KEBERADAAN REMAJA MESJID DALAM KONTEKS ACEH
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mesjid
merupakan tempat peribadatan bagi umat islam di seluruh dunia dan juga satu
wadah yang paling strategis dalam mengerakkan potensi kaum muslimin untuk
memwujudkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan berkualitas. Mulai dari
masa nabi SAW mesjid sudah di jadikan sebagai pusat pengembangan agama islam,
karena lima
perjuangan nabi dalam mengembangkan visi
dan misi yang di salurkan melalui mesjid di antaranya maslahul akidah, maslahul
tarbiyah,maslahul ibadah, maslahul ahklaktulkarima dan maslahul jamiah. Semua
ini berhasil di tempuh oleh nabi dan para sahabat hinggah dapat berkembang
sampai zaman sekarang. Selain digunakan sebagai ruang bersujud rumah Allah ini
juga di pakai untuk berkumpulnya para jamaah dalam membahas berbagai persoalan
dan problema yang terjadi di tengah-tengah umat. Dari sinilah kita dapat
melihat bahwa dari semenjak dahuluh fungsi dan peran mesjid sudah di mainkan
oleh para pakarnya tetapi belum munculnya istilah lembaga remaja mesjid.
Seiring
berjalannya waktu, mesjid mengalami penyesuaian dan pembenahan yang harus di
sempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman yang tidak kalah
fungsionalnya di bangdingkan dengan nilai optimalisasi dan makna mesjid di masa
Rasullulah. Di era globalisasi ini fungsi dan peran mesjid semakin di mainkan
untuk mengimbangi berlajunya modernisasi yang bermula dari pengembangan luar
mesjid dan masyarakat. Dalam hal ini mesjid membutuhkan pengurus dan pengelola
yang handal dalam mengemban tugas para jamaah dengan sifat amanah serta
melimpahkan tanggung jawab kepada para remaja. Dari sinilah lahirnya
pembentukan suatu lembaga yang di namakan Badan kordinator pemuda Remaja Mesjid
Indonesia .
Kehadiran
lembaga remaja mesjid menjadi tangung jawab bagi seluruh umat islam. Jika di
tinjau dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam lembaga remaja mesjid baru
berjalan di perkotaan, mulai dari Banda Aceh sampai ke daerah tingkat dua,
sedangkan di pendesaan belum berjalan sepenuhnya. Kegiatan remaja mesjid di NAD
selalu di kaitkan dengan adat dan istiadat orang Aceh, misalnya di adakannya
samadiah, pesantren kilat, dibangunnya TPA dan lain-lain. Selain itu juga di laksanakan
kegiatan spiritual, sosial, material menjadi tunjangan untuk meningkatkan
potensi di NAD. Di samping itu keberadaannya juga bisa menjalin kekompakan di
antara para pengurus untuk mencapai suatu keputusan dengan bermusyawarah dalam
mejalani berbagai peran untuk kelancaran yang akan di kerjakan pada masa
mendatang.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah
dari penulisan di atas yang berjudul “Keberadaan Remaja Mesjid dalam kontesk
Aceh” adalah
- Bagaimanakah
kehadiran mesjid dalam menunjang perjuangan rasullulah…?
- Bagaimanakah kehadiran mesjid dalam konteks
aceh...?
- Bagaimanakah
peran remja mesjid dalam konteks
Aceh…?
.C. PEMBAHASAN
1. Bagaimanakah Kehadiran Mesjid
Dalam Menunjang Perjuangan Rasulullah…?
Mesjid
yang pertama kali didirikan oleh nabi SAW adalah mesjid quba pada tanggal 12
rabiul awal tahun pertama hijriah. Kehadiran mesjid pada masa rasullulah
merupakan tonggak kokoh syiar keislaman pada periode awal.Disinilah nabi
bersama para sahabat menlaksanakan sholat berjamaah dan mendirikan sholat
jum,at pertama kali. Kemudian nabi membangun mesjid nabawi di tengah kota madinah yang
selanjutnya menjadi pusat kendali masalah umat muslimin. Rumah Allah ini selain
di fungsikan sebagai tempat ibadat juga di gunakan sebagai pusat kebudayaan,
ilmu pengetahuan, imformasi, pengembangan ekonomi rakyat,pengaturan strategi
perang dan damai serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara
kaffah dan keseluruhan.
Visi dan misi perjuangan rasullulah secara
garis besar ada lima
perkara pertama maslahul aqidah adalah perjuangan rasullulah dalam mengubah
keyakinan pada masa jahilia dari pada menyembah berhala kepada menyembah Allah
azawajalah. Kedua maslahul tarbiyah adalah pokok utama dari perjuangan
Rasullulah dalam membina umat lewat pendidikan yang dinamakan zawiyah yang
termasuk suatu lembaga yang pertama kali didirikan oleh nabi dalam menunjang
ilmu pengetahuan. Ketiga maslahul ibadah adalah pokok dasar perjungan
rasullulah dalam meningkatkan amalan-amalan dan ibadah kepada allah. Keempat
maslahul ahklatul karimah adalah membaguskan ahklak manusia karena nabi di
utuskan ke dunia untuk memperbaiki ahklak yang mulia. Kelima maslahul jamiah
yaitu untuk memprsatukan umat islam tampa
memandang perbedaan status social dan jabatan kecuali orang-orang yang
bertaqwa. Semua visi dan misi berhasil di perjuangkan oleh rasullulah bersama
para sahabat sehinggah sampai sekarang menjadi pedoman bagi umat islam di
seluruh dunia.
2. Bagaimanakah Kehadiran Mesjid Dalam
Konteks Aceh…?
Wilayah
Nangroe Aceh Darussalam yang mayoritas penduduknya beragama islam yang bermazhab
syafi,i akan terus mempertahankan aliran ahli sunnah waljamaah dengan cara
menyambung kembali perjuangan rasullulah. Hal ini terlihat dari sikap orang Aceh
yang sangat fanatik terhadap agama. Berbagai aktifitas di lakukan termasuk
salah satu upaya melalui lembaga remaja mesjid. Kalau kita meninjau tidak semua
wilayah Aceh berjalannya kegiatan, tetapi hanya sebagian besar di tingkat
propinsi dan kabupaten tingkat dua saja yang sudah berjalan sedangkan di
pendesaan aktifitasnya baru di arahkan kepada pemilihan ketua,wakil remaja
sekretaris dan bendahara saja.dalam arti kata aktifitas remaja mesjid belum di
hidupkan sepenuhnya baru di arahkan
kepada pengajian kaum ibu, dan anak-anak, menghadiahkan pahala samadiah untuk
orang meninggal, tempat acara akad nikah bagi orang yang ingin berkeluarga, dan
mengadakan acara dakwah islamiah dalam menyambut hari-hari besar keagamaan
terutama dalam perayaan mauled nabi besar Muhammad SAW yang melibatkan
pelaksanaannya kepada masyarakat desa.
Lembaga remaja mesjid di tengah-tengah masyarakat
aceh merupakan satu momenah bagi pemberdayaan umat yang tidak terlepas dari
adat istiadat dan budaya orang aceh. Terutama yang sudah berjalan di tingkat
propinsi dan daerah tingkat dua di bumi serambi mekah dapat menambah pengalaman
dan mendapatkan pelajaran berharga yang bermamfaat di antaranya bertambah
wawasan keagamaan, ilmu keislaman, memperbanyak kawan seiman dan seperjuangan,
mempererat rasa ukhwah islamiyah yang tidak akan di peroleh dari organisasi
lain. berkat persatuan mereka yang di landasi dengan akhlak yang mulia sehinggah
melahirkan generasi muda yang bertaqwa dan mampu bersaing dengan dunia luar.
Hal membuktikan bahwa para pemuda pemudi dapat mengelakkan dirinya dari
perbuatan negatif misalnya pergaulan yang huru hara, judi, dangsa, terlibat
narkoba, dan pergaulan bebas karena mereka dapat mempertimbangkan segalah sesuatu
dengan sikap dewasa.
3. Bagaimanakah peran remaja mesjid dalam konteks Aceh...?
Di
dalam lembaga ini banyak sekali tugas kegiatan yang harus di kerjakan oleh para pengurus diantaranya memperdalam
ilmu pengetahuan agama dengan mendirikan TPA bertujuan untuk mendidik anak umur
7 tahun sampai umur 15 tahun mulai metode pembacaan iqrak hinggah kepada
Alqur,an dengan maksud untuk menhindari generasi islam yang buta qur,an.
Pengajaran ini bisa dilakukan secara bergiliran diantara pengurus tetapi tetapi
menjadi tanggung jawab penuh di bidang pendidikan.selain itu lembaga ini juga
bisa melaksanakan kegiatan social misalnya bergotong royong untuk membersikan
mesjid mulai dari bak wuduk, aula, dan ruangan sholat. Hal ini lebih di titik
beratkan kepada bagian kebersihan.
Bila
di tinjau di daerah nangroe Aceh Darussalam. Setiap bulan tiba ramadhan remaja
mesjid berkerja sama dengan masyarakat lebih cendurung melaksanakan pesantren
kilat. Tenaga penganjarnya melibatkan seluruh pengurus remaja mesjid yang di sertakan
kegiatan mekhatam Alqur’an dalam bulan suci dan diadakannya nujul qur,an pada
tanggal 27 Ramadhan.
Setiap
berdirinya lembaga pasti membutuhkan dana yang besar. Tampa adanya dana lembaga ini tidak mungking
berjalan sebagaimana yang di harapkan ,oleh karena itu di smping memberikan
sumbangan pemikiran, remaja dan jamaah mesjid juga terlibat dalam pemberian
dana misalnya sumbangan dari incidental yaitu sumbangan yang diberikan
sewaktu-sewaktu ketika ada kegiatan remaja mesjid dan donator tetap yaitu
jamaah memberikannya secara rutin untuk menunjang program lembaga ini. Dalam mengali
dana tetap hendaknya para pengurus melakukan sirarrahmi agar jamaah merasa
dekat dan percaya sehinggah dapat memberikan sumbangan dengan ringan tangan.
Semua dana yang terkumpul di pegang oleh pengurus dan gunakan seperlunya untuk
seluruh kegiatan dan keperluan lembaga remaja mesjid dengan penuh tangung
jawab.
Dengan
adanya pengumpulan dana ini, di harapkan semua program aktifitas dan kegiatan
lembaga remaja mesjid ini dapat berjalan dengan lancer dan sebagai mana
mestinya sehinggah tidak mengecewakan para pedonor dana seperti harapan
masyarakat yang ada di sekitarnya.
D. KESIMPULAN
Mesjid merupakan tempat
peribatan umat islam di seluruh dunia dan sarana bagi bagi rasullulah dalam
mengembangkan visi dan misi. Lembaga remaja mesjid di NAD baru berjalan di
perkotaan dan belum sepenuhnya aktif di pendesaan. Lembaga ini membawa
mamfaat yang positif bagi masyarakat
Aceh terutama di kalangan remaja. Dengan dana yang besar semua aktifitas dan
kegitan lembaga dapat berjalan dengan baik sesuai harapan seluruh masyarakat
Nangroe Aceh Darussalam.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Moh E., Drs Muhsin MK, H. Ramlan Mardjoned, Manajemen mesjid,
Gema Insani Pers, Jakarta 1996
Ir. H. nana rukmana D.W .,MA, Dr. K.H. Miftah Faridl, Masjid dan dakwah
Al – mawardi prima Jakarta
juli 2002
0 komentar:
Posting Komentar