Sabtu, 16 Agustus 2014

Eksistensi Seni Shalawat Sebagai Media Dakwah (Studi Analisis Terhadap Seni Shalawat dalam Perspektif Dakwah Islam)


ABSTRAK
Perubahan kultural maupun sosial-keagaamaan merupakan bencana globalisasi yang ditandai dengan modernisasi. Salah satu efek dari modernisasi adalah pergeseran nilai. Untuk membendung pengaruh modernitas tersebut, maka diperlukan suatu tindakan yang dapat menggeserkan pengaruh budaya luar. Salah satu tindakan yang tepat adalah mensosialisasikan seni shalawat dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Hal ini karena, selain mengandung nilai ibadah, shalawat juga mengandung nilai dakwah Islam. Dalam penelitian ini, penulis ingin menemukan suatu analisa tentang hakikat kesenian Islam dalam tinjauan dakwah, karakteristik seni selawat dalam kesenian Islam dan peran seni selawat sebagai media dakwah Islam. Permasalahan tersebut penulis rangkum dalam skripsi ini yang berjudul “ Eksistensi Seni Shalawat Sebagai Media Dakwah (Studi Analisis Terhadap Seni Shalawat dalam Perspektif Dakwah Islam)”. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui secara teoritis peranan seni shalawat sebagai salah satu media dakwah Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu sebuah metode yang berusaha menganalisis suatu masalah dari teori-teori yang sudah ada dari buku-buku yang ada kaitannya dengan pembahasan, kemudian menuangkannya, menganalisa di dalam sebuah deskripsi.
Hasil analisa penulis adalah seni shalawat memenuhi karakteristik dakwah Islam, karena shalawat mengandung tiga unsur yaitu: pertama, seni shalawat mengandung nilai 'ibadah dan tasbih, karena di dalamnya berisikan ajaran Islam mengenai shalawat terhadap Nabi Saw dan syair-syair yang sarat dengan tasbih terhadap Allah SWT. Kedua, shalawat sesungguhnya mengandung nuansa kesejukan dan cerminan dari sikap keberagamaan seseorang atau suatu kelompok. Dengan sendirinya, seni shalawat memberikan identitas atas kehidupan kaum Muslimin, yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Ketiga, shalawat mengadung syiar-syiar agama.


 BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Sebagai salah satu hasil kebudayaan manusia dalam rangka mengaktualisasikan dan mengekspresikan pengalaman keindahannya, kesenian berperan sebagai media dakwah yang diciptakan oleh manusia berdasarkan apa yang terjadi dan terbentang di alam, yang selanjutnya menumbuhkan emosionalitas-imajinasinya.
2.      Seni shalawat merupakan benteng dalam upaya melestarikan kesenian Islam yang sesungguhnya, karena seni shalawat dapat menyatukan umat Islam dalam satu wadah kesenian yang sama dan tidak dilarang oleh agama.
3.      Sebagai salah satu media penyampaian dakwah Islam, seni shalawat mempunyai peran yang sangat signifikan dalam menciptakan perubahan pola kehidupan yang telah diwarnai oleh berbagai ketimpangan, karena seni shalawat mengandung tiga unsur yaitu; pertama: 'ibadah dan tasbih, kedua: nuansa kesejukan dan cerminan dari sikap keberagamaan seseorang atau suatu kelompok sehingga dengan sendirinya seni shalawat memberikan identitas atas kehidupan kaum muslimin, ketiga: shalawat mengadung syiar-syiar agama.
B.     Saran-Saran
1.      Sebagai Muslim kita harus mampu mengakulturasikan budaya luar sedemikian rupa agar tidak menyaingi kebudayaan Islam dan harus mampu memfilterisasi budaya luar agar kesenian Islam tidak tergeser oleh perubahan masa.
2.      Upaya mensosialisasikan shalawat ke dalam kehidupan masyarakat dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Karena shalawat sebagai seni juga dapat berfungsi sebagai media tarbiyah anak-anak. Dengan membiasakan anak-anak membaca shalawat, maka dengan sendirinya akan terbentuk satu komunitas yang memiliki indentitas yang unik dan bernilai.
3.      Kepada orang tua hendaknya membimbing putra-putri dengan memperkenalkan kesenian yang mendapat legalitas syari’at.
4.      Kepada kaum remaja hendaknya menajdikan seni shalawat sebagai bagian kesenian yang bernilai ibadah dalam kehidupan mereka, dengan cara menyemarakkannya baik melalui majelis taklim, surau, mesjid dan lembaga pedidikan.










0 komentar:

Posting Komentar