang tercantum dalam EYD. Pengajaran akronim dan singkatan merupakan bagian dari pengajaran ejaan, bertujuan untuk mencapai pengajaran bahasa Indonesia.
            Tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang akan dicapai dari proses belajar mengajar seperti yang diuraikan taringan ( 1989 : 2 ), yaitu : “ tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis”.
            Pengajar bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk menciptakan anak didik terampil mengunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi yang sesuai dengan situasi penggunaan bahasa tersebut. Selain itu, siswa mampu menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa yang dapat dipergunakannya sebagai sarana menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Pengajaran akronim dan singkatan di sekolah pada dasarnya bagian integral dari pengajaran  bahasa Indonesia. Tujuan pengajarannya untuk menciptakan siswa yang menguasai atau terampil menulis akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia. Akronim dan singkatan ini, di dalam kurikulum bagian dari kaedah penulisan atau ejaan bahasa Indonesia. Dengan demikian, tujuan pengajaran akronim dan singkatan agar siswa dapat menggunakanya dengan ketelitian yang tinggi.
            Depdikbud (19993:5), menjelaskan penulisan atau penggunaan ejaan sebagai berikut.
            Ejaan dan tanda baca diajarkanuntuk membiasakan siswa membaca dan menulis dengan tingkat ketelitian dan pemahaman yang tinggi. Ketelitian didalam ejaan dan tanda baca diperlukan didunia modern, misalnya untuk memahami atau menyusun dokumen pengting dan penggunaan computer.
            Berdasarkan penjelasan tersebut, pengajaran akronim dan singkatan penting untuk dilaksanakan di sekolah-sekolah. Hal tersebut dikarenakan pengajaran akronim dan singkatan ini merupakan bagian dari pengajaran ejaan dan tanda baca.Dengan mempelajari akronim dan singkatan, siswa memiliki keterampilan, ketelitian, dan kejelian dalam membaca dan menulis. Selain itu, pengajaran akronim dan singkatan berperan menciptakan siswa yang terampil serta memiliki tingkatan ketelitian yang tinggi dalam menggunakan bahasa untuk keperluan di dunia modern. Ejaan dan tanda baca merupakan aspek yang sering digeluti dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Oleh karena itu, pengajaran ejaan khususnya tentang akronim dan singkatan perlu ditingkatkan secara intensif.



3.1  pengolahan dan analisis data
                                  TABEL
                          Sebaran Frekuensi

X
F
Fx
Fx2
10
-
-
-
9
-
-
-
8
1
8
64
70
3
21
147
60
4
24
144
50
2
10
100
40
2
8
320
30
-
-
-
20
-
-
-
10
-
-
-
Total
12
71
775


3.2  menghitung rata-rata dan deviasi standar
3.2.1        menghitung rata-rata
M (x) =
          =
          = 5,9

















BAB III
HASIL PENELITIAN KEMAMPUAN PENULISAN AKRONIM DAN SINGKATAN SISWA KELAS VI SD NEGERI KUTA GAROT PIDIE JAYA
3.1 Pengumpulan Data
            Data penelitian ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan terhadap 12 siswa. Pelaksanaan tes terhadap sampel dilakukan pada tanggal 5 Mei 2006 di SD negeri Kuta Garot. Adapun hasil tes kemampuan penulisan akronim dan singkatan adalah sebagai berikut.
40
50
40
80
50
60
70
60
70
60
70
60
-
-
-
3.2 Menghitung Deviasi Standar
DS =
                 DS  = 
      = 5,9
Jadi nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VI SD negeri Kuta Garot adalah 5,9, dan nilai devesiasi standar adalah 2,11.
Dilihat dari penyebaran nilai tersebut dapat diketahui persentasenya adalah sebagai berrikut.
Tabel II PersentaseNilai Kemampuan penulisan akronim dan singkatan siswa Kelas VI SD Negeri Kuta Garot Kab. Pidie Jaya
No
Kuaantitatif
Frekuensi
Persentase
1
90   -   100
-
-
2
80   -   98
-
-
3
70   -   79
8
11,32
4
      <   70
4
88,68
Jumlah
12
100,00

            Berdasarkan table tersebut, dapatlah diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai istimewa (rentang 90-100) tidak ada, nilai baik sekalu (rentang 80 – 98) tidak ada, nilai baik (rentang 70 – 79) 6 orang, nilai kurang lebih kecil dari 70 (<70), 47 orang. Jadi, secara umum kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Kuta Garot daam menulis akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia berada pada kategori kurang.



3.3 Pembuktian Hipotesis
            hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “kemampuan menulis akronim bahasa Indonesia, siswa SD Negeri Kuta Garot mencapai target yang diharapkan”. Melihat nilai rata-rata dan deviasi standar yang diperoleh siswa kelas VI tersebut persentase nilai kurang 88,68 persen, nilai cukup diperoleh hanya 6 orang siswa dengan demikian, hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini dapat diterima.












BAB IV
4.1  kesimpulan
            Kemampuan siswa kelas VI SD Kuta Garot Kabupaten Pidie Jaya didalam menulis akronim dan singkatan masih kurang. Hal ini terbukti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap sampel 12 orang siswa pada tanggal 25 mei 2006 di SD Negeri Kuta Garot. Dengan nilai rata-rata 4,2 dan dengan deviasi stndar 4,48. Secara persentase 6 orang siswa yang mendapat nilai cukup, dan 47 orang siswa yang mendapat nilai dibawah dari cukup. Dengan persentasenya berbanding 11,32 (nilai cukup) 88,68 (nilai) di bawah dari cukup atau kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran bahasa dan satra Indonesia pada umumnya dan pengajaran akronim dan singkatan pada khususnyabelum berhasil dilaksanakan di SD Negeru Kuta Garot Kabupaten Pidie Jaya.
4.2 Saran
            Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)      Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya tentang pengajaran akronim dan singkatan hendaknya lebih ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam penulisan akronim dan singkatan.
2)      Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan penulisan akronim dan singkatan ini perlu dilanjutkan dengan ojek yang lebih besar lagi.
3)      Perlu diadakan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor penghambat kemampuan penulisan akronim dan singkatan.
4)      Akronim dan singkatan merupakan salah satu bagian dari EYD bahasa Indonesia yang pemakaiannya kian marak, apabila penggunaannya tidak sesuai dengan EYD, maka akan menimbulkan kerancuan dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, masalah akronim dan singkatan ini perlu perhatian yang serius dari semua pihak, terutama dari instansi yang terkait.
















DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ambary, Abdullah. 1979. Intisari Tatabahasa Indonesia.Bandung : Djatnika.
Badudu, J.S.  1980. Membina Bahasa Indonesia Baku.Bandung: Pustaka Prima.
Depdikbud, 1986. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Bahasa dan                      Sastra Indonesia Kurikulum 1994 SLTP. Jakarta: depdikbud.
                     1988. Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia.                                                               Jakarta: Depdikbud.
                     1991 . pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Dsempurnakan.                      Jakarta: Balai Pustaka
Husain, Abdul Razak. 1994. Kamus Resmi Singkatan dan Akronim Baku Bahasa
                     Indonesia. Solo: Depdikbud.
Surakmad, Winarjo. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar Metode teknik.                      Bandung : tarsito.
Taringan, Henry Guntur. 1989. Pengajaran Kosakata. Bandung :Angkasa.







Melampirkan :
Hasil tes kemampuan penulisan Akronim dan Singkatan
.
No
Nomor Induk siswa
Nilai
1.
40
40
2.
402
50
3.
403
40
4.
404
50
5.
405
55
6.
406
60
7.
407
70
8.
409
60
9.
410
70
10.
413
60
11.
414
70
12
116
60

1.7      Instrumen Penulisan
A. Petunjuk dan Pengenalan Soal
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal ada istilah singkatan dan apapula istilah kronim. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari atas satu huruf atau lebih. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
          Setelah anda memahami penjelasan di atas, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini sesuai dengan permintaan.Waktu  yang disediakan 60 menit.
B. Soal-soal
1.   Akronimkanlah peryataan-pernyataan di bawah ini.
a.       Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
b.      Surat Izin mengemudi
c.       Perusahaan Air Minum
2.   Di bawah ini adalah kesemuanya akronim, jadikan akronimitu menjadi kata atau frasa yang aslinya.
a.       Akabri     b. Bappenas      c. kowani
3.   Akronimkanlah kata atau frasa di bawh ini
a.       Pemilihan umum
b.      Peluru kendali
c.       Rapat pimpinan
4.   Buatlah kata-kata/frasa di bawah ini menjadi singkatan.
a.       Sarjana kesehatan masyarakat
b.      kolonel
c.       saudara
5.   buatlah kata-kata di bawah ini menjadi singkatan
a.       samadengan atas
b.      dan seterusnya
c.       c. halaman
6.   dibawah ini adalah singkatan huruf, jadikanlah menjadi kata.
a.       u.p.                      b. a.n               c. d.a
7.   dibawah ini kesemuanya akronim, jadikanlah agar menjadi
 kata atau frasa.
a.       sembako                b. cerpen                      c. cergam
8.   buatlah akronim dibawah ini sehingga menjadi kata.
a.       Wanra                            b. Hamkannas
9.   Di bawah ini adalah kata-kata, jadikanlah menjadi akronim.
a.       Catur wulan
b.      Evaluasi belajar kenaikan kelas
10.  Tuliskan agar menjadi kata akronim-akronim di bawah ini
a.       OSIS                   b. Mentrans                 c. menhub

C. Kunci jawaban
1.      a. PASI           b. SIM             c. PAM
2.      a. Akademi angkatan Bersenjata Republik Indonesia
b. badan perencanaan pembangunan Nasonal
c. kongres wanita Indonesia
3.      a. pemilu          b. rudal            c. rapim
4.      a. S.K.M          b. Kol              c. Sdr.
5.      a. sda.              b. dst.              c. hlm/hl
6.      a. untuk perhatian                    b.atas nama
c. dengan alamat
7.      a. Sembilan bahan pokok        b.cerita pendek
c. cerita bergambar
8.      a. perlawanan rakyat              b. pertahanan keamanan nasional
9.      a. cawu                                    b. ebka
10.  a. organisasi siswa intra sekolah
b. menteri transmigrasi
c. mmenteri perhubungan

0 komentar:

Posting Komentar