Kamis, 10 Juli 2014

Susahnya Menjadi Santri Baru


“susahnya menjadi santri baru”



Banyak hal yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya dalam kehidupan yang  kita dapatkan dipondok sekarang menjadi keindahan yang tak terlupakan.
Panggil aja aku as-singkily, kini aku menjadi mahasiswa diperguruan tinggi Islam swasta di samalanga, sekarang aku berstatus santri di sebuah pondok pasantern yang terkenal diseantero Aceh, yakni pasantren Mudi Mesra.
Menuntut ilmu Agama memang dianjurkan dalam agama Islam, Rasulullah sendiri menyuruh hal itu, tapi ini tidak sesuai dengan cita-citaku, itu kemauan orang tuaku, makanya aku kurang taat mematuhi peraturan pasantren.
Aktifitas pasantren sangat jauh berbeda dengan kehidupanku di kampung, waktu subuh aku harus bangun untuk melaksanakan shalat subuh, sementara dikampung jangankan shalat subuh mandi pagipun di penghujung waktu.
Setiap shubuh haris dan seksi jamaah sudah berteriak-teriak membangunkan santri dan memukul pintu kamar. Cepat-cepat…! Mataku terasa berat untuk terbuka, masih mengantuk, ku mendengar seksi jamaah datang kekamar biasanya mereka membawa rotan dan yang terlambat dipukul.
Secepat mungkin aku langsung bangun  dan lari menuju kamar mandi untuk berwudhuk, tanpa aku sadari seksi jamaah sudah menunggu didepan kamar, ya sudah kena rotan deh.
o...oh rupanya aku terlambat tidak dikamar saja, tapi hendak menuju masjid aku kena pukul juga, ketika didalam masjid, sebelum azan, biasanya santri melakksanakan shalat tahajud, hal ini belum pernah aku kerjakan selama dikampung, waktu subuh jam 4:30, mataku terasa sangat berat untuk terbuka, rasanya ingin merem, kepalaku seakan-akan berat sehingga sehingga aku menguap sampai akhirnya aku ketiduran.
Azan berkumandang, aku semakin mengantuk, aku melihat santri di sekelinglingku juga sama, apalagi sebagai santri baru, hal ini sungguh terasa baru bagiku dan bagi santri yang lain. Mataku sangat berat sehingga shalatku tidak khusu’, karena sambil tertidur, lucunya ada temanku yang ketika sujud tidak bangun lagi gara-gara shalat sambil tidur, ada juga sampai jatuh ketika berdiri, aku tersenyum melihatnya, dalam pandangan orang lain  dia sangat kusyu’ bersujud, padahal ternyata tidur.
Sifat kenakalanku
Munculnya sifat kenakalanku untuk menghindari shalat subuh berjamaah di masjid yaitu persembunyian dibalik kasur. Shalat subuh adalah waktu yang sangat nyenyak ketika sedang tidur, sehingga bagi santri baru,keadaan ini sangatlah membuat hati malas untuk bangun.
Ketika aku mendengar suara haris ingin membangunkan santri, aku langsung bangun tapi bukan untuk berwudhuk, tapi mencari cara agar aku bebas jamaaah subuh, rencanaku berhasil, akhirnya aku tidur subuh dibalik kasur dengan aman, tanpa aku sadari jam sudah menunjukan 9.00 untuk belajar pagi,  kamarku tidak ada lagi santri lain, ketika itu aku kedapatan dan hukuman dimandikan. Akan tetapi, bukan aku saja yang mendapat hukuman, banyak santri yang kedapatan berbuat pelanggaran, ketika ditanya kelas berapa, rata-rata menjawab santri baru,!
-dipukul dengan rotan
Begitulah kelakuanku dipondok pada bulan pertama yang masih belum mampu mengatur waktu, baik soal bagun pagi, pergi ke mesjid dan lain-lain. Pada suatu hari, waktu bel berbunyi tanda mengaji sudah tiba, aku dan temanku yang murid baru langsung bangun tanpa menyisir rambut, mandi pagipun tidak, sayangnya usahaku agar tidak terlambat sia-sia dan akhirnya betisku kena rotan dan bertanda merah, nasiiib-nasiiib,,,.
            Pasantren Mudi memang memiliki peraturan yang sangat ketat, seluruh kabag aktif  melaksanakan tugasnya, luar biasa, sehingga seringan apapun kesalahan yang dilakukan santri pasti ujung-ujungnya kena rotan, apalagi yang berat, lebih-lebih lagi.!            Tapi aku sadar keadaan seperti ini sangat baik untuk kedisiplinanku, namun tetap saja bagi santri baru seperti aku rasanya, berat menghadapinya.
Peraturan bukan ini saja, santri dilarang merokok, main hp, dan bagi mereka yang melanggar oleh humas akan memberikan hukuman didepan semua santri, tempatnya di mesjid, menyebutkan kampung lagi, duh… kebanyakan malunya……?
            Hal yang paling indah bagiku adalah mengatri dan bel, mau apapun pasti mengatri, mau mandi mengantri, mau makan mengantri, m,au buang airpun mengantri, apa lagi dengan yang namanya bel, mau shalat bel, mengaji bel, bahkan waktu tidurpun ada bel.
            Tapi ada juga manfaat bel yaitu santri akan mengetahui kegiatan yang harus dilakukan, mulai waktu shalat, mengaji, dan tidur. Ini sangat luar biasa bagiku dan belum pernah aku lakukan waktu ndikampung sama sekali.
Walaupun berjalan begitu cepat, aku mulai terbiasa dengan peraturan- pondok dan menganggap itu adalah bahagian dari hidupku sebagai seorang santri, betul kata orang bijak “mulailah membiasakan sesuatu kebaikan nanti suatu itu akan membiasakanmu”
Beginilah keadaan sebagai santri baru, keterpaksaan yang kita hadapi akan menjadi pelajaran dan pengalaman paling barharga yang kita daatkan di kebun syurga ini, mulai dari disiplin, kemandirian jauh dari orang tua, da yang lebih berharga lagi adalah mendapatkan ilmu agama sebagai bekalan kita menghadap sang ilahi

0 komentar:

Posting Komentar