MESJID SEBAGAI WARISAN SENI
DAN BUDAYA ISLAM
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran agama Islam dibumi nusantara telah
melahirkan kebudayaan baru yang berasimilasi dengan budaya sebelumnya. Diantara
peninggalan budaya Islam dapat kita saksikan sampai hari ini adalah
mesjid-mesjid tua yang telah berusia ratusan tahun dan menjadi saksi perjuangan
penyebaran Islam ditanah air.
Sepanjang sejarah kehidupan umat Islam, khususnya
masyarakat Aceh memandang bahwa Meuseujid ( masjid ) adalah sebagai
tempat sentral ibadah dan sentral kebudayaan. Secara teoritis atau konseptual
mesjid adalah pusat kebudayaan Islam. Dari tempat suci inilah, syiar keislaman
yang meliputi aspek duniawi-ukhrawi,material-spritual dimulai. Berbagai cacatan
sejarah telah merekam dengan baik mengenai kegemilangan peradaban Islam yang
secara langsung disebabkan tempaan jasmani, rohani dan intelektual di rumah
Allah ini.
Memasuki zaman Globalosasi, mesjid mengalami
penyesuaian dan penyempurnaan, dinamika mesjid-mesjid sekarang ini banyak yang menyesuaikan
diri dengan kemajuan ilmu dan tekhnologi. Artinya mesjid tidak hanya berperan
sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka ragam kegiatan
jamaah.
Dalam bangunan mesjid banyak ditemukan
tulisan-tulisan Arab dengan kaligrafi yang variatif, disinilah letak seni di dalam
mesjid sebagai hiasan dan keindahan. Berbagai bentuk mesjid disesuaikan dengan
budaya islam, hal ini bertujuan untuk membendakan mesjid dengan
bangunan-bangunan lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas dapat
dirumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Bagaimanakah hubungan mesjid dengan seni
dan budaya Islam.?
2. Bagaimanakah fungsi mesjid sebagai warisan
seni dan budaya Islam.?
C. PEMBAHASAN
Kata mesjid berasal dari bahasa Arab yang pada
pokoknya adalah sajada yang kemudian menjadi Isim Makan menjadi masjidu
yang berarti tempat sujud. Masjid, adalah pengakuan dalam ibadah, yaitu pernyataan
pengabdian yang dalam sekali. Meuseujid dalam bahasa Aceh, tempat muslim
berkumpul,sebagai tempat sembahyang berjamaah dan shalat Jum’at, serta
menjadikan tempat bertemunya masyarakat dalam hubungan yang lebih luas.[1]
Hubungan suatu masyarakat dengan mesjid
merupakan integritas dua sisi dimana ada mesjid disitu ada masyarakat dan
sebaliknya dimana ada masyarakat tentu pada lingkungannya ada mesjid. Bagi
seorang muslim mesjid dapat di ibaratkan sebagai selimut kehidupannya.
Setidak-tidaknya setiap hari Jum’at mereka masuk kedalam mesjid untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt. Dengan demikian betapa pentingnya pembangunan
mesjid bagi suatu komunitas masyarakat.
Dalam aspek pembangunan sebuah bangunan mesjid,
tentu tidak bisa dipisahkan dengan unsur seni dan budaya Islam karena keduanya
saling berhubungan.
Jika kita memasuki sebuah mesjid, hampir seluruhnya di temukan tulisan-tulisan
Arab dengan kalighrafi yang bervariasi, yaitu ada yang jenis khaligrafi
riq’ah,sulush dan nasakh. Akan tetapi jenis yang terakhir ( Khat Nasakh )
lebih banyak dijumpai.[2]
Semua kaligrafi yang terdapat didalam masjid
tidak hanya sebagai cacatan pesan wahyu Allah, akan tetapi juga berfungsi
sebagai hiasan dan perlengkap mesjid itu sendiri. Seseorang akan terpesona
dengan keindahan kaligrafi tersebut sambil mencari tahu bacaan dan maknanya.
Dilihat dari sudut keberadaan ornament-ornamen
kaligrafi, maka pengaruh Arab atau Timur Tengan begitu menghiasi nilai seni
arsitektur masjid. Akan tetapi ditinjau dari bentuk bangunan, ada kemungkinan
hasil kombinasi dengan bentuk bangunan lokal atau modifikasi bentuk bangunan
lain.
v Kecenderungan estetika
menimbulkan seni ukir yang berasal dari ayat-ayat Al- Quran dengan berpolakan
alam mati ( Daunan dan bunga)
v Penutupan lantai mesjid
dan berfungsi sebagai alat shalat ialah hasil seni sulam ( Permadani )
v Untuk memperindah
ruang-ruang dan dinding lahir seni Mozaik
v Untuk menyelaraskan
bangunan mesjid dengan lingkungan dibuatlah taman yang indah diperkarangan
mesjid.[3]
Seni dalam berbagai aspeknya merupakan suatu
kebutuhan manusia dan keberadaannya dalam kehidupan seseorang merupakan suatu
kelengkapan dan kesempurnaan hidup manusia itu sendiri. Seni itu indah, oleh
karena Allah dalam banyak firmannya memberi dorongan kepada hambanya untuk
mengembangkan seni. Seni-seni itu sangat berperan dalam kehidupan masyarakat
khususnya masyarakat Islam dan dengan
sendirinya seni juga berfungsi dalam kebudayaan Islam. Unsur seni dalam
pembangunan mesjid menjadi lambang keindahan dan kebanggaan bagi para
jamaahnya.
Berbicara fungsi mesjid sebagai warisan seni
dan budaya Islam maka kita harus mengetahui perkembangan sejarah mesjid itu
sendiri. Dimasa rasullullah mesjid selain sebagai tempat melaksanakan shalat
berjamaah,kegiatan di bidang pemerintahan pun dibahas dan dipecahkan dilembaga
mesjid, serta mesjid juga menjadi pusat pengembangan kebudayaan Islam.
Dimasa sekarang fungsi mesjid telah
diaktualisasikan dengan kegiatan operasional yang sejalan dengan
program-program pembangunan.dintaranya adalah sebagai :
1. Tempat ibadah
2. Tempat Pembinaan
Masyarakat dan Pemersatu Umat
3. Tempat memperingati
hari-hari besar Islam
4. Tempat Pembinaan dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
5. Pusat kebudayaan Islam dalam
pengertian luas,yaitu sebagai tempat pengembangan kreasi yang bernafaskan
Islam.
Dengan demikian bahwa, mesjid sebagai warisan
seni dan budaya Islam harus kita lestarikan eksistensinya dan mengembangkan kemakmuran mesjid itu sendiri
agar syiar-syiar keislaman dapat selalu berkumandang dirumah Allah ini.
D. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
mesjid merupakan warisan seni dan budaya Islam masa lalu yang mempunyai nilai
kebudayaan yang tinggi dan memiliki unsur seni yang begitu indah yang harus
kita lestarikan sesuai dengan fungsinya. Pemeliharaan dan pelestarian citra
mesjid terpikul sepenuhnya di pundak umat Islam, baik sebagai pribadi maupun
komunitas. Umat harus menjaga agar citra mesjid tidak buruk dan rusak dalam
pandangan dan gangguan pihak luar, memelihara citra mesjid tidak terbatas pada
aspek fisik bangunannya, tetapi juga menyangkut qaidah kegiatan dan
kemakmurannya. Dalam konteks ini faktor penentu tidak lain adalah dari sumber
daya manusianya.
DAFTAR PUSTAKA
Ayub, Moh. E. Mk. Muhsin. Ramlan,
Mardjoned. Manajemen Masjid, Gema Insani Press. Jakarta , 1996.
Suhelmi, Et. Al.
Apresiasi Seni Budaya Aceh, Ar-Raniry Press. Banda Aceh, 2004.
Sidi, Gazalba. Islam Perubahan
Dan Sosio Budaya, Pustaka Al Husna, Jakarta ,
1983.
Qadir, Zain Abdul. Mesjid-Mesjid Bersejarah Di
Indonesia, Gema Insani Press. Jakarta ,
1999.
0 komentar:
Posting Komentar