Jumat, 15 Agustus 2014

Eksistensi Remaja Mesjid Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid


BAB SATU
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Allah Swt telah mengutuskan Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul penutup dengan membawa kitab suci al-quran sebagai mukjizat dan dijadikan pedoman bagi umat manusia. Di dalam al-Quran disebutkan agama yang diterima oleh allah Swt sesudah hari bangkit nanti (kiamat) adalah agama Islam. Islam merupakan agama yang sempurna dari pada agama-agama sebelumnya. Nabi Muhammad Swt merupakan pilihan Allah Swt untuk menyebar luaskan Islam sebagai agama yang benar. Allah Swt telah memberikan bukti dengan mukjizat-mukjizat dan ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril yang telah dibukukan menjadi Al-Quran al-karim.
Setelah Islam dikenal di jazirah arab maka berbondong-bondonglah orang-orang Arab memilih Islam sebagai agama. Pada awal Islam yang membantu Rasulullah dalam penyebaran dakwahnya adalah istri dan juga para sahabat-sahabatnya yang sangat terbatas. Salah satu tempat penyampaian dakwah Rasulullah  pada saat itu adalah mesjid sebagai tempat yang umum dan sentral bagi untuk melakukan dakwah kepada umat manusia.  
Kini dakwah juga ada sampaikan di mesjid-mesjid oleh lembaga yang khusus seperti khudbah jum’at, aktifitas remaja mesjid yang meliputi pengajian,memperingati hari besar Islam. Penyampain dakwah di mesjid model ini merupakan dakwah secara lisan.
 Dakwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai problematika yang kian kompleks.  Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris kehidupan manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki problematika hidup yang berbeda dengan masyarakat kontemporer yang cenderung materialistik dan individualistik. Begitu juga tantangan dan problematika dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang sesuai dengan tuntutan pada era sekarang.[1]
Globalisasi dunia telah melahirkan berbagai perobahan hidup dalam berbagai bidang dan inter-generasi. Perubahan tersebut berdampak positif sekaligus negatif, ia tidak hanya melanda perubahan gaya hidup generasi tua. Melainkan juga menghinggapi kalangan muda dan remaja sebagai salah satu populasi terbesar manusia didunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Sebagai populasi terbesar, maka posisi pemuda dan remaja sangat penting mendapat perhatian dari semua pihak ,baik pemerintah, ilmuan, maupun masyarakat. Diantara dampak negatif globalisasi dikalangan pemuda dan remaja adalah lahirnya prilaku menyimpang dan gaya hidup hedonis dan materialistik.  
Dalam komunitas muslim, remaja mesjid sebagai suatu kelompok yang tak terpisahkan dari remaja pada umumnya. Sebagai suatu kelompok, remaja mesjid memiliki sosio psikologis yang mewarnai perbedaan nuansa ciri-ciri tipikal yang dimiliki  dan melekat pada diri remaja pada umumnya. Antara lain, remaja mesjid merupakan kelompok yang mengakui , menerima dan ikut terlibat dalam beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh mesjid sebagai suatu lembaga.
Keberadaan organisasi remaja mesjid merupakan dinamika kegiatan keagamaan yang orientasi umumnya diarahkan kepada pengembangan dakwah. Hal ini karena, remaja mesjid sebagai bagian dari generasi muda mempunyai peranan yang cukup besar dan potensial dalam membina dan mengembangkan ajaran agama, khususnya terhadap kalangan remaja lainnya.
Potensi remaja mesjid jika dilihat secara kuantitatif, maka organisasi tersebut dapat berkembang luas. Hal ini karena hampir semua mesjid terdapat kelompok remaja mesjid yang jumlahnya berimbang dengan jumlah mesjid. Remaja mesjid terdiri dari para remaja yang berlatar belakang berbeda-beda, sejak dari tingkat pendidikan SMU-SLTP dan Perguruan Tinggi, bahkan ada anggotanya yang sarjana. Dengan potensi keanggotaan yang demikian, maka organisasi remaja mesjid merupakan salah satu asset dalam mengembangkan dakwah, khususnya sebagai sarana peningkatan dan pengamalan agama di kalangan remaja.
Remaja mesjid Al- Ikhlas di Desa Amud Mesjid kecamatan Geulumpang Tiga Pidie juga merupakan bagian dari suatu komunitas muslim yang dapat dijadikan sebagai mercusuar pengembangan dakwah Islam. Mesjid yang dibangun sejak tahun 1989 tersebut sudak membentuk organisasi remaja mesjid yang berbasis dakwah islamiyah.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana eksistensi remaja mesjid dalam mengembangkan dakwah islamiyah, khususnya aktifitas dakwah yang dikembangkan oleh remaja mesjid Al-Ikhlas Desa Amud Mesjid. 

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, permasalahan yang muncul dan menjadi objek kajian dalam karya ilmiah  ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana eksistensi remaja mesjid Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid?
2.      Bagaimana peran remaja mesjid dalam pengembangan dakwah?
3.      Bagaimana aktifitas dakwah remaja mesjid Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid?
C.    Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi kerancuan dan kesalahpahaman, penulis akan memberikan definisi operasional tentang istilah-istilah yang terdapat di dalam judul penelitian ini.
1.      Eksistensi
Eksistensi adalah keberadaan.[2] Eksistensi yang dimaksud oleh penulis di sini keberadaan atau peranan remaja mesjid dalam pengembangan dakwah Islam.
2.      Remaja Mesjid
Secara harfiah, remaja bermakna mulai dewasa.[3] Masa remaja (adolesense) dikaitkan kepada keseluruhan proses pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung relative lebih lama baik dalam aspek fisik, psikhologis, maupun aspek lainnya. Sedangkan kata mesjid Mesjid berasal dari kata sajada-sujud ,salah satunya bermakna “mengikuti”,maupun menyesuaian diri dengan ketetapan Allah,s.w.t yang berkaitan dengan alam raya (sunnatullah).[4] Arti mesjid itu sebenarnya tempat sujud,bukan hanya berarti sebuah gedung atau tempat ibadah yang tertentu.[5] Secara umum remaja mesjid diartikan sebagai kelompok individu yang mengakui, menerima dan ikut terlibat dalam beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh mesjid sebagai suatu lembaga.
3.      Pengembangan
Pengembangan adalah proses, cara atau perbuatan mengembangkan.[6] Pengembangan yang dimaksud oleh penulis di sisni adalah segala bentuk usaha yang ditempuh untuk mengembangkan atau menyerukan ajaran Islam kepada masyarakat.
4.      Dakwah
Dakwah adalah seruan untuk memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.[7] Selain itu dakwah juga diartikan sebagai proses penyelenggaraan aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW.[8] Menurut M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan dan ajakan kepada keinsyafan masyarakat.[9] Adapun dakwah yang dimaksud oleh penulis di sini adalah tindakan mengkomunikasikan ajaran Islam untuk mengubah manusia baik individu maupun kolektif.
D.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penulis membahas permasalahan “ Eksistensi Remaja Mesjid dalam Pengembangan Dakwah”  adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui eksistensi remaja mesjid dalam pengembangan dakwah
2. Untuk mengetahui perkembagan remaja mesjid
3.      Untuk mengetahui aktifitas dakwah remaja Mesjid
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai kajian keilmuan mengenai eksistensi remaja mesjid dalam pengembangan dakwah.
E.     Tinjauan Kepustakaan
Sejauh pengamatan penulis dalam melakukan peninjauan kepustakaan dan menelusuri seluruh koleksi di perpustakaan, baik dalam bentuk laporan penelitian maupun karya ilmiah lainnya mengenai esksistensi remaja mesjid, seperti dalam sebuah laporan penelitian tentang “ Keberadaan Remaja Mesjid dalam Konteks Aceh”, yang merupakan laporan penelitian Rita Nurasiah. Usmani Hasbi, dalam laporan penelitiannya yang berjudul ”Bkprmi dan Organisasi Pemuda Islam”.
Untuk melakukan penelitian ini dan mengungkapkan permasalahan juga didukung oleh referensi yang memadai yang terdapat dari koleksi perpustakaan yang tersedia, antara lain: buku Ilmu Dakwah,, buku Manajemen Masjid, buku dakwah Di Era Globalisasi, Strategi Dakwah Dalam Membentuk Da’i dan Khatib Profesional
F.     Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat studi lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif . Meskipun demikian telaah kepustakaan dan dokumen (library research) dalam batas-batas tertentu juga tetap dilakukan, terutama menyangkut dengan pengembangan dakwah, manajemen dakwah, dan ilmu komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang mendiskripsikan situasi atau kejadian-kejadian[10] dengan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang menggunakan untuk meneliti kondisi dan objek yang alamiah dan dilakukan penelitian oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.[11]
2.      Sumber Data
      Untuk mendapatkan data yang valid, penulis menggunakan sumber data sebagai berikut:
a.         Sumber data pustaka, yaitu penulis menggunakan sejumlah literatur yang mendukung penulisan ini, baik literatur primer maupun sekunder.[12] Literatur tersebut seperti buku-buku atau karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai sumber rujukan pembahasan ini, antara lain buku-buku tentang problematika remaja, manajemen pengelolaan mesjid dan juga buku-buku tentang ilmu dakwah.
b.        Sumber data lapangan, yaitu menggunakan sejumlah informasi dari informan yang diwawancarai sebagai sumber data. Selain itu penulis juga menggunakan hasil analisa dari sejumlah pengamatan langsung ke lapangan yang telah dirangkum dalam bentuk abstraksi.
3.      Teknik Sampling/ Purposive Sampling
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa sumber data lisan/ wawancara. Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka sampling bertujuan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul, tidak digunakan sampel acak tetapi digunakan sampel betujuan (purposive sampling).[13] Maka penulis tidak perlu menentukan jumlah nara sumbernya dan pengambilan data dari nara sumber tersebut akan berakhir apabila penulis merasa bahwa data-datanya sudah cukup. Pada penelitian ini, sumber data digunakan tidak dalam rangka mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya.[14]
4.      Teknik Pengumpulan Data
Untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.         Observasi yaitu pengamatan yang cermat terhadap objek yang diteliti untuk mengumpulkan data, selanjutnya penulis mencatat seperlunya. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan terhadap aktifitas remaja mesjid  di mesjid Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid Kecamatan Glp. Tiga Pidie. Instrument yang digunakan adalah lembar pengamatan yang akan memuat sejumlah data mengenai aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja mesjid tersebut.
b.        Wawancara yaitu mengadakan komunikasi langsung dengan informan guna memperoleh data-data yang relevan. Adapun informan yang diwawancarai adalah kepala desa, imam mesjid, ketua remaja mesjid, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Instrument yang digunakan adalah pedoman wawancara dan tape recorder.
c.         Telaah Dokumen yaitu  menelaah setiap bahan tertulis, berupa memo, pengumuman dan lain-lain. Dalam hal ini penulis menganalisis dokumen-dokumen yang terdapat di kantor secretariat mesjid Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid, diantaranya struktur organisasi, data statistik, dan lain-lain.
5.         Teknik Analisis Data
Semua data yang sudah terkumpulkan diolah satu persatu dan akan diterjemahkan dari bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan, namun diusahakan sedapat mungkin agar dapat menyampaikan maksud dari informan. Apabila data yang diperoleh berasal dari sumber tulisan atau pustaka, maka penulis akan mengklasifikasikan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Setelah semua data diolah, maka penulis akan menganalisa satu persatu data yang dikemukakan oleh mereka masing-masing.
6.         Teknik Penulisan
Untuk keseragaman penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang di terbitkan oleh STAI Al-Aziziyah Samalanga, tahun 2008.
7.      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan di Desa Amud Mesjid yang difokuskan di mesjid Al-Ikhlas. Penulis memilih mesjid tersebut sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa sudah membentuk organisasi remaja mesjid dalam kurun waktu yang lama dan melakukan berbagai aktifitas dakwah. serta pengetahuan penulis tentang lokasi penelitian tersebut karena penulis bertempat tinggal di desa tersebut sehingga dapat mengamati langsung segala kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh remaja mesjid Al- Ikhlas.



                [1] Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 3
[2] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hal. 288
[3] Ibid, hal.944
[4] Quraish shihab, Wawasan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan,1997), hal.459
[5].Nana Rukmana DW, Mesjid dan Dakwah, (Jakarta: 2002), hal.41
[6] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar….., hal. 538
[7] Ibid, hal. 232
[8] Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah Dalam Membentuk Da’i dan Khatib Profesional, Cet I, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 4
[9] M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Peran dan Fungsi Wahyu dalam Kehidupan, (Bandung: Mizan, 1995), hal. 55 sebagaimana dikutip dalam Enung Asmaya, Aa Gym Da’i Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, (Jakarta: Himah, 2004), hal. 28
[10] Soejono, Metode Penelitian, Cet II, (Jakarta: Rineka Cipta & Bina Adiaksara, 2005), hal. 21
[11] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 1997), hal. 3
[12] Literatur primer adalah buku atau tulisan karya pakar dan penulis yang orisinal (asli)
    Literatur sekunder adalah buku atau tulisan yang mengulas gagasan atau pikiran orang lain mengenai suatu topik dan ulasan mengenai hasil penulisan
[13] Lexy J. Moleong, Metodologi....., hal. 224
[14] Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Soaial-Agama, Cet II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),  hal.165

0 komentar:

Posting Komentar