SEJARAH RINGKAS IMAM SYAFI’I RAHIMAHULLAH
TAHUN DAN TEMPAT
Nama asli dari
imam syafi’i adalah Muhammad bin idris gelar beliau Abu Abdillah
Orang arab kalau
menuliskan nama biasanya menduhulukan gelar dari nama, sehingga berbunyi: Abu
abdillah muhammad bin idris. Beliau lahir di gazza, bahagian selatan dari
pelestina pada tahun 150 H, pertengahan abad kedua hujrah.
Kampung halaman imam safi’I Rhl. Bukan di gazza pelestina tetapi di mekkkah
(hijaz) dahulunya ibu bapak beliau datang ke gazza untu suatu keperluan dan
tidak lama beliau setelah itu lahir.
Ketika
beliau masih kecil bapaknya meniggal di gazza, dan beliau menjadi anak yatim yang
hanya di bela oleh ibunya saja[1]
Sejarah
telah mencatat bahwa ada dua kejadian penting sekitar kelahiran imam
syafi’i Rhl yaitu
1, sewaktu imam syafi’i dalam kandungan ibunya
bermimpi bahwa sebuah bintang telah keluar dari perutnya dan terus naik
membumbung tinggi, kemudian bintang itu pecah bercerai dan berserak menerangi
daerah sekitarnya
Ahli
mimpi mentakbirkan bahwa ia akan melahirkan seoarang putra yang ilmunya akan
meliputi seluruh jagat.
Sekarang
menjadi kenyataan bahwa ilmu imam syafi’i ,Rhl memang memenuhi dunia bukan saja
di tanah arab di timur tengah dan afrika tetapi juga sampai ketimur jauh ke
indonesia, Thailand philipina dan lain-lain
2,sepanjang sejarah pada pada hari imam syafi’i
Rhl dilahirkan itu meniggal dua orang ulama besar, seorang di bagdad (IRAQ) yaitu
imam abu hanifah Nu’man bin thasabit( beliau adalah pembagun mazhab Hanafi) dan
seorang lagi di mekkah imam ibnu jueret al-makky mufti huijaz ketuka itu.
Kata
orang dalam ilmu firasat hal ini adalah suatu pertanda bahwa anak yang lahir
ini akan menggantikan yang meningal dalam ilmu dan kepintaranya, memang pirasat
itu ahkirnya terbukti dalam kenyataan.
NENEK
MONYANG IMAM SYAFI’I
Nenek monyang imam syafi’i Rhl adalah
muhammad idris, bin abbas bin ustman,bin syafi’i bin saib Abu yazitd bin hasyim
bin abdul muthalib bin abdul manaf bin qushai.[2]
Abdul manaf bin qushai menjadi nenek yang
kesembilan dari imam syafi’i Rhl adalah abdul manaf bin qushai nenek yang ke
empat dari nabi muhammad.[3]
Nenek monyang nabi muhammad Saw sebagai
yang telah di maklumi adalah muhammad bin abdullah bin addul muthalib, bin
hasyim, bin abdul manaf, bin quhsai bin khilab, bin marah bin,kaab bin luai bin
Ghalib bin fihir bin malik bin nadhar bin kinanah bin khuzaimah bin mudrikah,
bin iliyas bin ma’ad, bin Adnan, sampai kepada nabi ismail dan nabi ibrahim
Alahima salam,
teranglah dalam silsilah ini bahwa imam
syafi’i Rhl senenek monyang dengan nabi muhammad.
Adapun dari fihak ibu: fathimah binti
abdullah bin hasan bin husein bin ali bin abi thalib Rda.
Ibu imam syafi’i Rhl adalah cucu dari cucu
saidina ali ali bin abi thalib menantu sahabat nabi dan khalifah iv yang
terkenal
Sepanjang sejarah di ketemukan, bahwa
saibb in abu yazit nenek imam syafi’i yang kelima 5 adalah shabat nabi muhammad
saw.
Jadi
baik di pandang dari segi keturan
darah maupun di pandang dari keturunan ilmu maka imam syafi’i Rhl, yang kita
bicarakan ini adalah kharib kerabat dari nabi muhammad SAW.
Gelar imam syafi’i dari imam syafi’i Rhl
di ambi dari neneknya yang ke empat yaitu syafi’i bin saib.
KEMBALI
KEMEKKAH AL-MUKARRAH
Setelah usai imam syafi’i Rhl 2 tahun ia
di bawa ibunya kembali ke mekkah al-mukkaramah yaitu kampung halaman beliau dan
tiggal di mekkah sampai 20 tahun yakni sampai tahun 170 H.
Dalam angka 20 ini terdapat
perbedaan-perbedaan dalam catatan sejarah ada yang mengatakan sampai usia 20
tahun dan ada pula yang mengatakan sampai 22 tahun
Tetapi penulis buku ini sudah
memperhatikan dari bermacam-macam segi agak condong berpendapat bahwa imam
syafi’i Rhl tinggal di mekkah sampai 20 tahun dan sesudah itu pindah ke madinah
al-munawarah
Perbedaan angka ini tidak prinsipil yang
terang beliau tiggal di mekkah di waktu kecil dan setelah muda remaja pindah ke
madinah
Selama beliau di mekkah. Imam syafi’i Rhl
berkecimpung dalam menuntut ilmu pengetahuan, khusus yang bertalian dengan
agama islam sesuai dengan ke biasaan anak-anak kaum muslimin pada ketika itu
Sebagai di maklumi bahwa dalam sejarah
pada abad 1 dan 11 tahun hijrah, umat islam boleh dikatakan dalam masa keemasan
sejang memuncak membumbung tinggi, agama islam sudah teriar luas, kebarat
sampai kemaroko dan spayol ke timur sampai ke iran ke afghanistan ke india
selatan ke indonesia dan ke tiongkok dan afrika sudah hampir seluruh daerah
Pada abad-abad itu yang berkuasa adalah
khalifah-kahalifah bani abbas yang terkenal bukan hanya saja pada keberanian
tetapi juga dalam memperkembangkan ilmu pengetahuan
Pada masa-masa khalfah harun Ar Rasyid (
170 -19 3, H ) dan al-makmun 198 -218 terkenal sebagai masa yang memuncak
tinggi kedudukan ilmu pengetahuan
Dalam agama islam yang sangat di patuhi orang ketika itu baik dalam hadist-hadist nabi
maupun dalam al-qur’an banyak sekali terdapat petunjuk-petunjuk yang
menganjurkan dan mengarahkan rakyat supaya belajar segala ilmu pengetahuan
khususnya yang bertalian dengan agama
Sesuai dengan ini imam syafi’i bahwa pada
masa mudanya menghabiskan masanya dengan menuntu ilmu pengetahuan
Markas –markas ilmu pengetahuan ketika itu
adalah di mekkah di madinah di kufah (
iraq ) di syam damsyik dan di mesir
Oleh karena itu seluruh pemuda menidam-idamkan
dapat tinggal di salah satu di kota itu untuk bersetudi, untuk mencari ilmu
pengetahuan dari yang rendah sampai yang tinggi,
imam syafi’i belajar al-qur’an kepada
ismael bin qusthathein dalam usia 9 tahun imam syafi’i telah mampu menghafal
ketiga puluh juz Al-qura’an di luar kepala
catatlah ini yaitu dalam usia (9) sembilan
tahun.
Imam syafi’i pada mulanya tertarik dengan
prosa dan puisi syair-syair dan sajak-sajak bahasa arab kelasik sehinga beliau
datang kekali-kali ke Qabilah-Qqbilah badui di padang pasir Qabilah hudzel dll kadang-kadang beliau tinggal lama di
Qabilah-qabilah itu untuk mempelajari sastra arab sehingga akhirnya imam
syafi’i Rhl, mahir dalam kesastraan arab kuno dan beliau menghafal di luar
kepala syair dan imrun ul-Quis syair Zuheir syair jarir dan lain-lain
Hal ini kemudian nyata ada baiknya karena
dapat menolong beliau memahamkan al-qur’an yang di turunkan dalam bahasa Arab
yang fasih yang asli dan yang murni
Tersebutlah dalam sejarah di ceritakan
oleh mush’ah bin abdullah azabiri sebagai yang termaktub dalam khitab al-majmuk
bahwa imam syafi’i Rhl pada masa muadanya hantya tertarik kepda puisi
syair-syair dan sajak bahasa arab klasik tetapi beliau kemudian terjun
mempelajri hadist dan fiqih
Sebanya ia bahwa pada suatau hari ia mengendarai
onta di belakangnya ada seoarang yang lain, yaitu juru tulis bapak saya kata
mush,ab.
Juru tulis bapak saya mengetok dengan
tongkatnya dari belakang dan menegurnya akh pemuda seperti kamu menghabiskan
masa kemudaanya dengan berdendang dan bernyayi alangkah baiknya kalu waktu
kepemudaanmu ini di pakai untuk mempelajri hadist dan fiaqih ?
Berkata mushab bahwa teguran ini lah sebab
yang mengerakkan hati imam syafi’i untuk mempelajari ilmu hadist dan fiQih dan
kemudian belajar kepada mufti mekkah muslim bin khalid ai zanji dan ulama
hadist sopyan bin uwaniah wafat (198 H,)
Ini lah di antara guru imam syafi’i Rhl
dalam ilmu hadist dan fiQih selain dari pada itu imam syafi’i Rhl’ menceritakan
diri beliau begini »
Saya pada mula mempelajari ilmu nahwu (
gramatika) dan arab( kesustraan) kemudian setelah saya datang kepada muslim bin
kahalid beliau bertanya Hai muhammad kamu dari mana... ?
Jawabku saya
orang sini ,orang mekkah
Dari kampung mana...?
Dari kampung khalif
Dari qabilah apa.......?
Dari qabilah abdul manaf
Bakhin-bakhin ( senag-senag sekali) tuhan
telah memuliakan kamu dunia akhirat alangkah baiknya kalau kecerdasan kamu itu
di tumpahkan dalam ilmu fiqih sedalam-dalanya inilah yang baik bagimu
Ucapan muslim bin khalid inilah sebab yang
mengerakkan hati saya untuk mempelajari ilmu Fiqih sedalam-dalamnya kata imam
syafi’i
KERAJINAN
IMAM SYAFI’I RHL
Muhammad bin idris adaklah seorang pemuda
yang sangat rajin dalam belajar dengan sunguh-sungguh dan tekun
Sebagai di maklumi beliau adalah seoarang
pelajar yang miskin, tidak mempunyai harta yang banyak untuk biaya belajar
beliau seoarang anak yatim di mana belkanjanya hanya di beri oleh ibunya yang
serba kekurangan pula
Tetapi imam syafi’i Rhl mempunyai
keyakinan bahwa menuntut ilmu itu tidak tergantung kepada kekayaan, tetapi
hanya kepada kemampuan yang keras, anak-anak miskin yang keras hati lebih
banyak yang maju di bandingkan dengan anak-anak yang kaya yang bisasanya suka
malas
Beliau mengumpulkan tulang belulang
kambing atau tulang onta yang biasaya banyak berserakan terutama pada saat
orang sudah selesai mengerjakan haji di mina, beliau mengumpulkan
pelepah-pelepah tamar yang kering beliau mengumpulkan tembikar dan batu-batu
yang dapat di tulis dan beliau kumpulkan kertas-kaertas yang di buang orang-orang
kantor yang adapat di tulis lagi
Beliau mendengar ucapan guru dekte-dekte
guru lalu lalu menuliskan di atas buah-buahan tadi sambil memperhatikan dan
menghafalnya mana yang patut di hafal.
Pada suatu ketika penuh sesaklah kamar
beliau dengan benda-benda tulang yang bertulisan itu sehingga tidak dapat lagi
beliau meluruskan kakinya ketika melepaskan lelah atau ketika tidur
Agar belaiu memutuskan agar semua tulisan
itu di hafal saja di luar kepala dan tulang-tulang itu di keluarkan dari kamar
supaya kamar tidurnya menjadi lapang
Semua yang tertulis di hafalnya di luar
kepala dan sesudah itu tulang belulang di keluarkan dari kamarnya, jadi imam
syafi’i Rhl sejak kecil sudah terlatih dan terdidik di luar kepala
Ilmu itu yang ada didalam dada, bukan yang
ada dalam kertas kata pribahasa ini lah yang nampakny yang di hafal oleh imam
syafii Rhl.
Maka dengan cara begini tidak lah heran
kalau imam syafii Rhl dalamusia 9 tahun sudah menghafal Alquan di luar kepala
dan dalam usia 10 tahun sudah menghafal di luar kepala khitab al-muwatha
karangan imam malik
Begitulah kecerdasan dan ketajaman otak
imam syafii Rhl. Belajar sejak keci sampai remaja sampai sewasa berusia 20
tahun di mana beliau sesuadah itu pindah dari mekkah al-mukkaramah kemadinah
al-munawarah
MENCARI ILMU
KE MADINAH
Pada seperempat terakir dari abad ke dua
11 H, kota madinah sedang gilang gemilang dalam ilmu pengetahuan, karena di
situ banyak menetap ulama-ulama tabi’in orang-orang yang berjumpa dengan shabat
nabi dan ulama ta,bi tabiin orang yang berjumpa dengan orang yang berjumpa
dengan sahabat nabi
Di tengah-tengah ulam yang banyak itu ada
seorang yang menonjol yang nenjandi bintangnya, yaitu seorang ulama yang
terkenal dengan julukan imam Darul hijaz imam negri nabi perpindah yaitu Iman
Malik bin anas pembangun mazhab maliki
Imam malik bin anas lahir pada tahun 93 H,
yaitu 57 tahun lebih tua dari imam syafii Rhl dan wafat pada tahun 179 H, 25
tahun terdahulu dari imam syafi’i Rhl
Sepanjang riwayat imam malik bin anas ini
adalah seorang ulama yang bersungguh-sungguh mengupulkan hadist-hadist nabi
muhammad Saw beliau kumpulkan dan beliau hafal sebanyak 100,000 hadist dalam
masa 40 tahun
Ibnu qhudamah mengatakan bahwa imam malik
bin anas adalah seorang huffzh (penghafal) hadist nomor satu pada zamanya dan
tidak ada seorangpun yang menandingi beliau dalam soal menghafal hadist itu
Hadist hadis yang 100,000 banyak nya itu
banyaknya itu beliau teliti satu persatu beliau lihat sirawi yang membawa
hadist- hadist beliau cocokkan dengan Al-quran tentang arti dan tujuanya
Pada akhirnya hadist yang 100,000 itu
beliau pilih sehingga yang tinggal hanya 5,000 buah yang beliau anggap sangat
shehya
Hadist yang 5,000 inilah beliau kumpulkan
dalam satu khitab Fiqih sekarang yang diberi nama Al-mutha sehingga khitab ini di
hafal di luar kepala pada ketika beliau berumur 10 tahun
Sesungguhnya pada khitab Al- muatha sudah
hafal diluar kepala tetapi keinginan imam syafi’i Rhl, untuk datang kepada
pengarangnya, makin berkobar beliau ingin mengambil ilmu imam malik dari mulut-kemulut
yakni berhdapan
Maka beliau minta izin kepada gurunya
muslim bin Khalid az Zanji untuk berangkat kemadianah menjumpai imam malik dan
belajar pada beliau Imam Syafi’i Rhl berangkat kemadinah pada tahun 170 H,
dengan menumpang kendaraan onta selapan hari delapan malam lamanya dengan
membawa sepucuk surat dari gurunya muslim bin khalid yang di tujukan kepada
imam malik bin anas,
selain itu imam Syafi’i Rhl, membawa surat
pula dari wali mekkah ( semacam gubenur) kepada wali kota madinah di mana wali
mekkah minta agar kiranya wali kota madinah memperkenalkan Imam Syafi’i Rhl. Kepada
imam malik bin anas.
Selama delapan hari delapan malam
perjalanan antara mekkah dan madinah dengan onta Imam syafi’i Rhl, membaca
al-quran sebanyak 16 kali tamad menamatkan sekhatam siang dan sekhatam malam,
sesampinya di madinah beliu lansung
menemui imam malik bersama-sama dengan wali kota madinah
imam malik setelah menerimaya surat dari
wali mekkah yang di alamatkan kepadanya, menyindir dengan mengatakan,
subhanallah... kok menuntut ilmu rasulullah pake perantara
Wali kota madinah mempersilakan imam
syafi,i berkata mudah-mudahan tuan di karunia allah kata imam syafi’i Rhl saya
ini dari kaum muthalib datang kemari dari mekkah untuk menuntut ilmu dari tuan
guru karena saya sudah kama mendengar nama tuan guru dan sudah lama mengetahui
ilmu tuan guru, tetapi sekarang hendak mendengar dengan telinga sendiri
pengjian-pengajian dari tuan guru
Sesudah lama imam malik memperhatikan imam
syafi’I seketika lalu beliau berkata siapa namamu
Imam syafi’i
menjawab Muhammad Bin idris
Imam malik menyambung hai muhammad
bertakwalah kepada tuhan dan jauhilah kedurhakaan saya melihat padamu akan
trjadi apa-apa.
Baiklah kata imam malik besok datanglah
lagi dan akan saya suruh orang membaca Al-muwatha kepadamu,
Jawab imam syafi;i tak perlu dicarikan
orang lain karena saya sudah menghafal di luar kepala Khitab al-muwatha itu
Kalau begitu
keada’anya cobalah baca
Imam syafi’i Rhl lantas membaca khitab
al-muwatha yang di dengar oleh imam malik dengan seksama dan di sana sini
membetulkan pembacaan-pembacaan imam syafi’i yang lancar itu
Sesungguhnya Imam malik sangat kagum
melihat pemuda ini karena karena masim dalam usia muda remaja sudah mendalami
ilmunya sudah mahur dalam arti al-Quran dan juga hadist-hadist nabi dan
Qaedah-Qaedah bahasa arab.
Kemudian imam syafi’i Rhl, kemudian imam
syafii tetap setaiap hari mendatangi tempat halakah imam malik tempat mengajar
imam malik di madinah din mana beliau bersama-sama pelajar lain yang terdiri
dari ulama-ulama besar dari seluruh penjuru mendengar dan mencatat-pengajian
pengajian yang di berikan oleh imam malik Seorang ulama besar dan imam mujthid
yang jarang tandinaganya’
Ahirnya Imam syafi’i Rhl, mendapat
kepercayaan besar dari imam malik dan lantas di undang menginap di rumahnya dan
setiap hari datang ke masjid bersama-sama sebagai pembantunya dalam mengajar
khitab-khitab AL-muwatha dan lain-lain.[4]
Imam malik membaca khitabnya kepada
murid-murid dan sesudah itu imam syafi’i Rhl.
Yang belum Berpangkat imam mujthid membantu imam malik mendektekan (
mengimlakkan) khitab karangan imam malik itu kepada sekalian mahasiswanya,
Ada kira-kira setahun imam syafi’i Rhl tidak bercerai dengan imam malik selalu
dengan beliau sebagai murid dan pembantu dalam mengajar.
Dengan cara begitu imam syafi’i Rlh mendapat
kenalan dari banyak ulama yang datang ke madinah sesudah menunaikan ibadah haji
dan datang kepada imam malik,
Diantara orang-orang yang berkenalan
dengan imam stafi’i Rhl ketika itu adalah abdullah bin Al-hakam dari mesir, (
kairo) yang kemudian di waktu imam syafi’i Rhl, datang ke mesir beliau
berkunjung kerumah abdullah bun al-hakam ini, juga imam syafi’i Rhl berkenalan
dengan Asyhab ibnu Qasim dan al- laits bin saad yaitu ulama-ulama mesir yang
berkunjung ke madinah yang telah mendengar imam syafi’i mendektekan
khitab-khitab al-muwatha,
Dan juga imam syafii Rhl berkenalan dengan
ulama-ulama IraQ yang berkunjung kemadinah sesudah nenuniakan ibadah haji
banyak sekali di antara mereka yang datang mengunjungi halakah imam malik dan
mendengar imlak dari imam syafi’i Rhl, yang bijak itu,
pada ketika itulah muhammad bin idris
mendengar di baqdad dan kufah banyak sekali terdapat ulama-ulama murid dari
imam abu hanifah( pembangun mazhab Hanafi) sehingga tertarik hati beliau
mengunjungi iraq danm mesir,
BERKUNJUNG
KE BAGDAD DAN LAIN-LAIN,
Setelah 2 tahun di madinah yakni dalam
usia 22 tahun imam syafii Rhl, berangkat ke Iraq ( kufah dan baqdad) di mana
beliau bermaksud selain menambah ilmu dalam soal-soal kehidupan bangsa juga
untuk menemui ulam-ulama ahli haditd ataupun ahli Fiqih yang bertebaran pada
ketika itu di Irang dan persia ( iran)
Sebagai dimaklumi kota kupah ketika itu adalah ibu
kota tempat kedudukan khalifah-khalifah ABU jafar AL-mansyur dan pengantinya adalah Harun Arasyid yang
terkenal dan baqdad adalah pusat ilmu pengetahuan baik pengetahuan yang datang
dari barat atau yang datang dari timur memang iranq pada zaman harun arsyid di
angap sebagai negri tempat ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh ilmu pengetahuan
yang memancar keseluruh penjuru dunia sebagai di terangkan di atas,perjalanan
antata madinah dan iraq di lakukan dengan mengendarai onta selam 24 hari jauh
juga.
Tapi
imam syafi’i RHL, mendapat bekal dari gurunya imam malik sebanyak 50 dinar emas,
cukup untuk belanja dan untuk menginap di situ beberapa waktu lamanya karena
ongkos kendaraan dari madinah ke iraq hanya 4 dinar emas,sampai
di kufah beliau menemui ulama-ulama shabat al-marhum Abu hanifah yaitu guru
besar Abu yusup Dan muhammad bin hasan di mana imam syafi’i Rhl sering kali
bertukar pikiran dan beri memberi dengan beliau ini dalam soal-soal ilmu
pengetahuan agama,dalam kesempatan ini imam syafi’i Rhl dapat
mengetahui aliran aliran atau cara-cara fiqih dalam mazhab hanafi yang agak jauh
berbeda dari cara-cara dan aliran aliran
fiqih dalam mazhab maliki, imam
hanafi dan imam maliki hampir bersamaan zamannya karena imam hanfi di lahirkan
tahun 18 H, meniggal pada tahun 150 H, Sedangkan imam malik di lahirkan tahun
93 H, dan meniggal pada 179 H,tetapi
walaupun bersamaan zaman namun aliran mazhab masing-masing berbeda
Mazhab
imam maliki di madinah berpendapat bahwa kalau dalam al-quran kalau tidak
terdapat hukum agama maka hadist nabilah sebagai sandaran hukum sekalipun
hadaist nabi itu mutawatir ( banyak yang merawikan) Uhud ( satu jalan saja yang
merawikan ) shih atau hasan.
Tetapi
mazhab hanafi di iraq berpendapat bahwa kalau dalam al-quran
tidak terdapat hukum suatu yang terjadi maka yang boleh dijadikan sandaran
hukum lagi hanya hadist-hadist mutawatir saja, kalau tidak ada hadist mutawatir
langsung berpindah kepada ijtihad yakni pendapat imam mujtahi, maka
karena itu golongan imam malik di namakan golongan ahli Hadist, dan golongan
imam hanafi di namakan Ahli Rayi( ahli pendapat) imam
syafi’i Rhl, ketika itu dapat mendalami dan menganalisa cara-cara yang di pakai
oleh imam-imam itu ketika
itu beliau tidak lama di iraq dan terus mengembara ke persi sampai ke Anadholi (
Turki) terus keramlah ( pelestuna) di mana beliau dalam perjalanan mencari dan
menjumpai ulama-ulama baik Tabi’in atau Tabi’in pada
kesempatan mengembara ini beliau mengetahui adat istiadat bangsa Arab karena
persia dan Anadholi bukan bangsa Arab lagi.
Hal
ini nantinya menolong beliau dalam membangun fatwa-fatwa Dalam mazhab Syafi’I.
KEMBALI
KEMADINAH,sudah
2 tahun mengembara meninjau anatara baqdad dan persia turki dan pelestina imam
syafi’i Rhl, kembali ke madinah dan kembali kepada guru besarnya yaitu imam
malik bin anas,Imam
malik bertambah kagum dengan ilmu imam syafi’i bahkan sudah ada pertanda dari
imam maliki bahwa ilmu imam syafi’i sudah melebihi ilmunya, imam
malik memberi izin kepada imam syafi’i Rhl, sendiri dalam ilmu FiQih artinya
tidak berfatwa atas dasar-dasar aliran imam maliki dan juga tidak atas dasar
imam hanafi tetapi berfatwa atas mazhab sendiri imam
sendiri tinggal bersama imam malik sampai tahun 179 H, yaitu sampai imam maliki
meniggal dunia.
Imam
syafi’i Rhl. Belajar dengan imam maliki sampai 7 tahun yaitu pada tahun 170 H,-
172 H, dan dari tahun 174 H,- 179 H,
MENJADI
MUFTI DI YAMAN,
Setelah gurunya imam malik berpulang ke
rahmatullah imam syafi’i Rhl, pergi keyaman Perjalanan
ke yaman ini sepanjang riwayat ialah bahwa wali( semacam Gubenur) yaman datang
ke kota madianah untuk berziarah ke makam nabi ia mendengar dari orang madinah
tentang kecakapan dan kepintaran imam syafi’i Rhl.
Wali
negri yaman ini tertarik kepada imam syafi’i Rhl, sehingga di usahakanya
berjumpa dengan beliau
Kemudian
terdapat kata sepakat antara keduanya bahwa imam syafi’i Rhl akan di bawa ke
yaman di angkat sebagain sektaris negara sambil mengajar dan menjadi mufti
Mufti,
artinya berpatwa tentang hukum-hukum agama,
Nama
muhammad bin idris Asyafi’i menjadi mashur di negri yaman dan sekitarnya, banyaklah
orang memujinya karena kecakapan beliau dan kepintaran beliau Tetapi,
sungguhpun beliau sudah alim besar sudah di segani oleh segala pihak namun
beliau tidak segan-segan belajar apabila ada guru agama yang kebih pintar dari
padanya yang kiranya dapat menambah ilmunya
Di
yaman beliau belajar kepada sykeh yahya bin Husein seorang ulama besar di kota
Sha,a ketika itu’
Ketika
beliau di yaman beliau diangat pula kepada wali daerah najran sebagai beliau
disayangu oleh rakyat karena adi dan pemurahnya, pekerjaan
ini tidak lama di jabat oleh beliau karena tidak sesuai dengan bakatnya beliau
lebih cindrong kepada ilmu daripada siasah
Imam
syafi’i Rhl, menikah di yaman dengan seorang putri bernama(Hamidah binti Nafi,i seorang keturunan saidina utsman
bin Affan sahabat dan khalifah nabi yang ke tiga,
usia
beliau waktu menikah lebih kurang 30 tahun dari pernikahan ini beliau mendapat
3 orang anak seorang laki-laki dan dua orang perempuan
Anak
beliau yang laki-laki ini bernama muhammad bin Syafi’i kemudian menjadi ulama
besar pula dan menjadi Qadhi di jazirah ( wafat 240 H,)
IMAM
SYAFI’I RHL, DI TANGKAP,
Imam
sayafi’i Rhl, ketika di yaman sudah menjadi orang besar
Beliau di sayangi oleh wali negri dan di angkat
menjadi khatib daulah (sekretaris negara) di samping beliau menjadi mufti dan
gurub agama di masjid berthableh di mana-mana sehingga masyhur namanya.
Telah
menjadi kebiasaan di dunia yang pana ini bahwa setiap orang yang mendapat
nikmat, ada saja orang yang dengki dan berniat jahat untuk menjatuhkanya, beliau
di fitnah kepada Khalifah Harun ar rasyid yang ketika \itu berkedudukan di
Bagdad ( irag) di katakan bahwa imam syafi’i Rhl, mengembangkan faham syiah di
yaman dan masuk golongan syiah yang sanggat membenci Khalifah Harun ar –rasyid
khalifah ABbasiyah itu.
Memang
dalam sejarah islam tercatat sebagaimana permusuhan yang mendalam antara
orang-orang syiah yang katanya pengikut saidina ali Rdh, dengan orang –orang
bani umayah dan bani abbas, ya,
pada mulanya pembagunan Dinasti Abbasiyah di tolong oleh orang – orang syiah
untuk melawan bani umayah akan tetapi kemudian ternyata bahwa orang-orang syiah
tidak senang hati pula pada orang-orang bani abbas itu’ khalifah
harun Ar Rasyid selalu di rongrong oleh partai syiah yang kebetulan banyak
bertebar di yaman ketika itu, oleh karena itu khalifah harun Ar-rasyid selalu
curiga kepada ulama-ulama di yaman yang di angapnya mengembangkan faham syiah
yang di tangkapnya.
Di
sebab kan fitnah dari orang-orang yang dengki terhadap imam syafi’i maka beliau
di tangkap bersama-sama kaum syiah dan
golongan kepada orang-orang syiah lalu di bawa ke baqdad untuk di adili oleh
kahalifa harun Ar-rasyid dengan rantai besi dan tangannya
Ini
lah imtihan ( ujian bagi imam syafi’i) Rhl. Memang orang-orang yang beriman itu
banyak mendapat cobaan iman, banyak di antara rombongan-rombongan syiah itu
yang di jatuhahka hukuman mati oleh
kahalifah, tetapi ketika sampai pertanyaan kepada imam syafi’i Rhl, maka
terjadilah dialog( percakapan antara khalifah dengan imam syafi’i Rhl.
Dengan
meragkak karena kedua kakinya dibelenggu imam syafi’i masuk kemajlis harun
AR-rasyid dan berkata, ( selamat atasmu dan berkatnya ) imam syafii tidak
mengucapkan (dan rahmat tuhan)
Khlifah
harun Ar-rasyid menjawab,( selamat atasmu rahmat tuhan dan berkatnya).
Harub
Ar-Rasyid agak heran melihat ketenangan
imam syafi’i Rhl. Karena tidak gelisah sedikitpun, padahal kawan-kawanya yang
sama di tangkap sudah di jatuhkan hukuman mati.
Khalifah
harun Ar-Rasyid bertanya kenapa kamu berbicara dalam sidang saya tanpa bizin
saya, sehingga saya terpaksa menjawabnya......?
Perlu
diketahu bahwa mengucapkan salam hukumnya sunat, sedangkan menjawab hukumnya
wajib.
Imam
syafi’i Rhl. membaca firman allah Swt.
وعدا الله الذين امنو منكم وعملوالصلحت ليستخلفنهم في الارض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذى ارتض لهم
وليبد لنهم من بعد خوفهم ءمنا يعبدونني لايشركون بى شياء ومن كفر بعد ذلك فاؤلآئك
هم الفسقون
Artinya: dan
allah telah berjanji kepada orang –orang yang beriman yang beramal shaleh
bahawa aa akan menjadikan khalifah di bumi sebagaimana ia telah jadikan
khalifah-khalipah yang sebelum mereka dan ia akan tetapkan bagi mereka agama
yang ia redhai untuk mereka dan ia akan menganti ketakutan dengan keamanan
mereka menyembahku dan tidak mempersekutukan aku sedikitpun( AN-NUR: 55)
Lalu imam syafi’I
meneruskan ucapanya
Tuhan apabila
berjanji menepati janjinya dan kini ia telah menggangkat tuanku menjadi
khalifah di bumi yang luas ini tuanku telah memberikan keamanan kepada saya
sesudah saya dalam ketakutan, karena tuanku menjawab salam dalam dengan ucapan
Warahmatullah ( dan rahmat tuhan untuk saya) dengan begitu tuanku telah
memberikan rahmat tuhan kepada saya dengan kemurahan hati tuanku.
Khalifah harun rasyid tergerak
hatinya mendengar ucapan yang lantang dan fasheh dari imam syafi’I yang
kelihatanya tak sedikit juga takut dan getar.
Lantas khaliifah harun Arayid
berkata: bukan kah engkau yang mengepalai kompelotan pemberontak untuk
menentangku,,,,? bukan kah engkau bersekongkol dengan addullah bin hasan untuk
menentang aku bukankah engakau orang yang telah terang salahnya’
bagaimana….bagaimana….?
Iman syafi’I menjawab
Saya akan menerangkan pula isi dada
saya, sebaik-baiknya untuk mencarai keadialan dan kebenaran. Tetapi dapatkah
orang melahirkan perasaanya dengan seksama kalau kaki dan tangannya di rantai
dengan besi berat ini, saya minta agar rantai kaki dan tangan saya dibuka dan
memperkenankan duduk sewajarnya, dan puji-pujian kepada allah yang kaya,
Khalifah harun Rasyid terbuka
hatinya dan memerintahkan ketika itu juga kepada petugasnya untuk membuka
rantai yang melingkari tangan dan kaka imam syafi’i
Imam syafii lantas berkata Tuhan berfirman begini.
يايهل الذين امنو ان جاء كم فا سق بنباء
فتبينو ان تصيبوا قوما فتصبحوا عال ما فعلتم ندمين
Artinya: hai orang –orang yang beriman, kalau
datang kepadamu orang-orang fasiq (jahat) membawa berita, periksalah dengan
seksama supaya kamu supaya kamu jangan mencelakakan orang-orang tanpa diketahui
kemudian kamu menyesal atas perbutanmu itu (Al-hujarat : 6)
Saya
berlindung kepada allah bahwa saya adalah laki-laki yang di sampaikan kepada
tuanku, bohong sekali orang-orang yang menyampaikan kepada tuanku, saya
mempunyai dua pertalian dengan tuan khalifah, yaitu sama-sama bereagama islam
dan sama-sama satu keturunan, tuanku adalah seorang yang harus berpegang kepada
kitabullah, tuangku anak paman rasulullah yang harus melindungi agamanya, mendengar
ucapan Imam syafi’i yang di ucapkan
dengan lancar ini khalifah harun ar-rasyid tiba-tiba jadi gembira lalu berkata
Tenanglah pikiranmu saya menghargai ilmumu dan juga menghargai pertalian darah
kita’’’
Lalu
khalifah berkata lagi bagaimana keadaan ilmu kamu dengan kitabullah Azza
wajalla di sana lah kita berbicara.
Imam
syafi’i rhl, mejawab kitab suci yang mana tuan khalifah tanyakan, karena khitab
suci yang di turunkan banyak sekali
Khlifah
menjawab: baiklah saya bertanya tentang khitab suci yang di turunkan kepada
anak paman saya Muhammad rasullah Saw.
Imam
syafi’i Rhl. Menjawab: ilmu yang terkandung dalam al-qur’an itu banyak sekali,
yang manakah yang tuan tanyakan ada ilmu ayat-ayat mutasyabih dan ayat
muhakkam, ada ilmu ayat-ayat taqdim dan takhir, ada ilmu tentang nasheh dan
mansukh, ada ilmu ini dan ada ilmu itu.
Kemudaian
khalifah terpesona dan lantas menukar keluar bukan lagi bertanya soal-soal
agama tetapi berpindah kepada soal-soal ilmu palaq, ilmu kedokteran, ilmu
pirasat dan lain-lain yang sermuanya di jawab oleh imam syafi’i Rhl, dengan
sanggat memuaskan Khalifah Harun Ar-rayid, kemudian
Khalifah berkata datanglah engkau sewaktu-waktu untuk mengajar saya... dengan
begitu bebaslah imam syafi’i Rhl, dari tuduhan dan kecewalah tukang fitnah yang
memfitnah beliau’ inilah
kedatangan imam syafii Rhl. Yang kedua kalinya ke iraq ( kupah atau baqdad)
yang terjadi pada tahun 184 H, yakni dalam usia 34 tahun.
KEMBALI
KE MEKKAH ( HIJAZ).
Tidak
lama sesudah beliau bebas maka imam syafi’i Rhl. Kembali ke kampung
asalnya yaitu makkah al-mukarrah sesudah di tinggalkan lebih kurang 11 tahun.
Ia
di sambut oleh ulama dan rakyat mekkah karena kemasyhuran sudah lama beliau di
mekkah masih mendapat sambutan akibat banyaknya orang haji yang pulang balik
antara madinah dan makkah, dan antara mekkah dan kufah( iraq)
Beliau
membuat rumah tempat tinggak di luar
kota mekkahdi suatu tempat yang memungkinkan dapat di tangani oleh
pelajar-pelajar yang menuntut ilmu kepadanya.
Lebih
kurang selama 17 tahun beliau di mekkah menaburkan ilmu-ilmu agama kepada kaum
muslimin yang setiap tahun datang ke mekkah untuk ibadah haji, karena itu nama
imam Syafi’i Rhl. Mashur ke seluruh dunia islam karena setiap orang haji yang
datang ke mekkah pulang ke kampungnya membawa khabar tentang kealimam imam
syafi’I
Tetapi
pada ketika itu beliau masih merasa belum sampai kepada derajadnya imam
mujtahid mutlak( mujtahud penuh) sehingga fatwa-fatwa beliau adalah berdasarkan
fatwa-fatwa guru-gurunya yang di dapatnya di mekkah, madianah dan iraq.
KE
IRAQ KE TIGA KALI.
Di
mekkah sudah di dengar kabar wafatnya khalifah harun Ar-rasyid dan telah di
gantikan oleh khalifah Al-amin dan sesudah
itu AL-amin dan sesudah itu oleh AL-ma’mun.
Begitu
juga telah meniggal guru-guru imam syafi’i Rhl di iraq yaitu abu yusup pada
tahun 182 H. Dan muhammad bin hasan pada tahun 188 H.
Hati
imam syafi’i tergerak kembali hendak datang ke baqdad ibu kota dan kerajaan
umat islam ketika itu karena di situ duduknya khalifah, Amirul Mu’minin.
Beliau
tidak lama di iraq pada kali itu, tetapi pada kesempatan ini beliau membuat
sejarah yaitu membentuk mazhab tersendiri yang kemudian di namakan mazhab syafi’i
MAZHAB
SYAFI’I YANG PERTAMA.
Abu
abdillah muhammad bin idris Asyafi’i ini setelah ilmunya tinggi dan fahamya
begitu tajam dan dalam timbullah inpirisinya untuk berfatwa sendiri
mengeluarkan hukum-hukum qur’an dan hadist sesuai dengan ijtihat nya sendiri
terlepas dari fatwa-fatwa gurunya imam malik dan ulama-ulama hanafi di iraq’
Hal
ini terjadi pada tahun 198 H. Yaitu sesudah usia beliau 48 tahun dan sesudah
melalui masa belajar lebih kurang 40 tahun.[5]
Beliau
telah menghafal Al-quran dan berpuluh ribu hadist di luar kepala dan juga telah
mendalami tafsir dari ayat-ayat alquran dan makna-makna hadis serta pendapat
ulama-ulama terdahulu.
Beliau
berfatwa dengan lisan menurut ijtihadnya (pendapat) sendiri dan juga mengarang
khitab-khitab yang berisikan pendapat-pendapatnya itu.
Mula-mula
di iraq beliau mengarang kitab (Ar-risalah) khitab usul Fiqih yang pertama di
dunia yaitu suatau ilmu yang di jadikan pedoman dalam mengali hukum-hukum
mengali ushul fiqih dari khitab suci al-quran dan hadist-hadist nabi.
Harus
di maklumi bahawa sekalian fatwa dengan lisan dan tulisan pada ketika itu Imam
syafi’i di irak di namakan (Al-qaul qadim ) fatwa lama, sedangkan fatwa-fatwa
yang di keluarkan sesudah beliau pindah ke mesir di namakan( Qul A-jadid) Fatwa
baru.
Barang
siapa yang mempelajari khitab-khitab iamam syafi’i Rhl. Satu kitab-kitab
syafi’iyah dewasa ini akan berjumpa denagn tulisan tulisan Qul qadim dan qaul
al-jadid itu.
PINDAH
KE MESIR.
Pada bualan syawal tahun 198 H. itu juga
imam syafi’I pindah ke mesir kebetulan saja khalifah Al-ma,mun mengangkat abbas
bin musa menjadi ( gubenur) mesir dan mengirimnya ke mesir imam syafi’i menumpang
dalam qafilah wali mesir itu karena imam syafi’i Rhl, adalah salah seorang
ulama yang di hormati bukan saja oleh rakyat iraq tetapi juga oleh khalifah
Ma,mun.
Ketika
beliau akan berangkat dari iraq ke mesir bayaklah datang shabat-shabatnya untuk
mengucapkan selamat jalan, di antaranya adalah muridnya yang terkenal kemudian
di kenal dengan nama Ahmad bin hambal ( pembagun mazhab mazhab Hambali)
Pada
ketika imam syafi’i bersalaman dengan Ahmad bin hambal beliau membaca sebuah
syair.
Saya rindu pergi kemesir untuk melihat sunggai dan
pasir
Untuk kebesaran atau kekayaan ataukah ini makam
perkuburan
Rupanya imam syafi’i Rhl sudah merasa ia akan
wafat dan bermakam buat selama-lamanya du mesir
Abbas
bin musa gubenur mesir meminta agar imam syafi’i agar menginap di rumahnya
tetapi imam Syafi’i Rhl. Menolak karena ia ingin tinggal dengan ulama-ulama
besar Namanya Abdullah bin Al-hakam seorang ulama yang pernah menjadi muridnya
di madinah pada ketika imam syafi’i mendektekan khitab-khitab AL-muwatha atas
nama imam maliki.
Beliau
tinggal di rumah abdullah bin Al-hakam sampai tahun 204 H.
IMAM SYAFI’I SUKA MENGEMBARA TERUTAMA
UNTUK MENCARI ILMU PENGETAHUAN.
Dari riwayat imam syafi’i Rhl. Ternyata beliau
adalah suka mengembara pindah dari satu negeri kenegeri lain terutama dalam hal
mencari ilmu pengetahuan.
Beliau lahir di gazza pergi ke mekkah tinggal di madinah, pindah keyaman
pindah lagi ke bagdad sampai ke syam pindah ke mekkah pindah lagi ke baqdad dan
akirnya pindah lagi ke mesir wafat di mesir dan bermakam di mesir.
Imam syafii Rhl. Bukan
saja memperaktekkan pindah-pindah tempat itu tetapi beliau juga menganjurkan
kiranya rakyat mengembirakan pengembaraan dan perjalanan keliling khususnya
dalam mencari ilmu pengetahuan.
Beliau pernah berkata
dalam sebuah syair begini:
1. Adalah tidak enak
bagi orang cerdik pandai untuk tinggal tetap di suatu tempat.oleh karena itu
tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah.
2. musafirlah...?
Engakau akan mendapat sahabat-sahabat penganti sahabat sahabat yang di
tinggalakan
3. bekerja keraslah
karena ke lezatan hidup adalah bekerja keras.
4. saya berpendapat
kalau air menetap di dalam suatu tempat ia akan busuk, kalau mengalir barulah
ia bersih dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor
5. singa kalau tidak
keluar dari sarangnya ia tak akan dapat makan.
6. anak panah panah
kalau tidak meluncur dari busurnya ia takkan mengena
7. matahari pun kalau
menetap niscaya seluruh manusia akan marah kepadanya.
8. tabir( bahan baku
emas) adalah seperti tanah saja ketika ia masih tergeletak di tempatnya.
9. kayu harum pada
ketika di rimaba,sama saja dengan kayu yan g lain
10. kalau yang kini (
kayu harum) keluar dari rimbaba sukar sekali mendapatkanya dan itu tabir kalu
keluar dari tempat sudah berharga seperti emas.
Demikian
sebuah syair dari Imam syafi’i yang menganjurkan kepada pengikutnya supaya
menyukai pengembaraan terutama untuk mencari ilmu pengetahuan.
MENINGGAL
DUNIA DALAM USIA 54 TAHUN
Setelah 6 tahun tinggal di mesir
mengembangkan mazhabnya dengan lisan dan tulisan dan sesudah mengarang khitab
Ar-risalah lagi ( dalam ushul Fiqih) dan sesuadah mengarang khitab-khitab
beliau yang banyak sekali maka beliau meninggal dunia, mudahahan beliau
mendapat surga AMIN.
Berkat Ra,bin sulaiman ( murid imam
syafi’I ) imam Syafi Rhl. berpulang
kerahmatullah sesudah sembahyang maqrib petang kamis malam jumat akhir hari
bulan rajab dan kami makam kan
beliau pada hari jum’at sorenya kami lihat hilal bulan Sya,ban 204 H.
[1] Kh,si
rajddin abbas sejarah ke agugan mazhab syafi,i
[2] [2]Abdul
Mun’im Shaleh, Mazhab Syafi’i, Kajian Konsep Mashlahah, Cet I, (Yogyakarta : Ittaqa Press, 2001), hal. 8.
[3] Abu
zahrah Muhammad tarikh AL-mazahibil alislamiyyah.
[4] . Abady,
Abu Ath-Thayyib, Syamsul Haq Al-‘Azhim,’Aun Al-Ma’bud syarh Sunan Abi Dawud.
[5] Al-Syafi’i, Al-Umm, Beirut, Dar
Al-Fikr, 1990
0 komentar:
Posting Komentar