Rabu, 20 Agustus 2014

Peranan Guru dalam Pembinaan Akhlak dan Disiplin Siswa di SMP Negeri 1 Peureulak Barat


ABSTRAK


            Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan pendidikan agama Islam dalam upaya menarik realitas ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi di lingkungan SMP Negeri 1 Peureulak mengenai pembinaan akhlak dan disiplin siswa. Adapun format yang peneliti lakukan dalam penelitian ini bersifat deskriktif kualitatif sebagaimana keinginan peneliti melihat bagaimana perkembangan interaktif antara peranan guru dan siswa di lingkungan SMP Negeri 1 Peureulak.
            Perkembangan peranan guru dalam pembinaan akhlak dan disiplin siswa di SMP Negeri 1 Peureulak, menunjukkan tanda sekolah SMP Negeri 1 Peureulak memerlukan kontibusi positif dalam mempertahan berbagai program pembinaan akhlak dan disiplin siswa di lingkungan sekolah. Kenyataan ini dapat diamati dari sejumlah siswa SMP Negeri 1 Peureulak yang menunjukkan prilaku tidak sesuai dengan predikatnya sebagai siswa terlebih di luar lingkungan sekolah. Selain itu para guru SMP Negeri 1 Peureulak hampir sebahagian besar berorientasi menyelesaikan tanggung jawab mengajar saja di ruangan kelas, dan mengeyampingan upaya pembinaan secera bersama antara guru untuk meningkatkan akhlak dan disiplin di lingkungan sekolah, tetapi jika diamati pada posisi positif SMP Negeri 1 Peureulak masih ada sejumlah potensi kelebihan dan peluang yang dapat dijadikan strategi mencapai keberhasilan pembinaan akhlak dan disiplin siswa di lingkungan sekolah tersebut.
            Peranan guru dalam pembinaan akhlak dan disiplin siswa dapat ditingkatkan, dengan catatan setiap guru SMP Negeri 1 Peureulak mampu melakukan hal-hal berikut; a. Musyarathah, berjanji pada diri sendiri untuk membiasakan perbuatan baik dan membuang perbuatan yang buruk terlebih ketika melakukan proses pembelajaran di lingkungan SMP Negeri 1 Peureulak, b. Muraqabah, memonitor reaksi dan perilaku sehari-hari ketika bergaul sesama guru bahkan terhadap siswa sendiri, c. Muhasabah, melakukan perhitungan baik dan buruk yang pernah dilakukan baik ketika mengajar, memberikan pendapat, memutuskan kebijakan, serta mengarahkan siswa di lingkungan Smp Negeri 1 Peureulak, d. terakhir Mu’atabah dan Mu’aqabah, artinya jika seorang guru ketika melaksanakan pembinaan akhlak dan disipin siswa baik itu melalui nasehat, memberikan sanksilalu guru tersebut melanggar apa yang ia perbuat di hadapan siswa, menurut peneliti patutlah mengecam keburukan yang dikerjakan dan menghukum diri sendiri (sebagai hakim sekaligus sebagai terdakwa).
            Selanjutnya peranan para guru SMP Negeri 1 Peureulak selain dari pembenahan diri, juga harus mengoptimalisasikan berbagai konsep rumusan pembinaan akhlak dan disiplin siswa, secara berama-sama para guru melaksanakannya di lingkungan sekolah melalui materi, metode, strategi, dan evaluasi yang bersifat penyesuaian dengan permasalahan dan jalan pikiran atau cara pandang siswa ketika di dalam kelas atau di luar kelas khususnya mengenai bentuk-bentuk masukan pembinaan akhlak dan disiplin siswa dalam proses belajar mereka di lingkungan sekolah.
            Mengenai metode yang digunakan guru SMP Negeri 1 Peureulak yaitu metode ceramah (kognitif dan afektif), sikap (psikomotorik), sanksi-sanksi (kognitif, afektif dan psikomotorik). Juga mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan para guru SMP Negeri 1 Peureulak dalam pembinaan akhlak dan disiplin siswa, yakni: memberi ganjaran dan menumbuh suburkan nilai-nilai baik, secara terbuka dan kontinu menegakkan nilai-nilai yang baik dan menjauhkan nilai-nilai yang buruk, memberi kesempatan bagi siswa untuk memilih berbagai alternatif sikap dan tindakan, melakukan pilihan secara bebas setelah menimbang berbagai konsekuensi dari setiap pilihan dan tindakan, senantiasa membiasakan bersikap dan bertindak atas niat baik, dan tujuan-tujuan ideal, membiasakan bersikap dan bertindak dengan pola-pola baik, yang diulangi secara terus-menerus dan konsisten.
            Terakhir bagi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dengan berbagai peranannya wajib merumuskan serta mengeluarkan kebijakan yang berkaitan peningkatan pembinaan akhlak dan disiplin siswa dangan melihat potensi kelebihan dan peluang para guru-guru SMP Negeri 1 Peureulak.

BAB V
PENUTUP


1)      Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data yang dan hasil analisa yang peneliti
paparkan, maka dapat diambil kesimpulan:
1.      SMP Negeri 1 Peureulak telah menjalankan pembiaan akhlak dan disiplin siswa di lingkungan sekolah, tetapi belum menunjukkan upaya yang sistematis sehingga dibutuh beberapa muatan-muatan kontribusi untuk menutupi kekurangan itu, antara lain diperlukan adanya pendekatan integralistik sebagaimana seluruh organisasi SMP Negeri 1 Peureulak harus bertanggung jawab dalam pembinaan akhlak dan disiplin siswa seiring tujuan akhir dari program kerja harian,bulanan, tahunan yang telah dirumuskan melalui pengejewantahan dari visi dan misi SMP Negeri 1 Peureulak.
2.      Gambaran yang terlihat dari sejumlah siswa-siswi SMP Negeri 1 Peureulak mengenai bentuk kepatuhan mereka dalam mengikuti saran guru untuk berakhlak dan berdisiplin di lingkungan sekolah, mereka mengagumi gurunya bukan hanya kepintaran di bidang ilmunya, tetapi justru karena perilaku yang baik, bersikap ramah, adil dan jujur, serta menganggap diri guru tersebut sebagai sumber inspirasi yang dialogis dan akrab dengan menggunakan berbagai metode pembinaan akhlak dan disiplin siswa di ketengahan siswa-siswi untuk memahami kendala mereka kesehariannya.
3.      Upaya yang dilakukan para guru mewujudkan lingkungan SMP Negeri 1 Peureulak berbudaya akhlak dan berdisiplin harus melalui langkah-langkah, antara lain: memberi ganjaran dan menumbuh suburkan nilai-nilai baik, secara terbuka dan kontinu menegakkan nilai-nilai yang baik dan menjauhkan nilai-nilai yang buruk, membrikan kesempatan kepada siswa untuk memilih berbagai alternatif sikap dan tindakan, melakukan pilihan secara bebas setelah menimbang berbagai konsekuensi dari setiap pilihan dan tindakan, senantiasa membiasakan bersikap dan bertindak atas niat baik, dan tujuan-tujuan ideal, membiasakan bertindak dengan pola baik, yang diulangi secara terus menerus dan konsisten, dan akhirnya SMP Negeri 1 Peureulak danan berbagai kelebihan dan peluangnya dapat melahirkan siswa yang berwawasan sikap ideal baik dalam perilaku dan keberagamaan yang Islami.

2)      Saran     
Saran itu peneliti tuliskan dalam beberapa catatan antaralain sebagai
berikut:
1.      Kepada kepala sekolah serta wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Peureulak dengan berbagai bagian yang diperankan dapat mengeluarkan kebijakan sekolah yang dituntut memiliki visi dan misi yang jelas lalu direalisasikan dengan berbagai kegiatan untuk membina akhlak dan disiplin tersebut, dengan begitu, diharapkan SMP Negeri 1 Peureulak mampu menciptakan suasana lingkungan yang sehat dan turut membantu mengembangkan keperibadian siswa secara integral, sehat fisik dan mental, cerdas intelektual, emosional dan spiritual, serta memiliki iman, ilmu dan amal.
2.      Selanjutnya kepala sekolah serta seluruh wakil kepala sekolah dengan berbagai bagiannya dapat mewujudkan SMP Negeri 1 Peureulak mencapai tujuan akhir dari visi dan misi sekolah, dalam hal ini menghimpun unsur-unsur baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerjasama untuk mencapai pembinaan akhlak dan disiplin siswa di lingkungan sekolah. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah wajib merumuskan serta mengeluarkan kebijakan yang berkaitan peningkatan pembinaan akhlak dan disiplin siswa dengan melihat potensi kelebihan dan peluang para guru-guru SMP Negeri 1 Peureulak.
3.      Kepada seluruh dewan guru SMP Negeri 1 Peureulak turut menanamkan budaya yang relevan dengan syariat Islam dengan menbentuk paradigma berpikir siswa-siswi. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah sarat dengan nuansa ilmiah dan mengedepankan rasionalitas. Oleh karena itu, perlu ditekankan pemahaman terhadap siswa-siswi secara rasional akan pentingnya mengembangkan kebudayaan Aceh Timur khususnya Nanggroe Aceh Darussalam umumnya yang sesuai dengan ajaran Islam dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya luar semisal banyak memberikan sumbangan dengan perangkat budaya yang mereka bawa. Dengan pendekatan rasional, diharapkan paradigma siswa akan berbentuk sehingga membantunya untuk tetap mencintai budaya sendiri yang sesuai dengan ajaran Islam.
4.      Kepada seluruh dewan guru SMP Negeri 1 Peureulak menjalin kerjasama yang harmonis dengan orang tua. Sekolah akan mengalami kesulitan untuk membina akhlak dan disiplin siswa jika tidak mendapat dukungan dri orang tua. Bahkan orang tua/keluarga memiliki peranan penting untuk mendidik akhlak anak-anaknya, seban mereka adalah guru pertama yang mereka temui dalam hidupnya. Oleh karena itu, sejak awal mesti ada kontrak kerjasama antara sekolah dengan orang tua untuk memperhatikan akhlak dan disiplin siswa. Jika suatu waktu si anak bermasalah, harus diselesaikan dengan baik, hati yang jernih dan kepala dingin, bukan malah saling menuding, orang tua menyalahkan sekolah, sebaliknya sekolah menyalahkan orang tua.
5.      Kepada orang tua harus mendukung program sekolah dalam pembinaan akhlak dan disiplin siswa tersebut. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa sekolah dituntut untuk bekerjasama dengan orang tua. Maka orang tuapun harus melakukan kerja sama yang serupa. Program sekolah yang berkenaan dengan pembinaan akhlak dan disiplin siswa mesti didukung secara optimal. Ketika sekolah memberikan penilaian tentang rutinitas belajar di kelas, mengerjakan pekerjaan tugas rumah dan sebagainya, maka orang tua pun turut mengontrol kegiatan tersebut. Begitu pula kegiatan-kegiatan pembinaan akhlak dan disiplin siswa lainnya.
6.      Kepada siswa-siswi SMP Negeri 1 Peureulak harus melaksanakan kegiatn proses belajar mengajar di lingkungan sekolah dengan berbagai peraturannya atas dasar kesadaran diri sendiri, bukan karena penekanan-penekanan orang sekitarnya.
7.      Penelitian ini juga hendaknya dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya untuk mencari relevansi antara rumusan-rumusan pembinaan akhlak dan disiplin siswa di lingkungan sekolah umum, selanjutnya dapat dijadikan sebagai khazanah ke-Islaman terhadap berbagai konsep pembinaan akhlak dan disiplin siswa.
8.      Hasil penelitian ini yang penulis lakukan masih terkesan terbuka untuk diuji ulang dengan memakai pendekatan tolak ukur yang berbeda.

            

0 komentar:

Posting Komentar