MESJID/MEUNASAH SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
Di GAMPONG
A.Latar Belakang
Masyarakat dimana pun menyadari bahwa pendidikan mempunyai arti penting
bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikanlah terbentuk manusia yang siap dengan
hasil kerja nyata. Dijalur non formal, pendidikan berlangsung dalam dimensi
kehidupan yang sangat luas. Berbeda jauh dengan pendidikan formal, yang terlalu
lama menggumuli teori, basis pendidikan non formal sekitar 80 persen justru
bertumpu pada praktek.
Islam sebagai agama universal (kaffah atau menyeluruh) ditakdirkan
sesuai dengan tuntunan tempat dan zaman. Ia sempurna sebagai sumber dari segala
sumber nilai. Didalam islam tersedia prinsip-prinsip dasar kesempurnaan,
prinsip yang tidak akan mengalami perubahan sedikit pun sepanjang sejarah umat
manusia.dan masjid merupakan sarana untuk pemahaman serta pendalaman berbagai
aspek keislaman tersebut.
Mesjid memang sarana penggemblengan jiwa, agar manusia cukup siap mengarungi
lautan kehidupan .artinya pendidikan non formal dapat dilakukan dimesjid. cakupan
pendidikan non formal jauh lebih luas dari sekedar format kelembagaan dalam
proses belajar-mengajar.di zaman Rasulullah saw, mesjid tempat berkompetisi
dalam arti positif. Mesjidlah ajang pengembangan ilmu pengetahuan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama, dan tempat transfer
of knowledge dari Rasulullah saw kepada para sahabat.
Dan tempat yang umum ditiap gampong selain mesjid disebut; Meunasah berasal
dari bahasa Arab yaitu madrasah yang berarti tempat belajar atau
sekolah. Memang meunasah mempunyai multi fungsi selain sebagai tempat
pendidikan dasar juga hampir sama fungsinya seperti mesjid yaitu karena mesjid
tidak berada disetiap gampong tetapi meunasah pasti ada disetiap gampong,jadi
meunasah juga berfungsi sebagai tempat sholat lima waktu dan masih banyak fungsi
kemasyarakatan lain nya.
Meunasah sebagai pusat pendidikan yang berada digampong adalah produk
dialektikal proses sejarah Aceh itu sendiri. tradisi pendidikan dimeunasah
merupakan tradisi yang di warisi masyarakat Aceh dari zaman kerajaan Aceh yang
merupakan suatu thesis dalam tradisi pendidikan di Aceh.
Sebagai usaha yang melembaga dari masyarakat ,maka pendidikan di Aceh yang
sangat asli adalah pendidikan yang dilaksanakan melalui lembaga meunasah dan
juga dayah.Meskipun dewasa ini di Aceh telah banyak lahir pusat pendidikan yang
baru, namun masyarakat masih tidak mau dengan serta merta melepaskan keberadaan
lembaga ini,dengan demikian semua orang tua mewajibkan anak-anak mereka belajar
dimeunasah atau dimesjid, semacam wajib belajar yang kita kenal pada waktu ini yaitu
compulsory education yang terdapat pada setiap negara yang telah maju.
B.Perumusan
Masalah
Dimana pun mesjid dan meunasah didirikan, fungsi dan peranan yang di
emban nya sama saja. Baik yang terdapat dikota-kota maupun di gampong-gampong.
masjid adalah tempat untuk beribadah .khususnya untuk mendirikan shalat yang
wajib ataupun sunat, namun disini kita akan membahas fungsi dan peranan mesjid
dan meunasah secara lebih terperinci.
Dan kita juga akan mengkaji
langkah-langkah yang efektif dan sistematis
untuk memakmurkan pendidikan dimesjid dan meunasah, karena kita tidak
bisa menutup mata bahwa masih banyak mesjid dan meunasah hanya dijadikan symbol
pelengkap atau legitimasi sebagai tempat ibadah mingguan seperti kegiatan
shalat jum’at.Dari hasil uraian diatas timbul beberapa permasalahan yang harus
kita kaji lebih dalam supaya kita menemukan solusi atau pemecahan masalah agar
mendapatkan jalan yang terbaik. permasalahannya ialah:
1) Bagaimanakah fungsi dan
peranan mesjid dan meunasah sebagai pusat pendidikan digampong? Dan
2) Apa saja langkah atau
upaya yang ditempuh untuk memakmurkan pendidikan dimesjid dan meunasah?
C.PembahasanMasalah
Mengelola mesjid dan meunasah di zaman ini sangat dperlukan ilmu dan
ketrampilan manajemen atau idarah mesjid. Pengurus harus mampu menyesuaikan diri dengan riak perkembangan
zaman..Idarah mesjid dalam pengertian pada garis besarnya dapat dibagi
dalam dua bidang:
- Idarah
binail maadiy( physical
management); dan
- Idarah binail
ruhiy (functional
management)
Namun disini kita akan membahas yang berkenaan dengan permasalahan kita bidang idarah binail ruhiy yaitu pengaturan
tentang pelaksanaan fungsi mesjid/meunasah sebagai wadah pembinaan/pendidikan umat juga sebagai pusat pembangunan umat dan
kebudayaan islam seperti dicontohkan rasulullah saw. Idarah binail ruhil
ini meliputi pengentasan kebodohan dan pendidikan akidah islamiyah,pembinaan
akhlaqul karimah, penjelasan ajaran islam secara teratur menyangkut;
- Pembinaan ukhuwah
islamiyah dan persatuan umat;
- Melahirkan fikhrul
islamiyah dan kebudayaan islam; dan
- Mempertinggi
mutu keislaman
Dan tujuan idarah
binail ruhiy adalah;
v Pembinaan pribadi-pribadi
kaum muslimin menjadi umat yang benar-benar mukminin seperti yang tertera dalam
Qs.Al-Anfal;72
v Pembinaan manusia mukmin
yang cinta ilmu pengetahuan dan bergairah kepada ilmu dan teknologi.
v Pembinaan muslimah menjadi
ma’ratun shalihatun.
v Pembinaan remaja atau
pemuda mesjid menjadi pemuda seperti yang di jelaskan dalam Qs Al-Kahfi; 13
v Pembinaan para sarjana
muslim seperti firman Allah dalam Qs Al-Mujadilah ;11
v Pembinaan pandangan hidup
muslim yang berwatak pengkaji.
v Membina umat yang giat
bekerja, rajin, tekun, dan disiplin;yang mempunyai sifat sabar,jihad dan takwa.
v Membangun masyarakat yang
mempunyai sifat kasih sayang, masyarakat marhamah, masyarakat bertakwa dan
masyarakat yang memupuk rasa persamaan. Seperti firman Allah dalam Qs
Al-Balad ; 17
v Masyarakat yang tahu dan melaksanakan
kewajiban menurut mestinya, masyarakat yang bersedia mengorbankan, tenaga, dan
pikiran untuk membangun kehidupan yang diridhai allah.
Dan kegiatan-kegiatan
pendidikan yang dipusatkan dimesjid dan meunasah yang ada digampong yang maksud
dan tujuannya untuk memakmurkan pendidikan adalah;
v Kegiatan pengajian buat
anak-anak biasanya di lakukan selepas magrib dan juga pengajian untuk remaja
putra/putri yaitu pengajian al-qur’an dan kajian kitab-kitab kuning dan
pengajian untuk bapak-bapak biasanya dilaksanakan 2 kali dalam seminggu,dan
juga pengajian untuk ibu-ibu biasanya setiap hari jum’at
v Menyelenggarakan
peringatan isra’ mi’raj dan maulidan dan khataman (syukuran bagi kanak-kanak
yang telah tamat baca al-quran) dan;
v Mengumpulkan dan membagi
zakat fitrah;
v Dan juga khitanan massal
di mesjid.
v Membentuk organisasi
remaja mesjid.
v Kegiatan pesantren kilat
yang di laksanakan pada bulan ramadhan yang di gerakkan oleh remaja mesjid.
Dan sekarang mesjid dan meunasah telah dikembang luaskan lagi fungsinya
yaitu sebagai tempat pendidikan yang bersifat formal seperti Taman Pendidikan
Anak (TPA) ataupun Raudhatul Athfal (RA) dan masih banyak lagi lembaga
pendidikan untuk anak-anak yang telah diakui oleh pemerintah.dan itu juga merupakan
salah satu sarana untuk memakmurkan
pendidikan dimesjid dan meunasah.
Pendidikan
dimesjid dan meunasah akan berjalan
dengan baik dan lancar ,karena didukung oleh tiga factor utama. Pertama factor
kesadaran orangtua,karena bertanggung jawab atas anaknya sejak dini, yang kedua
ialah factor masyarakat,karena masyarakat merasa bahwa lembaga pendidikan ini
adalah miliknya, dan disini belajar semua anak masyarakat tanpa terkecuali,
dengan tidak memandang status social dari setiap individu.faktor yang ketiga
ialah ibadah,pendidikan ini di anggap suatu ibadah wajib atas setiap muslim.
D.Kesimpulan
Dan kesimpulan yang kita ambil dari uraian di atas ialah pusat pendidikan mesjid dan
meunasah yang ada di aceh adalah tradisi aceh sejak zaman kerajaan Aceh dahulu.
Untuk memakmurkan pendidikan digampong adalah sistem manajemen dan pengelolaan
mesjid harus ada ilmu dan ketrampilan yang terencana dan strategis, agar maksud
dan tujuan untuk memakmurkan pendidikan digampong sesuai dengan yang
diharapkan.Dan fungsi mesjid dan meunasah sekarang sudah lebih berkembang
kearah yang lebih maju.Dan berjalannya proses belajar-mengajar di gampong
adalah berkat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.dan belajar adalah
kewajiban bagi setiap pribadi muslim tanpa mengenal batas usia, tempat dan
status social.
Daftar Pustaka
Drs. Moh E.Ayyub,Drs Muhsin Mk, H. Ramlan
Mardjoned, Manajemen Masjid, Gema Insani Press,Jakarta 1999.
Majelis Pendidikan Daerah Propinsi Daerah
Istemewa Aceh,Perkembangan Pendidikan Di Daerah Istimewa Aceh,1995.
Matullada, Ismuha, Baihaqi A.K,Abu Hamid,
Taufik Abdullah,ed,agama dan perubahan social,rajawali pers, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar