Kamis, 24 Juli 2014

POPULARITAS JAHAT

POPULARITAS JAHAT

            Manusia ibarat mesin dalam bekerja, bila mesin bekerja terlalu lama dan dan diluar daya tahan, maka mesin akan mengalami kemacetan, sama juga dengan manusia bila manusia bekerja terlalu banyak, manusia biasanya mengalami kelelahan, mesin yang sudah macet membutuhkan service, dan manusia yang sudah lelah membutuhkan rilek(istirahat). Istirahat bisa didapat dengan cara yang bervariasi dan bermacam sesuai menurut kebutuhan, seprti hiburan, tidur, santai, membaca komik, rekresi kepantai, bermain-main an lain-lain.

Permainan menurut Islam, bukan hal yang dilarang dan diharamkan, bahkan Islam menganjurkannya, untuk menghilangkan kejenuhan melepaskan kebosanan  asalkan saja tidak melangkahi koridor agama yang telah ditetapkan, kalau kita mengkaji dasar hukumnya, rasulullah sendiri pernah menawarkan siti A’isyah radhiallahu anha untuk menonton permainan yang dimainkan oleh orang-oang negeri  habsyah, dan siti A’isyahpun mengabulkannya, sehingga mereka sama-sama menonton permainan tersebut. Cerita ini termaktub dalam kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Ghazali juzu’ II.


Lalu bagaiman dengan permainan-permainan yang dilakono oleh banyak orang dewasa ini..!!. tentu setiap kita telah memiliki jawabannya, karena setiap hari kita bisa menonton dan mengamatinya, baik melalui televisi maupun media-media yang lainnya. Kita juga sudah tahu permainan apa yang banyak digemari oleh banyak orang dewasa ini , barang kali tidak salah kalau kita menjawab “ngebor” inilah yang luar biasa digemari oleh insan-insan bumi dewasa ini. Tenyata, kalau pinggul sudah ikut ambil bagian dalam semua prmainan itu bisa tenar dan secepat kilat pelakunya dan tokoh utamanya akan kesohor dan bisa meraih popularitas dan ketenaran. Apa yang terkesan dibalik kesuksesan ini……..!! tentu bukan hanya positifnya saja yang akan lahir tapi juga negatifnya yang barang kali mendominasi, mungkin tidak berlebihan kalau kita mengatakan bahwa kesan yang akan timbul adalah tidak lain kecuali harga diri wanita sangat tergantung pada pinggul, dan juga tidak salah kalau  kita berpendapat bahwa kesan yang akan datang untuk para penggemarnya adalah mereka tidak bisa lagi berpikir secara baik dan jauh kedepan, karena pemikiran hanya berkisar disekitar pinggul, dan kalau ini memang realitanya berarti system pemikiran manusia sudah sangat bobrok.

Secra persial (perorangan), mungkin dibalik goyang pinggul itu, bisa mengumoulkan money yang banyak. Tapi kalau kita analisa secara konprehensif hanyalah kerugian general yang tidak bisa dielakkan, walau kadang bisa meraih keuntungan, tapi hanya sekedar keuntungan perorangandala paket keuntungan, coba bayangkan………….!, begitu murah harga diri manusia dewasa ini, harga dirinya diperjual belikan, tak ubahnya bagai komoditi perdangan, apakah kita telah lupa pepatah dahulu “lebih baik mati asalkan harga diri tetap abadi”. Namun, kok teganya manusia melakuka semua itu hanya karena untuk mendapatkan sedikit uang.
Memang siapa saja yang melakukannya, tentu mempunyai alasan masing-masing, seperti untuk mendapatkan sedikit uang untuk menopang hidup, apalagi mungkin dipaksa oleh hal-hal yang sangat penting sehingga mesti ia lakukan walau harus mengorbankan jati dirinya. Juga alsannya juga untuk menyalurkan misinya, dan banyak hal-hal lain yang mungkin logis dalam menjawab berbagai sorotan. Tapi masih  ada cara yang lian untuk ditempuh. Nah, bagaiman kalau seseorang rela mengorbankan susilanya demi popularitas dan ketenarannya……..!, tentu amat menyedihkan karena popularitas dan ketenaran hakikat sebuah jati diri.

Mari kita siamk kisah M. Manroe, seorang wanita berharga dari dunia glamornya dia sukses karena membuka pakaiannya, dia telanjang tapi dihormati, bukan karena budi atau akhlaq namun karena kiprah dan hartanya, sehinga kalangan apapun ia tidak sulit untuk menerobos, namun akhirnya dunianya dia akhiri dengan bunuh diri, ia tidak menemukan jati diri tidak lain karena ia mengejar ketenaran dan popularitas jahat.

Dan sebelum bunuh diri ia meninggalkan surat di New York, demikian isinya “berhati-hatilah terhadap kepopuleran kalian, waspadalah akan gemerlap yang akan menipu kalian, sesungguhnya aku aku adalah seorang wanita yang paling celaka didunia ini, aku tak mampu menjadi figur seorang ibu, aku adalah rang yang tidak mencintai rumah, kehidupan keluarga dalah simbul seorang wanita, bahkan simnol dari kemanusiaan dan kebahagian itu sendiri, aku adalah seorang wanita yang sunguh telah dianiaya oleh manusia-manusia lain kaerna berkiprah dalam sebuah teater atau perfilman.

Cerita singkat ini telah membukan mata kita untuk melihat jauh kedepan, popularitas dan ketenaran memang merupakan suatu kebanggaan dan amat sulit untuk mendapatkannya. Persis bagai mencari jarum dalam jerami. Tetapi popularitas yang didapat dengan jalan yang tidak baik hanyalah symbol pengkhiatan terhadap diri sendiri. Barang kali dengan perbandingan ini kita juga dapat menyimpulkan bahwa popularitas yang diraih dengan permainan pinggul atua ngebor yang sedang ngetop selam ini hanyalah pengkhianatan terhadap diri sendiri, dan pengkhianata ini akan berakhir dengan penyesalan esok, limit waktu untuk bercermin diri masih banyak, pintu taubatpun masih terbuka lebar, lebih baik terlambat ketimbang tidak sama sekali, last is better than lose.


0 komentar:

Posting Komentar