Minggu, 10 Agustus 2014

KEBERADAAN REMAJA MESJID DALAM KONTEKS ACEH

KEBERADAAN REMAJA MESJID DALAM KONTEKS ACEH



A. LATAR BELAKANG MASALAH
            Mesjid merupakan tempat peribadatan bagi umat islam di seluruh dunia dan juga satu wadah yang paling strategis dalam mengerakkan potensi kaum muslimin untuk memwujudkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan berkualitas. Mulai dari masa nabi SAW mesjid sudah di jadikan sebagai pusat pengembangan agama islam, karena lima perjuangan nabi dalam  mengembangkan visi dan misi yang di salurkan melalui mesjid di antaranya maslahul akidah, maslahul tarbiyah,maslahul ibadah, maslahul ahklaktulkarima dan maslahul jamiah. Semua ini berhasil di tempuh oleh nabi dan para sahabat hinggah dapat berkembang sampai zaman sekarang. Selain digunakan sebagai ruang bersujud rumah Allah ini juga di pakai untuk berkumpulnya para jamaah dalam membahas berbagai persoalan dan problema yang terjadi di tengah-tengah umat. Dari sinilah kita dapat melihat bahwa dari semenjak dahuluh fungsi dan peran mesjid sudah di mainkan oleh para pakarnya tetapi belum munculnya istilah lembaga remaja mesjid.
            Seiring berjalannya waktu, mesjid mengalami penyesuaian dan pembenahan yang harus di sempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman yang tidak kalah fungsionalnya di bangdingkan dengan nilai optimalisasi dan makna mesjid di masa Rasullulah. Di era globalisasi ini fungsi dan peran mesjid semakin di mainkan untuk mengimbangi berlajunya modernisasi yang bermula dari pengembangan luar mesjid dan masyarakat. Dalam hal ini mesjid membutuhkan pengurus dan pengelola yang handal dalam mengemban tugas para jamaah dengan sifat amanah serta melimpahkan tanggung jawab kepada para remaja. Dari sinilah lahirnya pembentukan suatu lembaga yang di namakan Badan kordinator pemuda Remaja Mesjid Indonesia.
            Kehadiran lembaga remaja mesjid menjadi tangung jawab bagi seluruh umat islam. Jika di tinjau dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam lembaga remaja mesjid baru berjalan di perkotaan, mulai dari Banda Aceh sampai ke daerah tingkat dua, sedangkan di pendesaan belum berjalan sepenuhnya. Kegiatan remaja mesjid di NAD selalu di kaitkan dengan adat dan istiadat orang Aceh, misalnya di adakannya samadiah, pesantren kilat, dibangunnya TPA dan lain-lain. Selain itu juga di laksanakan kegiatan spiritual, sosial, material menjadi tunjangan untuk meningkatkan potensi di NAD. Di samping itu keberadaannya juga bisa menjalin kekompakan di antara para pengurus untuk mencapai suatu keputusan dengan bermusyawarah dalam mejalani berbagai peran untuk kelancaran yang akan di kerjakan pada masa mendatang.
B. RUMUSAN MASALAH
            Adapun rumusan masalah dari penulisan di atas yang berjudul “Keberadaan Remaja Mesjid dalam kontesk Aceh” adalah
  1. Bagaimanakah kehadiran mesjid dalam menunjang perjuangan rasullulah…?
  2.  Bagaimanakah kehadiran mesjid dalam konteks aceh...?
  3. Bagaimanakah peran  remja mesjid dalam konteks Aceh…?
.C. PEMBAHASAN
1. Bagaimanakah Kehadiran Mesjid Dalam Menunjang Perjuangan Rasulullah…?
            Mesjid yang pertama kali didirikan oleh nabi SAW adalah mesjid quba pada tanggal 12 rabiul awal tahun pertama hijriah. Kehadiran mesjid pada masa rasullulah merupakan tonggak kokoh syiar keislaman pada periode awal.Disinilah nabi bersama para sahabat menlaksanakan sholat berjamaah dan mendirikan sholat jum,at pertama kali. Kemudian nabi membangun mesjid nabawi di tengah kota madinah yang selanjutnya menjadi pusat kendali masalah umat muslimin. Rumah Allah ini selain di fungsikan sebagai tempat ibadat juga di gunakan sebagai pusat kebudayaan, ilmu pengetahuan, imformasi, pengembangan ekonomi rakyat,pengaturan strategi perang dan damai serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara kaffah dan keseluruhan.
             Visi dan misi perjuangan rasullulah secara garis besar ada lima perkara pertama maslahul aqidah adalah perjuangan rasullulah dalam mengubah keyakinan pada masa jahilia dari pada menyembah berhala kepada menyembah Allah azawajalah. Kedua maslahul tarbiyah adalah pokok utama dari perjuangan Rasullulah dalam membina umat lewat pendidikan yang dinamakan zawiyah yang termasuk suatu lembaga yang pertama kali didirikan oleh nabi dalam menunjang ilmu pengetahuan. Ketiga maslahul ibadah adalah pokok dasar perjungan rasullulah dalam meningkatkan amalan-amalan dan ibadah kepada allah. Keempat maslahul ahklatul karimah adalah membaguskan ahklak manusia karena nabi di utuskan ke dunia untuk memperbaiki ahklak yang mulia. Kelima maslahul jamiah yaitu untuk memprsatukan umat islam tampa memandang perbedaan status social dan jabatan kecuali orang-orang yang bertaqwa. Semua visi dan misi berhasil di perjuangkan oleh rasullulah bersama para sahabat sehinggah sampai sekarang menjadi pedoman bagi umat islam di seluruh dunia.
2. Bagaimanakah Kehadiran Mesjid Dalam Konteks Aceh…?
            Wilayah Nangroe Aceh Darussalam yang mayoritas penduduknya beragama islam yang bermazhab syafi,i akan terus mempertahankan aliran ahli sunnah waljamaah dengan cara menyambung kembali perjuangan rasullulah. Hal ini terlihat dari sikap orang Aceh yang sangat fanatik terhadap agama. Berbagai aktifitas di lakukan termasuk salah satu upaya melalui lembaga remaja mesjid. Kalau kita meninjau tidak semua wilayah Aceh berjalannya kegiatan, tetapi hanya sebagian besar di tingkat propinsi dan kabupaten tingkat dua saja yang sudah berjalan sedangkan di pendesaan aktifitasnya baru di arahkan kepada pemilihan ketua,wakil remaja sekretaris dan bendahara saja.dalam arti kata aktifitas remaja mesjid belum di hidupkan sepenuhnya    baru di arahkan kepada pengajian kaum ibu, dan anak-anak, menghadiahkan pahala samadiah untuk orang meninggal, tempat acara akad nikah bagi orang yang ingin berkeluarga, dan mengadakan acara dakwah islamiah dalam menyambut hari-hari besar keagamaan terutama dalam perayaan mauled nabi besar Muhammad SAW yang melibatkan pelaksanaannya kepada masyarakat desa.
            Lembaga  remaja mesjid di tengah-tengah masyarakat aceh merupakan satu momenah bagi pemberdayaan umat yang tidak terlepas dari adat istiadat dan budaya orang aceh. Terutama yang sudah berjalan di tingkat propinsi dan daerah tingkat dua di bumi serambi mekah dapat menambah pengalaman dan mendapatkan pelajaran berharga yang bermamfaat di antaranya bertambah wawasan keagamaan, ilmu keislaman, memperbanyak kawan seiman dan seperjuangan, mempererat rasa ukhwah islamiyah yang tidak akan di peroleh dari organisasi lain. berkat persatuan mereka yang di landasi dengan akhlak yang mulia sehinggah melahirkan generasi muda yang bertaqwa dan mampu bersaing dengan dunia luar. Hal membuktikan bahwa para pemuda pemudi dapat mengelakkan dirinya dari perbuatan negatif misalnya pergaulan yang huru hara, judi, dangsa, terlibat narkoba, dan pergaulan bebas karena mereka dapat mempertimbangkan segalah sesuatu dengan sikap dewasa.
3. Bagaimanakah peran remaja mesjid dalam konteks Aceh...?
            Di dalam lembaga ini banyak sekali tugas kegiatan yang harus di kerjakan  oleh para pengurus diantaranya memperdalam ilmu pengetahuan agama dengan mendirikan TPA bertujuan untuk mendidik anak umur 7 tahun sampai umur 15 tahun mulai metode pembacaan iqrak hinggah kepada Alqur,an dengan maksud untuk menhindari generasi islam yang buta qur,an. Pengajaran ini bisa dilakukan secara bergiliran diantara pengurus tetapi tetapi menjadi tanggung jawab penuh di bidang pendidikan.selain itu lembaga ini juga bisa melaksanakan kegiatan social misalnya bergotong royong untuk membersikan mesjid mulai dari bak wuduk, aula, dan ruangan sholat. Hal ini lebih di titik beratkan kepada bagian kebersihan.
            Bila di tinjau di daerah nangroe Aceh Darussalam. Setiap bulan tiba ramadhan remaja mesjid berkerja sama dengan masyarakat lebih cendurung melaksanakan pesantren kilat. Tenaga penganjarnya melibatkan seluruh pengurus remaja mesjid yang di sertakan kegiatan mekhatam Alqur’an dalam bulan suci dan diadakannya nujul qur,an pada tanggal 27 Ramadhan.
            Setiap berdirinya lembaga pasti membutuhkan dana yang besar. Tampa adanya dana lembaga ini tidak mungking berjalan sebagaimana yang di harapkan ,oleh karena itu di smping memberikan sumbangan pemikiran, remaja dan jamaah mesjid juga terlibat dalam pemberian dana misalnya sumbangan dari incidental yaitu sumbangan yang diberikan sewaktu-sewaktu ketika ada kegiatan remaja mesjid dan donator tetap yaitu jamaah memberikannya secara rutin untuk menunjang program lembaga ini. Dalam mengali dana tetap hendaknya para pengurus melakukan sirarrahmi agar jamaah merasa dekat dan percaya sehinggah dapat memberikan sumbangan dengan ringan tangan. Semua dana yang terkumpul di pegang oleh pengurus dan gunakan seperlunya untuk seluruh kegiatan dan keperluan lembaga remaja mesjid dengan penuh tangung jawab.
            Dengan adanya pengumpulan dana ini, di harapkan semua program aktifitas dan kegiatan lembaga remaja mesjid ini dapat berjalan dengan lancer dan sebagai mana mestinya sehinggah tidak mengecewakan para pedonor dana seperti harapan masyarakat yang ada di sekitarnya.                           
D. KESIMPULAN
            Mesjid merupakan tempat peribatan umat islam di seluruh dunia dan sarana bagi bagi rasullulah dalam mengembangkan visi dan misi. Lembaga remaja mesjid di NAD baru berjalan di perkotaan dan belum sepenuhnya aktif di pendesaan. Lembaga ini membawa mamfaat  yang positif bagi masyarakat Aceh terutama di kalangan remaja. Dengan dana yang besar semua aktifitas dan kegitan lembaga dapat berjalan dengan baik sesuai harapan seluruh masyarakat Nangroe Aceh Darussalam.


DAFTAR PUSTAKA
Drs. Moh E., Drs Muhsin MK, H. Ramlan Mardjoned, Manajemen mesjid,
            Gema Insani Pers, Jakarta 1996
Ir. H. nana rukmana D.W .,MA, Dr. K.H. Miftah Faridl, Masjid dan dakwah
            Al – mawardi  prima Jakarta juli 2002
       
                                                                                                                                                               





0 komentar:

Posting Komentar