“susahnya menjadi santri baru”
Banyak hal yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya
dalam kehidupan yang kita dapatkan dipondok
sekarang menjadi keindahan yang tak terlupakan.
Panggil aja aku as-singkily, kini aku menjadi mahasiswa
diperguruan tinggi Islam swasta di samalanga, sekarang aku berstatus santri di
sebuah pondok pasantern yang terkenal diseantero Aceh, yakni pasantren Mudi
Mesra.
Menuntut ilmu Agama memang dianjurkan dalam agama
Islam, Rasulullah sendiri menyuruh hal itu, tapi ini tidak sesuai dengan
cita-citaku, itu kemauan orang tuaku, makanya aku kurang taat mematuhi
peraturan pasantren.
Aktifitas pasantren sangat jauh berbeda dengan
kehidupanku di kampung, waktu subuh aku harus bangun untuk melaksanakan shalat
subuh, sementara dikampung jangankan shalat subuh mandi pagipun di penghujung
waktu.
Setiap shubuh haris dan seksi jamaah sudah
berteriak-teriak membangunkan santri dan memukul pintu kamar. Cepat-cepat…!
Mataku terasa berat untuk terbuka, masih mengantuk, ku mendengar seksi jamaah
datang kekamar biasanya mereka membawa rotan dan yang terlambat dipukul.
Secepat mungkin aku langsung bangun dan lari menuju kamar mandi untuk berwudhuk,
tanpa aku sadari seksi jamaah sudah menunggu didepan kamar, ya sudah kena rotan
deh.
o...oh rupanya aku terlambat tidak dikamar saja, tapi
hendak menuju masjid aku kena pukul juga, ketika didalam masjid, sebelum azan,
biasanya santri melakksanakan shalat tahajud, hal ini belum pernah aku kerjakan
selama dikampung, waktu subuh jam 4:30, mataku terasa sangat berat untuk
terbuka, rasanya ingin merem, kepalaku seakan-akan berat sehingga sehingga aku
menguap sampai akhirnya aku ketiduran.
Azan berkumandang, aku semakin mengantuk, aku melihat
santri di sekelinglingku juga sama, apalagi sebagai santri baru, hal ini
sungguh terasa baru bagiku dan bagi santri yang lain. Mataku sangat berat
sehingga shalatku tidak khusu’, karena sambil tertidur, lucunya ada temanku
yang ketika sujud tidak bangun lagi gara-gara shalat sambil tidur, ada juga
sampai jatuh ketika berdiri, aku tersenyum melihatnya, dalam pandangan orang
lain dia sangat kusyu’ bersujud, padahal
ternyata tidur.
Sifat kenakalanku
Munculnya sifat kenakalanku untuk menghindari shalat
subuh berjamaah di masjid yaitu persembunyian dibalik kasur. Shalat subuh adalah
waktu yang sangat nyenyak ketika sedang tidur, sehingga bagi santri
baru,keadaan ini sangatlah membuat hati malas untuk bangun.
Ketika aku mendengar suara haris ingin membangunkan
santri, aku langsung bangun tapi bukan untuk berwudhuk, tapi mencari cara agar
aku bebas jamaaah subuh, rencanaku berhasil, akhirnya aku tidur subuh dibalik
kasur dengan aman, tanpa aku sadari jam sudah menunjukan 9.00 untuk belajar
pagi, kamarku tidak ada lagi santri lain,
ketika itu aku kedapatan dan hukuman dimandikan. Akan tetapi, bukan aku saja
yang mendapat hukuman, banyak santri yang kedapatan berbuat pelanggaran, ketika
ditanya kelas berapa, rata-rata menjawab santri baru,!
-dipukul dengan rotan
Begitulah kelakuanku dipondok pada bulan pertama yang
masih belum mampu mengatur waktu, baik soal bagun pagi, pergi ke mesjid dan
lain-lain. Pada suatu hari, waktu bel berbunyi tanda mengaji sudah tiba, aku
dan temanku yang murid baru langsung bangun tanpa menyisir rambut, mandi
pagipun tidak, sayangnya usahaku agar tidak terlambat sia-sia dan akhirnya
betisku kena rotan dan bertanda merah, nasiiib-nasiiib,,,.
Pasantren Mudi memang memiliki
peraturan yang sangat ketat, seluruh kabag aktif melaksanakan tugasnya, luar biasa, sehingga
seringan apapun kesalahan yang dilakukan santri pasti ujung-ujungnya kena
rotan, apalagi yang berat, lebih-lebih lagi.! Tapi
aku sadar keadaan seperti ini sangat baik untuk kedisiplinanku, namun tetap
saja bagi santri baru seperti aku rasanya, berat menghadapinya.
Peraturan bukan ini saja, santri dilarang merokok,
main hp, dan bagi mereka yang melanggar oleh humas akan memberikan hukuman
didepan semua santri, tempatnya di mesjid, menyebutkan kampung lagi, duh…
kebanyakan malunya……?
Hal yang paling indah bagiku adalah
mengatri dan bel, mau apapun pasti mengatri, mau mandi mengantri, mau makan
mengantri, m,au buang airpun mengantri, apa lagi dengan yang namanya bel, mau
shalat bel, mengaji bel, bahkan waktu tidurpun ada bel.
Tapi
ada juga manfaat bel yaitu santri akan mengetahui kegiatan yang harus
dilakukan, mulai waktu shalat, mengaji, dan tidur. Ini sangat luar biasa bagiku
dan belum pernah aku lakukan waktu ndikampung sama sekali.
Walaupun berjalan begitu cepat, aku mulai terbiasa
dengan peraturan- pondok dan menganggap itu adalah bahagian dari hidupku
sebagai seorang santri, betul kata orang bijak “mulailah membiasakan sesuatu
kebaikan nanti suatu itu akan membiasakanmu”
Beginilah
keadaan sebagai santri baru, keterpaksaan yang kita hadapi akan menjadi pelajaran
dan pengalaman paling barharga yang kita daatkan di kebun syurga ini, mulai
dari disiplin, kemandirian jauh dari orang tua, da yang lebih berharga lagi
adalah mendapatkan ilmu agama sebagai bekalan kita menghadap sang ilahi
0 komentar:
Posting Komentar