BAB SATU
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah Swt telah mengutuskan Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul penutup
dengan membawa kitab suci al-quran sebagai mukjizat dan dijadikan pedoman bagi
umat manusia. Di dalam al-Quran disebutkan agama yang diterima oleh allah Swt
sesudah hari bangkit nanti (kiamat) adalah agama Islam. Islam merupakan agama
yang sempurna dari pada agama-agama sebelumnya. Nabi Muhammad Swt merupakan
pilihan Allah Swt untuk menyebar luaskan Islam sebagai agama yang benar. Allah
Swt telah memberikan bukti dengan mukjizat-mukjizat dan ayat-ayat yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril yang telah
dibukukan menjadi Al-Quran al-karim.
Setelah Islam dikenal di jazirah arab maka berbondong-bondonglah
orang-orang Arab memilih Islam sebagai agama. Pada awal Islam yang membantu
Rasulullah dalam penyebaran dakwahnya adalah istri dan juga para
sahabat-sahabatnya yang sangat terbatas. Salah satu tempat penyampaian dakwah
Rasulullah pada saat itu adalah mesjid
sebagai tempat yang umum dan sentral bagi untuk melakukan dakwah kepada umat
manusia.
Kini dakwah juga ada sampaikan di mesjid-mesjid oleh lembaga yang khusus
seperti khudbah jum’at, aktifitas remaja mesjid yang meliputi
pengajian,memperingati hari besar Islam. Penyampain dakwah di mesjid model ini
merupakan dakwah secara lisan.
Dakwah pada era kontemporer ini
dihadapkan pada berbagai problematika yang kian kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya
perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris kehidupan
manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki problematika hidup yang
berbeda dengan masyarakat kontemporer yang cenderung materialistik dan
individualistik. Begitu juga tantangan dan problematika dakwah akan dihadapkan
pada berbagai persoalan yang sesuai dengan tuntutan pada era sekarang.[1]
Globalisasi dunia telah melahirkan berbagai perobahan hidup dalam
berbagai bidang dan inter-generasi. Perubahan tersebut berdampak positif
sekaligus negatif, ia tidak hanya melanda perubahan gaya hidup generasi tua. Melainkan juga
menghinggapi kalangan muda dan remaja sebagai salah satu populasi terbesar
manusia didunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Sebagai
populasi terbesar, maka posisi pemuda dan remaja sangat penting mendapat
perhatian dari semua pihak ,baik pemerintah, ilmuan, maupun masyarakat. Diantara
dampak negatif globalisasi dikalangan pemuda dan remaja adalah lahirnya prilaku
menyimpang dan gaya
hidup hedonis dan materialistik.
Dalam komunitas muslim, remaja mesjid sebagai suatu kelompok yang tak
terpisahkan dari remaja pada umumnya. Sebagai suatu kelompok, remaja mesjid
memiliki sosio psikologis yang mewarnai perbedaan nuansa ciri-ciri tipikal yang
dimiliki dan melekat pada diri remaja
pada umumnya. Antara lain, remaja mesjid merupakan kelompok yang mengakui ,
menerima dan ikut terlibat dalam beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh
mesjid sebagai suatu lembaga.
Keberadaan organisasi remaja mesjid merupakan dinamika kegiatan keagamaan
yang orientasi umumnya diarahkan kepada pengembangan dakwah. Hal ini karena,
remaja mesjid sebagai bagian dari generasi muda mempunyai peranan yang cukup
besar dan potensial dalam membina dan mengembangkan ajaran agama, khususnya
terhadap kalangan remaja lainnya.
Potensi remaja mesjid jika dilihat secara kuantitatif, maka organisasi
tersebut dapat berkembang luas. Hal ini karena hampir semua mesjid terdapat
kelompok remaja mesjid yang jumlahnya berimbang dengan jumlah mesjid. Remaja
mesjid terdiri dari para remaja yang berlatar belakang berbeda-beda, sejak dari
tingkat pendidikan SMU-SLTP dan Perguruan Tinggi, bahkan ada anggotanya yang
sarjana. Dengan potensi keanggotaan yang demikian, maka organisasi remaja
mesjid merupakan salah satu asset dalam mengembangkan dakwah, khususnya sebagai
sarana peningkatan dan pengamalan agama di kalangan remaja.
Remaja mesjid Al- Ikhlas di Desa Amud Mesjid kecamatan Geulumpang Tiga
Pidie juga merupakan bagian dari suatu komunitas muslim yang dapat dijadikan
sebagai mercusuar pengembangan dakwah Islam. Mesjid yang dibangun sejak tahun
1989 tersebut sudak membentuk organisasi remaja mesjid yang berbasis dakwah
islamiyah.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji
dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana eksistensi remaja mesjid dalam
mengembangkan dakwah islamiyah, khususnya aktifitas dakwah yang dikembangkan
oleh remaja mesjid Al-Ikhlas Desa Amud Mesjid.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang
telah dikemukakan sebelumnya, permasalahan yang muncul dan menjadi objek kajian
dalam karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana eksistensi remaja mesjid
Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid?
2.
Bagaimana peran remaja mesjid
dalam pengembangan dakwah?
3.
Bagaimana aktifitas dakwah remaja
mesjid Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid?
C.
Penjelasan
Istilah
Agar tidak terjadi
kerancuan dan kesalahpahaman, penulis akan memberikan definisi operasional
tentang istilah-istilah yang terdapat di dalam judul penelitian ini.
1. Eksistensi
Eksistensi adalah keberadaan.[2]
Eksistensi yang dimaksud oleh penulis di sini keberadaan atau peranan remaja
mesjid dalam pengembangan dakwah Islam.
2.
Remaja Mesjid
Secara harfiah, remaja bermakna mulai dewasa.[3] Masa
remaja (adolesense) dikaitkan kepada keseluruhan proses pertumbuhan yang
terjadi atau berlangsung relative lebih lama baik dalam aspek fisik,
psikhologis, maupun aspek lainnya. Sedangkan kata mesjid Mesjid berasal
dari kata sajada-sujud ,salah satunya bermakna “mengikuti”,maupun menyesuaian
diri dengan ketetapan Allah,s.w.t yang berkaitan dengan alam raya
(sunnatullah).[4] Arti
mesjid itu sebenarnya tempat sujud,bukan hanya berarti sebuah gedung atau
tempat ibadah yang tertentu.[5]
Secara umum remaja mesjid diartikan sebagai kelompok individu yang
mengakui, menerima dan ikut terlibat dalam beberapa kegiatan yang diselenggarakan
oleh mesjid sebagai suatu lembaga.
3.
Pengembangan
Pengembangan adalah proses, cara atau perbuatan mengembangkan.[6]
Pengembangan yang dimaksud oleh penulis di sisni adalah segala bentuk usaha
yang ditempuh untuk mengembangkan atau menyerukan ajaran Islam kepada
masyarakat.
4.
Dakwah
Dakwah adalah seruan untuk memeluk, mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama.[7]
Selain itu dakwah juga diartikan sebagai proses penyelenggaraan aktivitas atau
usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf
dan tata nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan
Rasulullah SAW.[8] Menurut
M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan dan ajakan kepada keinsyafan
masyarakat.[9] Adapun
dakwah yang dimaksud oleh penulis di sini adalah tindakan mengkomunikasikan
ajaran Islam untuk mengubah manusia baik individu maupun kolektif.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penulis membahas permasalahan “
Eksistensi Remaja Mesjid dalam Pengembangan Dakwah” adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui eksistensi remaja
mesjid dalam pengembangan dakwah
2. Untuk mengetahui perkembagan remaja
mesjid
3.
Untuk
mengetahui aktifitas dakwah remaja Mesjid
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai kajian
keilmuan mengenai eksistensi remaja mesjid dalam pengembangan dakwah.
E.
Tinjauan Kepustakaan
Sejauh pengamatan penulis dalam melakukan peninjauan kepustakaan dan
menelusuri seluruh koleksi di perpustakaan, baik dalam bentuk laporan
penelitian maupun karya ilmiah lainnya mengenai esksistensi remaja mesjid, seperti dalam sebuah laporan penelitian
tentang “ Keberadaan Remaja Mesjid dalam Konteks Aceh”, yang merupakan laporan
penelitian Rita Nurasiah. Usmani Hasbi, dalam laporan penelitiannya yang berjudul ”Bkprmi dan Organisasi
Pemuda Islam”.
Untuk melakukan penelitian ini dan mengungkapkan
permasalahan juga didukung oleh referensi yang memadai yang terdapat dari
koleksi perpustakaan yang tersedia, antara lain: buku Ilmu Dakwah,,
buku Manajemen Masjid, buku dakwah Di Era Globalisasi, Strategi
Dakwah Dalam Membentuk Da’i dan Khatib Profesional
F.
Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat studi lapangan (field research) dengan menggunakan
pendekatan kualitatif . Meskipun
demikian telaah kepustakaan dan dokumen (library
research) dalam batas-batas
tertentu juga tetap dilakukan, terutama menyangkut dengan pengembangan dakwah,
manajemen dakwah, dan ilmu komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang mendiskripsikan
situasi atau kejadian-kejadian[10] dengan pendekatan kualitatif, yaitu
metode penelitian yang menggunakan untuk meneliti kondisi dan objek yang
alamiah dan dilakukan penelitian oleh orang atau peneliti yang tertarik secara
alamiah.[11]
2.
Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang
valid, penulis menggunakan sumber data sebagai berikut:
a.
Sumber data pustaka, yaitu penulis
menggunakan sejumlah literatur yang mendukung penulisan ini, baik literatur
primer maupun sekunder.[12]
Literatur tersebut seperti buku-buku atau karya ilmiah yang dapat digunakan
sebagai sumber rujukan pembahasan ini, antara lain buku-buku tentang
problematika remaja, manajemen pengelolaan mesjid dan juga buku-buku tentang
ilmu dakwah.
b.
Sumber data lapangan, yaitu
menggunakan sejumlah informasi dari informan yang diwawancarai sebagai sumber
data. Selain itu penulis juga menggunakan hasil analisa dari sejumlah
pengamatan langsung ke lapangan yang telah dirangkum dalam bentuk abstraksi.
3.
Teknik Sampling/ Purposive
Sampling
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
sumber data lisan/ wawancara. Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif,
maka sampling bertujuan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari
rancangan dan teori yang muncul, tidak digunakan sampel acak tetapi digunakan
sampel betujuan (purposive sampling).[13]
Maka penulis tidak perlu menentukan jumlah nara
sumbernya dan pengambilan data dari nara
sumber tersebut akan berakhir apabila penulis merasa bahwa data-datanya sudah
cukup. Pada penelitian
ini, sumber data digunakan tidak dalam rangka mewakili populasinya tetapi lebih
cenderung mewakili informasinya.[14]
4. Teknik Pengumpulan
Data
Untuk menjawab permasalahan
penelitian yang telah dirumuskan, digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.
Observasi yaitu pengamatan yang
cermat terhadap objek yang diteliti untuk mengumpulkan data, selanjutnya
penulis mencatat seperlunya. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan
terhadap aktifitas remaja mesjid di mesjid
Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid Kecamatan Glp. Tiga Pidie. Instrument yang
digunakan adalah lembar pengamatan yang akan memuat sejumlah data mengenai
aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja mesjid tersebut.
b.
Wawancara yaitu mengadakan komunikasi
langsung dengan informan guna memperoleh data-data yang relevan. Adapun
informan yang diwawancarai adalah kepala desa, imam mesjid, ketua remaja
mesjid, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Instrument yang digunakan adalah
pedoman wawancara dan tape recorder.
c.
Telaah Dokumen yaitu menelaah setiap bahan tertulis, berupa memo,
pengumuman dan lain-lain. Dalam hal ini penulis menganalisis dokumen-dokumen
yang terdapat di kantor secretariat mesjid Al- Ikhlas Desa Amud Mesjid,
diantaranya struktur organisasi, data statistik, dan lain-lain.
5.
Teknik Analisis Data
Semua data yang sudah terkumpulkan diolah satu persatu dan
akan diterjemahkan dari bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan, namun diusahakan
sedapat mungkin agar dapat menyampaikan maksud dari informan. Apabila data yang
diperoleh berasal dari sumber tulisan atau pustaka, maka penulis akan
mengklasifikasikan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Setelah semua data
diolah, maka penulis akan menganalisa satu persatu data yang dikemukakan oleh
mereka masing-masing.
6.
Teknik Penulisan
Untuk keseragaman penulisan skripsi ini, penulis berpedoman
pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang di terbitkan oleh STAI Al-Aziziyah
Samalanga, tahun 2008.
7. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian
ditetapkan di Desa Amud Mesjid yang difokuskan di mesjid Al-Ikhlas. Penulis
memilih mesjid tersebut sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa sudah
membentuk organisasi remaja mesjid dalam kurun waktu yang lama dan melakukan
berbagai aktifitas dakwah. serta pengetahuan penulis tentang lokasi penelitian
tersebut karena penulis bertempat tinggal di desa tersebut sehingga dapat
mengamati langsung segala kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh remaja mesjid
Al- Ikhlas.
[2]
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III,
(Jakarta : Balai
Pustaka, 2001), hal. 288
[3] Ibid,
hal.944
[4]
Quraish shihab, Wawasan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan,1997), hal.459
[5].Nana
Rukmana DW, Mesjid dan Dakwah, (Jakarta :
2002), hal.41
[6]
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar….., hal. 538
[7]
Ibid, hal. 232
[8]
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah Dalam Membentuk Da’i dan Khatib
Profesional, Cet I, (Jakarta :
Kalam Mulia, 2002), hal. 4
[9] M.
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Peran dan Fungsi Wahyu dalam
Kehidupan, (Bandung: Mizan, 1995), hal. 55 sebagaimana dikutip dalam Enung
Asmaya, Aa Gym Da’i Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, (Jakarta : Himah, 2004), hal. 28
[10]
Soejono, Metode Penelitian, Cet II, (Jakarta : Rineka Cipta & Bina Adiaksara,
2005), hal. 21
[11] Lexy J. Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 1997), hal. 3
[12]
Literatur primer adalah buku atau tulisan karya pakar dan penulis yang orisinal
(asli)
Literatur sekunder adalah buku atau tulisan
yang mengulas gagasan atau pikiran orang lain mengenai suatu topik dan ulasan
mengenai hasil penulisan
[13] Lexy J. Moleong, Metodologi.....,
hal. 224
[14]
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Soaial-Agama, Cet II,
(Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2003), hal.165
0 komentar:
Posting Komentar